Semuanya Salah Kemacetan

Khatmil Iman
Omah Aksara
Published in
3 min readMar 22, 2019
sumber

Terik matahari sore masih menghajar manusia-manusia di bumi — sebenarnya tidak terlalu panas, terkadang kalimat pertama itu berlebihan, hanya saja kemacetan ibukota provinsi Jogja yang membuatnya lebih panas dari yang sebenarnya. Tidak terkecuali Bambang yang mengendarai motor dari kampusnya menuju supermarket tertua di Jogja. Semalam tanpa sengaja ia membuat lubang di kasur angin kawannya; ia dengan asyik memainkan sebuah game sambil merokok, perasaannya telah meletakkan rokok dengan benar di asbak yang ternyata tidak dan batang rokok itu menggelinding bersembunyi di bawah kasur. Masih sebal karena kalah tiba-tiba saja badannya terjatuh, busss. Angin menghembus. Kasur menjelma jadi matras. Kalau saja itu tak terjadi, ia tak bakalan repot membeli lem segala dan langsung balik ke kos. Salah besar membandingkan waktu 15 menit antara berada di kasur dan jalanan saat jam pulang kerja. Apalagi perihal memilih jalan. Ya, memilih jalan. Dari satu tujuan yaitu supermarket, sebelum benar-benar tiba, Bambang disediakan dua pilihan paling membingunkan. Pertama, sebuah jalan alternatif yang memutar lebih jauh tapi tak ada kemacetan. Kedua jalan biasa yang biasanya macet parah tapi lebih dekat. Sambil memuntir gas, Bambang memikirkannya hingga kepalanya hendak pecah. Kalau sudah begitu, apapun yang dilakukannya akan segera ia hentikan; maka ia menepi dan duduk di trotoar dan merokok. Sesaat hampir buntu ia teringat sebuah buku tentang metodologi manajemen: Scrum. Bambang membaca bab pertama yaitu sejarah scrum, dan menjelang bab kedua ia berhenti karena sejenak ia teringat Marie Kondo. Ia membuka Youtube dan menontonnya acak. Dari satu video ke video yang lain. Sedikit demi sedikit dia tahu yang harus dilakukan.

Segala sesuatu yang tak jelas menurut scrum harus ditiadakan, batin Bambang, sedangkan menurut Mbak Kondo segala sesuatu yang tak berguna dibuang saja. Maka Bambang segera memilih jalan alternatif. Ia menginjak rokok kedua yang masih tersisa setengah dan menaiki motor, memakai helm, memutar kunci. Tapi saat hampir menginjak pedal mesin ia kepikiran. Sebenarnya dua metode tadi tak berhubungan…. Anjing. Bambang mengumpat kepada dirinya sendiri lalu duduk kembali dan memantik rokok yang telah diinjaknya. Ia membuka lagi gawainya. Memeriksa kembali kedua metode secara lebih detail. Memang nggak nyambung, dasar tolol. Kali ini kepalanya benar-benar pecah. Bambang tetap terhenti pada dua pilihan jalan. Sedangkan kandung kemihnya kini mulai mengembang; ia ingin kencing. Rasa-rasanya Bambang ingin pulang saja. Ia akan mempelajari kedua metodologi itu untuk esok kembali lagi dengan variabel yang sama. Meskipun jauh di lubuk hatinya, Bambang ingin tetap memilih satu jalan. Satu jalan saja.

“Aku tidak boleh menyerah! Hah!” Bambang menjerit. Menarik perhatian orang yang berhenti di traffic light dua puluh meter dari tempat duduknya. Ia tidak peduli, karena perasaan marah dan jengah telah memenuhi dirinya.

Ia kencing di balik pohon. Menyelesaikan satu masalah lainnya.

“Sebentar,” Bambang ngomong sendiri, sembari mengibaskan penisnya, “ambil scrum saja dan katakanlah aku harus meniadakan ketidakjelasan.” Ia mengangguk-angguk untuk sesaat ngomong lagi, “dan aku harus memilih jalan pintas karena jelas nggak macet, meskipun lebih jauh. Oke? Oke.”

“Tetapi,” kata Bambang usai menghembuskan asap, “siapa yang bisa menjamin kalau misal ada kecelakaan di jalan yang kupilih sehingga malah macet parah dan di jalan biasanya malah nggak macet?” Tik tok tik tok tik tok, suara detik jam beker seolah menghampar mengalahkan suara deru mesin yang berlalu-lalang.

“Ting!” sebuah lampu bohlam menyala di depan keningnya.

“Google Maps! Ya! Google Maps!” buru-buru Bambang membukanya dan mengetik direction, dari lokasinya menuju supermarket. Ketika sudah lengkap mengisi dan tinggal menunggu jawaban, jawaban yang tak kunjung muncul dan hanya berputar-putar sebuah SMS masuk dan muncul di notifikasi pop up. Isinya: maaf, sisa kuota internet anda telah habis, segera lakukan isi ulang dan membeli promo paket internet yang tersedia sebelum kehabisan!

--

--