Kenapa tidak bersuara?

Dasapta Erwin Irawan
Good Science Indonesia
2 min readJun 11, 2019

Buat yth ibu/bapak GB yg ada di jejaring FB saya. Kenapa GB? Karena kelompok ini adalah kelompok tertinggi dalam tingkatan pengajar pendidikan tinggi di Indonesia. Suaranya pasti lebih didengar oleh Pembuat Kebijakan.

Gambar di atas adalah cuplikan perbandingan antara Plan S dan Amelica. Plan S adalah strategi Uni Eropa utk memperluas akses pengetahuan. Amelica adalah strategi dari Amerika Latin. Lihat yang biru. Kondisi pendidikan tinggi di Amerika Latin mestinya lebih sesuai dengan kondisi di Indonesia. Bandingkan program mereka dengan program warna jingga dari kelompok negara yang sudah lebih “berada”. OA atau open access atau akses terbuka, yang bisa diterjemahkan lebih luas sebagai bagian dari Demokratisasi Pengetahuan, memang tidak perlu dihubungkan dgn APC tinggi dst dst, seperti yang dikemukakan Plan S.

Sementara itu apa yang terjadi Indonesia? Kita ingin meningkatkan kualitas riset dan publikasi dengan melanggan Scopus, WoS, juga menempatkannya sebagai instrumen penilaian. Apakah relevan? Kita semua juga tahu, tidak relevan kan jawabnya… Riset di lebih dekat ke hulu, publikasi ada di hilir dan indeksasi ada di dekat muara ke laut.

Kalau memang demikian, kenapa ibu/bapak tidak bersuara?

Kami … sudah. SETIAP PAGI… di setiap kesempatan yang ada, dengan cara-cara yang kami bisa.

Bagaimana mengadopsi akses atau sains terbuka?

Seperti Aa Gym sering bilang, mulai dari diri sendiri. Begini caranya https://medium.com/open-science-indonesia/tiga-cara-mudah-menjadi-terbuka-6c59d6261178?source=linkShare-4a80347c75a5-1560209020

Dan setidaknya kalau punya makalah baru terbit, lakukan ini https://medium.com/open-science-indonesia/template-memajang-makalah-di-medsos-190c228dd86a?source=linkShare-4a80347c75a5-1560209060. Kenapa ini penting? Because frankly, nobody cares about the JIF and Q, except for you and the promotion team.

Sekali lagi lihat kotak biru Amelica. Pls wake up and smell the (black) coffee. Yang HEBAT, inisiator Amelica adalah seorang perempuan, bernama Arianna. Jadi mungkin ibu GB bisa lebih berperan di sini.

Menanggapi isu sains terbuka, Ibu bapak di dikti sering juga bilang, “kami kan juga menangani infrastruktur, SDM, dll”.

Benar dan bagus sekali.

Kenapa tidak sekalian hapus regulasi yang memberikan posisi lebih tinggi untuk indeksasi tertentu. Tidak relevan dengan misi ibu dan bapak sendiri, KECUALI misi menyediakan fasilitas pencarian informasi yang luas bagi dosen dan peneliti. Kalau untuk misi itu, tidak ada masalah.

Pasti lebih mudah kan, menghapus satu atau dua point regulasi, daripada merancang kegiatan meningkatkan kualitas infrastruktur dan SDM.

Kami jadi teringat UU No 7 Tahun 2004 tentang SDA yang demikian mudahnya dihapus, sehingga berakibat regulasi nasional sampai kab/kota ikut hilang.

Indeksasi sebagai indikator kualitas adalah mitos, seperti halnya Journal Impact Factor. Sudah ada pula makalah yang ditulis orang non Indonesia membahas sembilan mitos lainnya dalam publikasi ilmiah.

Tidak punya waktu membaca lengkap? Jangan khawatir saya sudah buatkan ringkasannya satu halaman saja. Kalau tidak punya waktu juga, ya keterlaluan 😁 https://medium.com/open-science-indonesia/template-memajang-makalah-di-medsos-190c228dd86a?source=linkShare-4a80347c75a5-1560209060.

Selamat beraktivitas.

--

--

Dasapta Erwin Irawan
Good Science Indonesia

Dosen yang ingin jadi guru | Hydrogeologist | Indonesian | Institut Teknologi Bandung | Writer wanna be | openscience | R user