Pengalaman Laser Mata di Munich

Putri Indasari
Pages of Mine
Published in
5 min readMay 10, 2024

--

https://augenklinik.uk-koeln.de/erkrankungen-therapien/laserzentrum/

Di postingan kali ini gue mau share pengalaman pribadi gue mengenai laser mata dg prosedur no touch. Tepatnya di tanggal 15 Februari 2024 di Munich. Lah kenapa memang kok matanya perlu di laser? Kedua mata gue minus serta silindris dan sebenernya dari sisi medis gue gak perlu di laser but simply karena gue mau nyaman jadi gue putusin untuk laser mata.

Gue baru tahu ketika konsultasi bahwa laser mata itu ada dua jenis, yaitu LASIK dan Trans-PRK. Padahal selama ini gue hanya dengar nama LASIK. Dan selain itu ada juga treatmen mata dg implan kontak lensa. Untuk info lebih detail mengenai LASIK atau implantasi kontak lensa kalian bisa baca-baca langsung di Google atau di link klinik yg gue cantumin disini. Sayangnya karena pengalaman terbatas, jadi gue hanya pede untuk ngebahasa mengenai Trans-PRK sebagai metode yg gue ambil.

Apa bedanya laser mata LASIK dan Trans PRK/ Smartsurf atau no touch laser eye surgery?

Mengkutip dari laman offisialnya klinik mata tempat gue operasi, yg membedakan hanya di cara koreksi dioptri mata. LASIK atau versi paling modernnya sekarang FEMTO-LASIK, sedikit dari lapisan epitel mata akan disayat dan dibuka lalu sinar laser akan di fokuskan pada stroma di kornea. Setelahnya lapisan epitel yg tadi dibuka akan langsung ditutup kembali. Sedangkan di prosdur laser mata no touch pengoreksian penglihatan mata dilakukan tanpa sayatan di epithel kornea mata. Di methode ini bagian di kornea mata (epithel dan stroma) dihilangkan dg sinar laser dalam satu langkah. Nama Trans PRK sendiri merupakan singkatan istilah kedokteran dari Transepithelial Photo Refractive Keratectomy. Sedangkan Smartsurf itu kependekan dari teknologi Smartsurface yg dimiliki oleh alat laser exclimer Schwind Amaris yg dipakai di klinik mata yg gue kunjungi.

Gambar kornea mata yg menunjukkan bagian epithel dan stroma
left: gambar prosedur LASIK // right: gambar prosedur Trans-PRK

Bagaimana proses laser mata berlangsung?

Langkah pertama tuh gue ke klinik untuk konsultasi. Ada dua klinik yg gue kunjungin buat konsultasi untuk bisa dapat dua pendapat. Dari hasil tes mata dan konsultasi dg dua klinik yg berbeda saran treatment yg gue dapet pun berbeda. Dg pertimbangan ukuran kornea mata yg tipis dan jumlah dioptri yg kecil jadinya gue direkomen untuk: 1) Trans-PRK/ no touch dan 2) implantasi kontak lensa. Dan akhirnya gue mutusin untuk ambil laser mata Trans-PRK/ no touch.

Setelahnya gue telpon lagi ke klinik yg pertama dan bilang gue mau ambil laser mata di tempat tsb dan minta jadwal untuk surgery. Sebelum hari surgery ada beberapa check list yg harus diperhatikan, semisal tidak memakai kontak lensa 14 hari sebelum operasi, dan mempersiapkan beberapa obat-obatan yg nanti akan diperlukan selama masa pemulihan. Gue juga melakukan pemerikasaan awal secara menyeluruh.
Info tambahan, laser mata di Jerman secara umum termasuk penanganan estetik. Artinya, asuransi tidak mengcover biaya dan pasien tidak dapat surat keterangan sakit dari dokter. Jadi optimalnya perlu merencanakan ambil cuti kerja atau ambil beberapa hari libur kerja untuk keperluan recovery.

Di hari operasi, sangat diharapkan untuk membawa teman yg nantinya menjemput ketika operasi selesai. Sebelum dibawa ke ruang operasi, gue kasih penjelasan produr ulang oleh karyawan dari klinik, dikasih obat penenang oral serta obat bius lokal dalam bentuk tetes mata. Memasuki ruang operasi gue kasih penutup rambut. Disuruh rebahan di meja OP dan gue dikasih instruksi oleh dokter mata ahli. Instruksinya simple banget, “tolong lihat ke arah cahaya”. Sekitar 10/15 detik per mata dan langsung dikasih tetes mata. Prosesnya cepet banget.

Kalo kalian tanya, apa gak ngeri tuh untuk OP mata??! emang gak sakit???
Well, gue takut parah. Makanya itu gue dikasih obat penenang. Realitanya ternyata gak sengeri yg gue banyangin. Gue ngelihat, bahkan mencium bau kulit terbakar serta mendengar suara tetesan obat tetes mata ketika ditetesin dimata gue setelah selesai dilaser, seperti air yg disiram dipanci kering yg panas. Gue menyadari proses OP berlangsung. Untungnya obat bius lokal yg ditetesin di mata sebelumya membantu banget nurunin rasa sakit. Tak gue pungkiri, air mata gue gak berhenti netes. Udah kayak air terjun. Huhuhuu T.T

Setelah selesai gue dipindahin di ruangan lain, dikasih cooling pad untuk mata. Beberapa menit kemudian gua pindah lagi keruangan tunggu yg sengaja di gelapin untuk menghindari sinar matahari. Sampai akhirnya gue dijemput temen untuk diantar pulang.

Berapa lama proses pemulihannya?

Di kasus gue dg metode Trans-PRK/ no touch, gue baru bisa merasakan hasil dari operasi (penglihatan mata yg jelas tanpa alat bantu) ini sekitar sebulan kurang lebihnya. Selama itu penglihatan gue burem layaknya ketika gue minus dulu dan gak pake alat bantu mata. Setelah sebulan pun kekuatan penglihatan mata gue masih belum stabil. Yah wajar namanya juga lapisan epitel dan stroma kornea mata dilaser semua. Jadi memang perlu waktu untuk bagian tersebut tumbuh lagi dan stabil.
Ketika aku nulis postingan ini (hari ke 85 pasca OP) penglihatan gue udah berkembang dan gue seneng banget. But still I have to regularly put on eye drops because it dries out quite fast. I could live with it.

Dari hari pertama setelah OP gue masih perlu kontrol teratur sampai minggu ke enam. Dan setelah minggu ke enam masih ada jadwal kontrol lagi dg jarak yg lebih lama. Jadi gak dilepas gitu aja. Klinik masih membantu dan menemani pasiennya. Intinya gue ngerasa dapet treatment baik dan gue puas.

Berapa harga laser mata Trans-PRK/ no touch?

Untuk treatment laser mata metode yg gue ambil memang gue harus rela merogoh kantung dalem, EUR 4.400 untuk semua penanganan dari awal sampai akhir serta regular check up setelah jadwal ke empat.

Overall, my honest opinion is the eye laser surgery is a worth choice if you can’t deal with contact lenses or sighted glasses just like me. But it’s all individual. So you decidec what works best for you :)

Semoga pengalamanku ini bisa berguna sebagi referensi kalian.

--

--

Putri Indasari
Pages of Mine

Hej, this is Putri, an Indonesian lives in Munich, Germany. Part time nurse & part time student. Hopefully my posts can be useful for you :)