For One More Day, Jangan Terlambat Mencintai Ibumu dan Kenyataan Lainnya

PanchoNgaco
Pancho Ngaco
Published in
3 min readNov 1, 2020

Membaca membawa manusia pada perenungan yang tak terkira. Perenungan itu datang dari kisah dan pemikiran yang belum pernah kita alami sendiri. Ada juga beberapa yang mungkin sudah pernah kita alami, namun kita lupa sampai dengan bacaan itu membuat kita mengingatnya kembali.

Mitch Albom selalu membawaku pada perenungan kehidupan dalam kematian. Penulis asal Amerika Serikat ini telah menulis banyak buku yang sebagian besarnya membicarakan hal itu. Orang-orang yang mendekati kematian, melampaui kematian, mengalami kematian, hingga menjauhi kematian itu sendiri.

***

Setelah beberapa minggu sebelumnya aku menyelesaikan pembacaan The Next Person You Meet in Heaven dari Mitch Albom, hari ini aku menamatkan For One More Day yang juga merupakan karya dari penulis favoritku tersebut.

Bab demi bab ditulis pendek. Setiap kejadian terkisahkan mengalir dan menyenangkan, tanpa detail yang tidak perlu. Hal ini memberikan kemudahan bagi kita yang terbiasa membaca buru-buru atau sambil lalu, tapi tetap tidak ingin kehilangan makna keseluruhan cerita.

For One More Day bermula pada kisah Chick Benetto, seorang mantan atlet baseball yang memilih tetap hidup setelah gagal bunuh diri. Cerita berkembang tak sekadar membahas alasan Chick memilih untuk mempersingkat hidupnya, tetapi juga hal-hal lain yang siap membuat pembaca berkaca-kaca.

Kisah mengharukan For One More Day berfokus pada perjumpaan Chick dengan ibunya yang sudah lebih dulu meninggal dunia, setelah Chick mencoba memutuskan usianya sendiri. Di tengah keputusasaannya akan kehidupan yang semakin berantakan, Chick kembali berjumpa dengan ibunya di rumah masa kecilnya. Ibu yang telah meninggalkannya 8 tahun lalu.

Sesuai judul novel ini, cerita berfokus pada satu hari yang ibu dan anak itu lewati bersama. Selama satu hari bersama itulah, semua pertanyaan yang sempat atau tidak sempat Chick lontarkan kepada ibunya, akhirnya terjawab.

Tak hanya berfokus pada satu hari yang berharga itu, novel For One More Day juga mengilas balik kehidupan Chick Benetto dan keluarganya. Setiap kilas balik kehidupan memiliki benang merah pada dialog-dialog yang kemudian terjadi dalam pertemuan satu harian mereka.

Novel setebal 208 halaman ini menggambarkan sebuah kesempatan. Kesempatan seorang anak untuk memahami kasih sayang seorang ibu sekali lagi. Kesempatan yang hampir benar-benar terlambat dan kesempatan yang mungkin tidak semua orang punya.

Dialog demi dialog terbangun menggambarkan keakraban yang canggung antara ibu dan anak yang telah lama terpisah oleh kematian. Dialog itu membuka tabir perasaan yang sama-sama dipendam. Banyak sekali dialog yang begitu dekat dengan kita sebagai seorang anak yang mungkin kurang mencintai ibu sendiri.

Seorang anak terbiasa “menunda” dan “menolak” ibunya.
Anak selalu sibuk.

For One More Day adalah hubungan manis ibu dan anak yang nyaris terlambat sama sekali. Novel ini menjadi penggambaran bukti bahwa cinta ibu senantiasa menguatkan dan membangun kembali semangat seorang anak meskipun sang ibu sudah jauh meninggalkan dunianya.

Ibu sang penyelamat anak

Melalui buku ini, Mitch Albom membuat kita menyadari pengorbanan dan pembelaan seorang ibu untuk anaknya. Detail yang dituangkan pada bab “Saat-saat Ibu Membelaku” dan “Saat-saat aku tidak membela Ibu” menuturkan bagaimana kasih anak tak pernah bisa sama besarnya dengan kasih ibu.

Sebuah pilihan

Membaca novel ini pasti membuat siapa saja kembali jatuh cinta pada ibunya.

--

--