Payfazz ~ a UX Case Study

Rafie
Odama
Published in
4 min readMar 6, 2022

The Problem

Apakah anda pernah main ke mall atau pergi nonton bareng temen atau doi mu? Kamu ingin beli ini itu tanpa harus memikirkan sisa uang kamu? Tiba — tiba di akhir bulan sisa uang di tabungan tinggal recehan. Secara tidak sadar, kamu telah menghabiskan uang kamu.

Jika masa-masa itu pernah ada dalam kehidupan anda, saya disini datang dengan sebuah solusi berupa sebuah aplikasi pengelolaan keuangan anda. Aplikasi yang dapat memberi laporan bulanan, mingguan atau bahkan harian tentang keuangan anda. Aplikasi ini akan membantu para pengguna yang sering lalai ketika menggunakan uang.

Project Objective

Diadakanya case study ini bertujuan untuk menemukan sebuah solusi dari permasalahan diatas, dengan membuat sebuah aplikasi manajemen keuangan. Sehingga para pengguna aplikasi dapat dengan mudah mengatur keuangan dan mendapatkan laporan setiap harian, mingguan maupun bulanan.

Design Thinking Process

“If you want to build a product that’s relevant to people, you need to put yourself in their shoes.” Jack Dorse, Programmer, entrepreneur, co-founder of Twitter & founder of Square

Empathize

Pada tahap empati ini saya melakukan sebuah wawancara dan riset sederhana melalui akun instagram pribadi saya. Tahap empathize ini bertujuan untuk menemukan masalah, kebutuhan, dan keinginan pengguna ketika menggunakan aplikasi manajemen keuangan. Saya sudah melakukan wawancara dengan beberapa orang dengan usia antara 16–18 tahun. Saya mengajukan beberapa pertanyaan seperti berikut :

  • Apakah anda pernah menggunakan aplikasi manajemen keuangan sebelumnya?
  • Apakah anda pernah secara tidak sadar menghabiskan banyak uang?
  • Apa masalah anda ketika ingin mengatur keuangan?
  • Apa yang biasa anda lakukan untuk mengatur keuangan?
  • Apa fitur yang anda harapkan untuk aplikasi manajemen keuangan?

Define

Setelah melakukan tahap empathize, saya mendapatkan masalah yang sering dialami pengguna, kebutuhan pengguna, dan harapan pengguna seperti berikut :

Pain poin :

  • Sering tidak sadar menghabiskan banyak uang. Contoh ketika sedang hangout
  • Tidak mengetahui jumlah pasti pengeluaran tiap bulan
  • Kesulitan ketika ingin mengatur keuangan

Users need :

  • Pengguna dapat mendapatkan laporan keuangan setiap bulan
  • Adanya sebuah reminder ketika sudah terlalu banyak menghabiskan uang
  • Pengguna dapat melihat aktivitas keuangan melalui grafik

User wishes :

  • Pengguna dapat berkonsultasi dengan ahli finansial
  • Aplikasi yang terintegrasi dengan e-wallet, agar dapat memantau pengeluaran secara real time
  • Aplikasi bisa menjadi dompet digital (pengguna dapat melakukan transaksi pada aplikasi tsb)

Ideate

Setelah mengetahui masalah, kebutuhan dan keinginan para pengguna, selanjutnya saya melakukan langkah ideate. Saya mulai membuat user flow, low-fidelity dan high-fidelity design untuk aplikasi yang akan saya bangun.

User flow

Untuk memudahkan langkah selanjutnya, sebelumnya saya membuat sebuah user journey/user flow untuk mendapatkan gambaran alur penggunaan aplikasi ini. Dibawah ini merupakan user flow yang telah saya buat

Low-fidelity design

Setelah membuat sebuah user flow, langkah selanjutnya yang saya lakukan adalah membuat sebuah low-fi design/wireframe untuk kerangka desain aplikasi yang akan saya bangun. Berikut adalah wireframe dari aplikasi Payfazz

High-fidelity design

Dilangkah sebelumnya saya sudah membuat sebuah wireframe dari aplikasi Payfazz. Dan langkah yang saya lakukan selanjutnya adalah membuat high fidelity design. Dibawah ini merupakan hasil UI design telah saya buat.

Conclusion

Karena keterbatasan waktu, research didasarkan pada pengalaman pribadi saya dan sejumlah kecil data hasil research. Research dan analisa yang lebih mendalam sangat diperlukan untuk menghasilkan aplikasi yang benar-benar dibutuhkan oleh banyak orang.

Dalam proses pembuatan studi kasus ini masih memiliki banyak kekurangan seperti :

  • Tidak adanya prototype. Prototype bisa sangat membantu kita ketika akan mengkomunikasikan hasil desain kita ke developer, selain itu prototype juga bisa digunakan untuk user testing.
  • Tidak adanya user testing untuk mengetahui apakah aplikasi kita berfungsi dengan baik.

Terimakasih sudah membaca sampai akhir. Semoga bermanfaat.

Jangan lupa follow kami di:

📷 Instagram: https://www.instagram.com/odamastudio/

🏀 Dribbble: https://dribbble.com/odamastudio

Behance: https://www.behance.net/odamastudio

--

--