Tentang MDPI

Dasapta Erwin Irawan
Good Science Indonesia
2 min readJun 16, 2020

Baru-baru ini Penerbit MDPI ramai dibicarakan di Twitter tidak hanya oleh peneliti dari selatan (global south) tapi juga peneliti dari belahan utara (global north) yang jauh lebih maju gara-gara mereka mengutamakan “top scholar” dari negara berkembang untuk mendapat “waiver APC” dalam penerbitan salah satu “special issue” tentang WASH, program terkait akses air bersih. MDPI sedang sibuk menelaah kasus ini. Walaupun mereka bilang, kebijakan di atas bukan kebijakan mereka, tapi itu telah terjadi.

Kemudian saya berpikir, peneliti-peneliti dari utara (bule) saja memasalahkan ini, sementara kita tahu bersama, seringkali negara-negara selatan (termasuk Indonesia) sendiri membuat peraturan sejenis untuk rekan-rekan sesama WNI.

Istilah “top scholar” setara bahkan sama dengan “indeks H Scopus”. Hanya orang-orang tertentu yang dibolehkan mengikuti hibah tertentu atau acara tertentu. Semua dinyatakan dalam kerangka kualitas dan reputasi. Kalau anda tidak punya indeks H Scopus tertentu, maka anda minggir tanpa dilihat lagi apa yang anda tulis atau bicarakan. Anda tidak akan memenuhi kriteria pangkat tertentu kalau belum memiliki tulisan di jurnal A,B,C. Kalau untuk banyak kejadian lain, misal: pemisahan tempat parkir untuk pemilik motor/mohil tertentu, pemisahan barisan tamu pernikahan menurut kelas tertentu, dengan cepat dinilai sebagai diskriminasi, nah apa yang terjadi dengan MDPI dan regulasi-regulasi sejenis tidak lebih dari itu. Bukan agar semangat berkompetisi makin tinggi, diskriminasi. Tidak lebih.

Parahnya publik mengamini. Dan makin banyak generasi peneliti muda dan super muda yang setuju dengan konsep tersebut. Berputar di reputasi dan kualitas internasional ramai dihadiri kelompok peneliti muda.

Maka legendapun berlanjut…

Gambar di bawah ini sangat relevan untuk menunjukkan masalah kita (saya, anda, mereka). Mari kita pikirkan bersama atau pilihan lain adalah hanyut dan tenggelam bersama.

Oya. Jangan lagi anda memberi nasihat kepada putra-putri “untuk tidak menilai orang lain dari penampilannya”, karena anda semua melakukannya sehari-hari.

Selamat kepagian.

--

--

Dasapta Erwin Irawan
Good Science Indonesia

Dosen yang ingin jadi guru | Hydrogeologist | Indonesian | Institut Teknologi Bandung | Writer wanna be | openscience | R user