Catatan Forum Masyarakat: Pelatihan Community Development

Opini Lilienthal
Opini Lilienthal
Published in
3 min readOct 27, 2018

M. Daffa Robani, M. Thariq, Naufal M. Farras. Anggota Biasa Keluarga Mahasiswa Teknik Penerbangan ITB

Jumat kemarin, 26 Oktober 2018, Kabinet Keluarga Mahasiswa ITB mengadakan forum masyarakat yang bertajuk, “Pelatihan Community Development”. Syukur, kami sebagai perwakilan KMPN ITB dapat mengikuti pelatihannya. Di saat bermasyarakat menjadi salah satu perhatian kami saat ini, datang kesempatan seperti ini. Sayang sekali rasanya jika semangatnya sudah terus ditumbuhkan namun tidak dibersamai dengan peningkatan ilmu yang dimilikinya.

Pelatihan kemarin diisi oleh Kang Tizar Bijaksana, Presiden Kabinet KM ITB 2011/2012, Dosen Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) ITB. Kang Tizar memulainya dengan mengenalkan tiga klasifikasi dari sekumpulan manusia. Yang pertama, crowd, sekumpulan manusia yang berada di tempat dan waktu yang sama. Yang kedua, group, sekumpulan manusia yang memiliki shared identity. Terklasifikasi lagi menjadi dua, primary group dan secondary group. Primary group, yang memiliki rasa saling kenal dan saling memiliki didalamnya sehingga tumbuh kepedulian yang dalam diantaranya, contoh: keluarga. Secondary group, sekumpulan manusia yang memiliki identitas yang sama namun belum tentu memiliki rasa saling kenal didalamnya. Yang ketiga, organization, sekumpulan manusia yang memiliki shared goals (tujuan yang sama) dan agreed roles (pembagian peran).

Contoh klasifikasinya seperti berikut. Mahasiswa ITB saat memasuki kampus ITB dan mengikuti kegiatan OSKM termasuk dalam klasifikasi crowd. Kemudian, setelah satu tahun menjejaki Tahap Persiapan Bersama, mahasiswa masuk kedalam program studinya dan berkumpul sebagai satu angkatan. Angkatan jurusan ini yang disebut group. Setelah itu, proses kaderisasi himpunan yang diikutinya, mengenalkan bagaimana tujuan himpunannya serta peranan masing-masing di dalam himpunan yang membentuknya menjadi organization.

Sederhananya, proses community development (pengembangan masyarakat) adalah proses membangun masyarakat dari crowd menjadi organization. Pentingnya sekumpulan masyarakat menjadi organization adalah adanya kesamaan tujuan dan pembagian peran tersebut, menjadi sekumpulan masyarakat yang lebih maju. Dalam organization, terdapat tiga aspek penting yang dimilikinya: Capacity, Capital, dan Outcome. Capacity merupakan segala kemampuan yang dimiliki masyarakat dalam mengolah capital-nya. Capital adalah segala sesuatu yang dimiliki masyarakat yang jika diolah dengan baik dapat menghasilkan sesuatu (outcome). Sementara, outcome adalah sesuatu yang dihasilkan masyarakat tersebut.

Dalam mengusahakan terjadinya proses community development ini, ada beberapa teori yang dapat digunakan para pelakunya. Berikut teori-teorinya:

1. Teori Struktural

Teori ini menyatakan bahwa masyarakat sejatinya secara kolektif memiliki sebuah fungsi. Sehingga, pelaku comdev perlu untuk mengenali fungsi/manfaat yang dapat diusahakan masyarakat agar dapat menjadi masyarakat yang dapat berkembang.

2. Teori Konflik

Teori ini menyatakan bahwa masyarakat adalah konflik. Sehingga, pelaku comdev perlu untuk mengidentifikasi interest (kepentingan) masing-masing pihak yang ada. Agar setelahnya konflik tersebut dapat dimanifestasikan menjadi hal yang baik untuk pengembangan masyarakatnya.

3. Teori Simbolik

Teori ini menyatakan bahwa masyarakat dalam komunikasinya memiliki batas simbol-simbol yang digunakannya. Sehingga, pelaku comdev perlu mengenali simbol-simbol tersebut agar tidak terjadi salah kaprah dalam komunikasinya.

4. Teori Komunikatif

Teori ini menyatakan bahwa rasionalitas merupakan produk sebuah komunikasi yang baik. Sehingga, cara hidup masyarakat dapat diubah menjadi kehidupan yang lebih baik melalui komunikasi yang baik dan intens.

5. Teori Rational Choice

Teori ini menyatakan bahwa masyarakat akan selalu mementingkan personal benefit untuk dirinya masing-masing.

6. Teori Social Capital

Teori ini menyatakan bahwa suksesnya sebuah organisasi untuk mendapatkan sebuah outcome yang diharapkan adalah dnegan adanya kedekatan dan rasa saling percaya diantaranya.

Teori-teori ini menurut Kang Tizar merupakan beberapa teori yang biasa digunakan dari banyaknya teori yang ada. Tetap saja, menurut kami, teori-teori ini membuka cakrawala baru soal pengembangan masyarakat yang perlu adanya untuk kebaikan para pelaku-pelakunya.

Pelatihan kemarin mungkin sesaat saja rasanya. Tidak begitu banyak materi yang dapat disampaikannya. Namun, sudah seharusnya jika kesempatan-kesempatan sepert ini menjadi pemantik kebaikan selanjutnya. Lebih semangat lagi dalam mengembangkan masyarakatnya, pun menggali ilmu-ilmu yang diperlukannya. Semua tidak lain untuk potensi kebaikan yang terus dapat diterbarnya. Yang kami rasa Tuhan yang tidak egois ini tidak akan sungkan untuk membalas kebaikannya.

Menutup dengan salah satu kutipan yang disampaikan Kang Tizar,

“Pengembangan masyarakat adalah seputar bagaimana kita dapat make their lives better. Tidak perlu langsung besar bentukannya. Sekarang, saatnya kita terus peka dulu dengan masyarakatnya, ilmu-ilmunya dikumpulin dulu, dan semangat community development-nya dikembangkan terus”

--

--