Keuntungan OA menurut Springer- Nature

Dasapta Erwin Irawan
Good Science Indonesia
2 min readMar 16, 2021
Sumber salindia promosi baku Springer Nature

Komentar kami

Point 1: Fulfill funder or institutional mandates

Belum ada kampus yang memandatkan/mengharuskan warganya untuk mempublikasikan risetnya secara Open Access (OA). Yang selalu ditekankan adalah “Reputasi” jurnal berdasarkan kuartil scimago atau JIFnya. Jadi bahan promosi SN tidak (belum) relevan di Indonesia. Ketika pemerintah telah memandatkan OA pun, ada ribuan jurnal OA lainnya yang dapat menjadi tujuan publikasi.

Point 2: Increase accessibility to your findings

Sebenarnya seluruh makalah yang diunggah daring akan dapat ditemukan oleh mesin pencari. Pertanyaan berikutnya adalah ketika makalah ditemukan apakah dapat diakses (diunduh) atau tidak. Tanpa Springer Nature (SN) pun, kita dapat menerbitkan makalah secara OA dengan tingkat ketercarian (discoverability) yang sama dengan ketika makalah itu terbit di SN. Apakah Indonesia adalah titik panas jurnal OA dunia.

Point 3: Increase the number of downloads of your article

Kalau makalahnya bagus dan relevan dengan pembaca ya pasti akan diunduh. Tidak perlu harus terbit di SN agar makalah tinggi jumlah pengunduhnya. Lagipula jumlah unduhan dapat dengan mudah dimanupulasi. Dengan kecanggihan teknologi html sekarang, sebenarnya makalah tidak perlu diunduh, dibaca saja secara langsung secara daring.

Point 4: Allows you to retain the copyright of your work

HKI akan tetap di tangan penulis ketika ia menerbitkan makalah di jurnal manapun yang OA. Mayoritas jurnal OA (dalam dan luar negeri) sudah menerapkan lisensi Creative Commons yang menetapkan HKI tetap di tangan penulis. Jadi tidak terbit di SN pun, penulis makalah dapat tetap memiliki HKInya secara penuh.

Point 5: Published quickly online

Kalau ini pastinya akan sangat tergantung kepada kualitas manuskrip. Kalau makalahnya bagus, tidak mendapatkan catatan berat dari para peninjau ya pasti dapat segera terbit. Tidak harus di SN. Di Indonesia makalah terbit terlalu cepat malah bisa diragukan kualitasnya.

Point 6: Fewer restrictions on words and figure limits

Setiap jurnal, bahkan yang dikelola penerbit yang sama, dapat memiliki ketentuannya masing-masing. Jadi tidak perlu terbit di SN agar dapat bebas menulis panjang lebar.

--

--

Dasapta Erwin Irawan
Good Science Indonesia

Dosen yang ingin jadi guru | Hydrogeologist | Indonesian | Institut Teknologi Bandung | Writer wanna be | openscience | R user