Hidung Yang Menjengkelkan

Muhammad Ihsan
Omah Aksara
Published in
2 min readFeb 1, 2019
Sumber gambar dari sini

Katakanlah, aku memiliki hidung yang menjengkelkan. Bentuknya biasa saja, tak masuk dalam kategori hidung mancung ataupun hidung pesek. Biasa saja, tak juga memiliki lubang hidung yang besar khas orang-orang pegunungan, mungkin memang agak kecil, tapi masih tergolong biasa saja. Walau sebenarnya tak ada ukuran pasti untuk standar hidung yang baik itu seperti apa. Beberapa hari yang lalu, ada pori-pori yang tersumbat di kulit hidungku, jika diperhatikan lebih dekat, ada semacam tonjolan kecil-kecil dengan ujung putih diatasnya. Jika aku pecahkan dengan kuku rasanya sakit, lalu mengeluarkan cairan putih mirip dengan jerawat. Beberapa ada yang warnanya hitam, aku tak tahu sebabnya. Mungkin ada yang membusuk disana, atau mungkin kuman-kuman sedang membakar sampah lalu lupa membersihkan abunya, aku tak tahu juga pastinya. Ketika aku tanya mama, ia bilang, “itu namanya komedo, Nak!” “Hah, komodo? Kodomo? Dokomo?” Aku menimpali. Entah kenapa muka mamaku memerah, lalu ia pergi begitu saja. Aku kesal dengan hidungku, dua hari yang lalu ia kutempeli plester hitam yang kemudian setelah aku rekatkan disana, aku tarik dengan cepat. Aku ingat adegan ketika Jerry merekatkan plester ke tubuh Tom, kemudian ia tarik dengan kencang, lalu bulu Tom ikut tercabut semua. Itu lucu. Tapi hidungku tidak, ia malah semakin merah, aku semakin kesal. Kemarin ia kupenceti dengan kuku, bukannya tambah baik, tonjolan kecil itu malah semakin besar, kotor dan melukaiku. Aku kesakitan. Akibatnya hari ini aku tak jadi bertemu pacarku karenanya, tadi aku juga langsung pulang dari sekolah ketika guruku memergokiku melamun dan menggunakan buku pelajaran untuk menutupi hidungku. Aku lari dari sekolah sambil menangis. Hampir saja aku tertabrak mobil. Tapi mungkin karenanya juga, aku tak jadi bertemu dengan malaikatku. Ah sial sekali.

--

--