#Mendiang sore: 5

Harits Abdurrohman
otakbeku
Published in
2 min readMar 4, 2019

Terhitung sudah 7 bulan dari yudisium dan kurang lebih 3 bulan setelah wisuda. Dalam kurun waktu 4 tahun, apa saja yang telah kamu lakukan? apakah semuanya tercapai? apakah berakhir dengan baik? sudah ada rencana mau kemana? apakah semuanya baik-baik saja? apakah ini yang kamu mimpikan? apa yang belum tercapai? apa yang bisa digapai dalam waktu dekat? Dan ratusan pertanyaan lainnya datang menghampiri. Tapi satu per satu pasti terjawab. Cuma … kamu siap?

Orang datang dan pergi, katanya.

Begitu juga ide.

Datang dan sirna begitu saja karena tidak teralisasi. Tapi kamu, kamu bisa membuat dan menjaga komitmen. Salut.

Ide hari ini membuat podcast! Oh ya silahkan, aku tunggu.

Dan hari itu tak pernah datang . . . atau belum saatnya

Ide hari ini membuat resep sendiri, siapa tahu ada orang yang tertarik. Ah aku hanya bisa menikmati ceritanya dikala sore itu. Idenya pupus, semangatnya tidak.

Dalam waktu dekat yang harus aku realisasi adalan membuat startup! Ucapnya. Tapi aku hanya menikmati setiap ceritanya, cerita tentang proses yang telah ia rencanakan seperti apa. Mulai dari targetnya siapa hingga membincangkan hal diluar itu seperti uang dari penghasilannya untuk anak yatim. Apakah hari itu datang? Sudah, aku kira. Ia sedang berproses dan aku menunggu ceritanya kembali

Orang baru muncul dan mereka terus kembali bercerita panjang. Ah mungkin aku hanyalah seorang pendengar. Mungkin ceritaku bukan untuk orang lain. Mungkin belum saatnya. Mungkin juga tidak perlu dicertakan.

Orang baru tersebut bercerita tentang ia ingin sekali berkuliah diluar. Dan buat adikku, itu hari pertamanya mendengar beasiswa dan bertemu dengan orang yang gigih ingin menuntut ilmu diluar.

Orang baru itu pergi. Mungkin di lain waktu bisa bertemu kembali.

Orang baru datang dan bertanya tentang apa yang telah aku lakukan selama 4 tahun. Panjang, tapi aku tak pandai bercerita. Hari ini, sudah ke-10 kalinya aku gagal. Ah baru 10 kataku, masih panjang prosesnya.

Aku pikir, ceritaku akan dimengerti oleh orang lain. Akan terdengar menarik oleh orang lain. Ternyata … mungkin di lain waktu, nak.

Mungkin aku hanya seorang pendengar. Hingga saat hari itu tiba, kabar gembira datang. Alhamdulillah, ucapku. Ah pada akhirnya jadi seorang pendengar itu tidak buruk-buruk juga.

Ini dulu mungkin, setelah lama tidak menulis.

Sore panas ini … kurma

--

--

Harits Abdurrohman
otakbeku

Interest with machine learning, image processing, computer vision or data science