Subyektif

Dasapta Erwin Irawan
Good Science Indonesia
1 min readNov 5, 2021

Beginilah kalau sedang asyik nulis.

Alaaaah.

Tapi yang perlu diwaspadai adalah bias reviewer. Jadi jangan pula mati-matian membela proes reviewing adalah proses yang obyektif. Salah besar. Reviewing adalah proses yang subyektif.

Bagaimanapun orang yang biasa merasakan empuknya sedan, pasti akan bilang kalau naik LCGC tidak enak.

Begitu pula yang biasa naik LCGC pasti bilang naik angkot tidak enak.

Padahal naik yang manapun bisa sampai juga ke tujuan.

Mereka akan bilang kalau penelitian anda tidak punya dampak signifikan.

Kenapa?

Karena mereka pasti menggunakan persepsi mereka tentang dampak yang signifikan (perceived impact). Persepsi ini pasti berbeda-beda. Itu kenapa reviewer harus lebih dari satu orang. Tapi tetap saja bisa menghasilkan keputusan penolakan yang sama kalau dua orang ini sama-sama berasal dari lingkungan yang sama, yaitu para pemakai sedan.

Menurut mereka Anda harus pakai sedan juga seperti mereka, sementara Anda hanya bisa naik angkot.

Tapi jangan lupa, mereka juga korban. Sedan juga ada berbagai macam dan merek. Merekapun bersaing.

Jadi jangan bilang proses reviewing obyektif.

--

--

Dasapta Erwin Irawan
Good Science Indonesia

Dosen yang ingin jadi guru | Hydrogeologist | Indonesian | Institut Teknologi Bandung | Writer wanna be | openscience | R user