#Menghimpun Malam:8 — Sesekali ingin bercerita
Sesekali ingin rasanya bercerita
Sesekali ingin rasanya mendengar
Sesekali ingin rasanya keluar dari kesunyian hanya untuk menghangatkan suasana
Namun hari itu belum tiba
Saya tengok bulan memandang bumi Malang dengan malu. Wajah serinya berpaling dari ribuan manusia. Angin datang membawa aksara. Turunnya suhu hampir 12 derajat dari kala siang hingga malam. Untukmu tubuh yang lemah, bertahan. Ah segelas air hangat ini cukup untuk menghapus dinginnya malam.
Malam ke-26 bulan 8 dari kalender Masehi. Masih banyak tanggungan dan hutang kepada banyak orang. Pun untuk diri sendiri juga ada — meski akhirnya saya sepakat untuk kompromi terhadap urusan pribadi. Banyak cerita yang saya lewatkan, namun yang namanya manusia, pasti lupa akan kenikmatan atau kesempatan yang telah diberikan. Usai menempuh perkuliahan S1, rasa itu baru muncul. Kata yang paling tidak diinginkan setiap orang untuk diulang
Dasar manusia. Selalu melewatkan hal-hal yang seharusnya baik baginya. Tapi yasudahlah. Manusia itu harus dibangun dengan tekad pada waktu ini, bukan dari apa yang disesali. Lagi pula, hidup dengan penyesalan itu hanya akan memperburuk kehidupan selanjut. Bukankah lebih baik jika mencoba bangun kembali mimpi-mimpi yang baru? Membuat target-target baru? Bukankah hidup ini tentang naik dan turun?
“Hatiku tenang karena mengetahui bahwa apa yang melewatkanku tidak akan pernah menjadi takdir ku dan apa yang di takdirkan untukku takkan pernah melewatkan ku” — umar bin khattab
Nak bangun! Orang-orang yang berdiri di atas sana tidak dibangun dari mental yang sering turun. Mereka yakin dan mengerti bahwa setiap kali jatuh harus bangkit kembali. Mereka yakin bahwa kegagalan dan segala apa yang telah mereka lewati adalah bahan pelajaran untuk mereka. Cemburu jadi bahan bakar alternatif mereka untuk melesat jauh.
Nak, kadang hidup ini tentang berkarya. Kadang hidupnya ini bukan tentang orang lain. Kadang, hidup ini tentangmu.
Sesekali ingin rasanya bercerita (Berbagi pengalaman dan berdiskusi tentang dari hal yang remeh-temeh hingga ide gila yang luar biasa)
Sesekali ingin rasanya mendengar (Opini dari orang yang 100x lebih pintar dari kita, dari orang-orang baik sekitar kita)
Sesekali ingin rasanya keluar dari kesunyian hanya untuk menghangatkan suasana (Menjalin kembali silaturahmi dengan rekan-rekan lama)
Namun hari itu belum tiba (Tidak, kamu belum memulainya)
Mungkin malam ini bulan berpaling malu karena senyum wajahmu yang berseri kembali datang
Betapa indahnya senyummu! Aku sampai tersipu malu — kata bulan kepadamu, makhluk bumi yang senantiasa terbangun malam untuk sujud kepada sang Pemilik Malam
Senyummu dikala itu menghangatkan kembali suasana, mengisi cerita kepada manusia-manusia lain, kamu, anugerah untuk keluargamu dan orang-orang sekitarmu. Kehadiranmu jauh disana menghadirkan senyum tanpa alasan pada seseorang. Senyummu, mengalihkan dunianya
(Untukmu (siapapun) yang membaca tulisan ini, senyummu itu berharga)
Nak, jangan lupa liqo
Malang
(25/09/2018)