Review Konica Pop EF-80: Kamera Analog Terbaik bagi Pemula?

Kevin Adhitya
Nyemplung Analog Bersama Secarikfilm
3 min readJun 15, 2020
Sumber: youla.ru

Halo teman-teman kembali lagi di Nyemplung Analog bersama Secarikfilm. Hari ini Kevin akan mengulas kamera saku analog bermerek Konica dengan jenis Pop EF-80 keluaran tahun 1996. Nah kebetulan kamera ini adalah kamera analog pertama yang pernah aku pake dan beli secara langsung. Untuk dapat membeli kamera ini aku merogoh kocek uang sebesar Rp. 275.000 tahun 2018 di lapakcirebonan. Kalau kalian pengen beli kamera analog bisa cek ig mereka langsung di @lapakcirebonan.

Dari segi penampilan, kamera ini sangat sederhana dengan warna hitam glossy di keseluruhan bodynya. Menurut style Konica ini sangat curvy, namun tidak licin saat dipegang. Selain itu, style ini sangat terasa jadulnya, dengan arah stylenya lebih ke era dekade 90-an akhir. Fiturnya juga sederhana dengan lensa plastik Konica bukaan 35mm F 10 khas focus free dilengkapi dengan satu buah lampu kilat otomatis dibagian kiri kamera. Saat kamera ini diluncurkan pada tahun 1996, ia diposisikan sebagai kamera low-entry level sehingga hal ini mencerminkan minimnya fitur oprek bagi fotografer yang lebih profesional.

Pengalaman selama enam bulan menggunakan kamera ini sangat menyenangkan. Sebagai seorang pemula dalam dunia analog, kamera sangat simpel dan mudah untuk dioperasikan. Kamera ini sama sekali tidak memiliki tombol aneh aneh yang dapat menyulitkan pengoperasian. Sehingga kamera ini cocok bagi pemula, ditambah dengan harganya yang relatif murah. Bahkan saya lebih merekomendasikan kamera ini jauh di atas kamera model Akica, Aikon, atau toycam merek kurang terkenal lainnya yang saya ragukan apakah mereka benar-benar dipakai orang pada zamannya.

Untuk mendapatkan hasil terbaik, kalian cukup membeli baterai AA dua biji + roll film fresh. Kebetulan saat saya memakai kamera ini saya memakai Fuji Superia 200 Expired 2015 dan Kodak Gold 200. Roll film tersebut plus lampu kilat yang diberikan akan sangat membantu penggunaan kamera anda di segala situasi baik pagi, siang, maupun malam. Berikut adalah contoh foto yang berhasil saya tangkap menggunakan Konica Pop EF-80 ini.

Fuji Superia 200 @Cups Kitchen & Cafe
Kodak Gold 200 @Four Points Bandung
Fuji Superia 200 @Simpang Dago

Nah cukup memuaskan ya hasil foto kamera saku ini. Sekarang aku mau ngasih tau kalian kekurangan yang dimiliki oleh kamera ini. Pertama, minimnya fitur oprek membuat kalian sulit bereksperimen dengan kamera ini. Terutama jika kalian ingin memakai film yang benar-benar expired seperti orang kere seperti yang saya lakukan (jangan lupa liat story saya sebelumnya tentang jenis film). Berikut adalah hasil foto menggunakan roll film DNP Centuria 200 expired tahun 2011.

lampu kilat bahkan sulit membantu karena bukaan lensa yang kecil
ini kondisi di sore hari padahal. dengan cahaya yang cukup pula

Kurang memuaskan sih untuk saya, ditambah lampu kilat yang tidak bisa diatur sesuai kemauan sendiri menyulitkan oprek-oprek di kamera ini. Kecuali anda adalah pegiat analog ulung yang bisa buka dan modif ini kamera, kalian akan kurang terpuaskan dengan kamera ini. But hey, harga kameranya kan murah.

Kesimpulannya, kamera ini cocok buat kalian yang pemula dan ingin mencari kamera yang benar-benar dipakai di era nya, merek terkenal, dan terjangkau harganya. Fitur yang cukup dan memudahkan penggunanya juga membuat kamera ini menarik untuk diambil. Sayangnya, minimnya fitur oprek sendiri dan lampu kilat otomatis menyulitkan pemakaian menggunakan film expired. Intinya buat kalian yang gamau ribet bisa nih ambil ini kamera. Nah sekian ulasan dari saya tentang kamera ini, tunggu lagi ulasan-ulasan saya selanjutnya.

--

--

Kevin Adhitya
Nyemplung Analog Bersama Secarikfilm

20. Anak HI. Suka Foto dan Dengerin Lagu Lo-Fi atau apa aja yang masuk ke telinga.