Hello My Self, Isn’t it Fun?

Khatmil Iman
Omah Aksara
Published in
2 min readJan 11, 2019

--

sumber

Ingatan adalah sebuah perangkat di dalam diri yang sama sekali tidak bisa kau setel. Suatu saat ia benar-benar tak mau datang padahal teramat dibutuhkan. Atau ia akan datang secara tiba-tiba untuk membawa ke sebuah tempat yang asing. Seperti saat ini, ia membawaku kepada seorang kawanku, namanya Ry, seseorang yang hidup dengan dirinya sendiri. Ry tidak bermaksud egois, memang hanya karena Ry dibekali kemampuan sosial yang buruk. Itu saja. Namun ketika mengingat Ry, aku malah iri. Sebab ia bisa melakukan hal yang disukai dan dimaui tanpa harus terganggu orang lain. Suatu kali, dengan mudah ia memutuskan untuk bersepeda keliling Indonesia, membawa sepeda Federal keluaran tahun ’90-an. Dia tidak mengemis-ngemis agar bisa hidup selama perjalanan seperti cerita perjalanan petualangan aneh lainnya. Maksudku, dia tidak mengajukan proposal kepada perusahaan yang mendukung perjalanannya, tetapi menggerogoti idealismenya. Seluruh biaya hasil kerja kerasnya sendiri. Sehingga ia terbebas dari kontrak apapun.

Aku bersama Ry, juga dua belas teman lainnya, pernah melakukan ekspedisi kecil-kecilan menyelusuri pesisir pantai dan memetakan potensi-potensi sumber daya alamnya, sebagai data untuk kami simpan sendiri. Di akhir perjalanan, kami sedikit merayakannya dengan minum anggur dan memakan daging ayam hutan yang dibakar. Kami duduk mellingkar seperti perayaan pada umumnya. Bergiliran mengucapkan kalimat-kalimat petuah. Masing-masing dari kami dengan membosankan akan mengucapkan rasa sayangya kepada orang yang spesial. Atau semacam terimakasih kepada kalian yang telah membuat perjalanan ini berhasil…. Bla bla bla…. Tetapi tidak dengan Ry, sembari mengacungkan gelas anggurnya, dia mengucapkan salam kepada dirinya sendiri. “Hello my self, isn’t it fun?” katanya, kemudian ia tertawa.

Dasar manusia yang selalu ingin tahu, jauh setelah perayaan itu, aku menyinggung peryataan Ry. Ia enteng menjawab karena memang ia tak punya siapapun. Betapa bodohnya aku masih bersikeras memojokkannya, kenapa tidak kepada bapakmu atau ibumu, berkat spermanya dan sel telurnya maka kau ada di dunia. Ia enteng menjawab tidak kepikiran. Alangkah indah hidupnya.

Aku iri pada Ry. Beberapa detik lalu. Sebelum sampai sekarang, ketika aku menuliskan sekelumit cerita sok tahuku tentangnya. Ketika aku merasa sendiri dan selalu diremehkan, aku meminjam kalimatnya, untuk kusampaikan pada diriku sendiri: HELLO MY SELF, ISN’T IT FUN?

--

--