Kemewahan Menikmati Waktu

PanchoNgaco
Pancho Ngaco
Published in
4 min readNov 19, 2020
Foto oleh Alex Guillaume di Unsplash

Waktu merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Tanpa kehadiran waktu, kehidupan tidak berkembang. Tanpa adanya waktu, kita tidak tahu kehidupan sudah berjalan sampai mana.

***

Tanpa dapat kita tolak, zaman terus-menerus berkembang menjadi semakin modern. Kemajuan zaman membuat segala sesuatunya berjalan lebih cepat berkat hadirnya teknologi canggih yang mempermudah aktivitas manusia. Apalagi teknologi bernama gadget atau gawai.

Sayangnya, kecepatan gerak kehidupan ini, suka tidak suka, pada kenyataannya malah membawa kita pada kegagapan fokus. Kita jadi sulit untuk bisa fokus menikmati waktu karena tenggelam dalam aktivitas yang ditawarkan gawai.

Dewasa ini, kita semua tenggelam dalam perangkat digital di tangan. Kita sibuk menunduk terus-menerus untuk memainkan ponsel pintar, memperbarui media sosial, menonton video, dan mencari berita atau gosip-gosip di media daring. Sekalinya menengadah, itu pun karena kita ingin mengisi waktu dengan memotret diri dan dunia ke sana kemari.

Kita dengan ikhlas melakukannya. Tanpa kita sadari, sebenarnya banyak hal menarik yang sudah kita lewatkan. Banyak yang mungkin sebenarnya mampu memberikan manfaat apabila kita bisa mengamati dan menikmatinya dengan sungguh.

Beberapa tahun belakangan, aku mengalami kemunduran daya ingat dan daya mengamati. Aku mulai lupa banyak hal dalam sekejap, termasuk tentang apa yang tadinya mau kulakukan sebelum masuk ke kamar. Aku bahkan banyak tidak ingat pada detail benda-benda dan kejadian di sekitarku, termasuk letak buku favoritku.

Beberapa tahun belakangan juga, aku punya kebiasaan buruk yang tidak bisa kubanggakan sama sekali. Jika di masa kecil aku sering sekali makan sambil baca komik, akhir-akhir ini aku terbiasa makan sambil main ponsel. Hampir setiap akan makan, terutama saat makan sendiri di luar rumah, aku akan sigap membuka ponsel.

Jadi, di tangan kanan ada sendok makan, di tangan kiri ada ponsel pintarku. Seketika makanan datang, mungkin aku hanya akan menengok dan melihat makanan itu sekejap saja. Setelahnya, mataku seperti tertarik magnet dan kembali memandangi layar ponsel. Sepanjang makan, mataku tetap lengket ke layar ponsel dengan jari yang terus naik turun di layar sentuhnya.

Saat menyuapi makanan ke mulut, mataku juga tetap masih lengket ke layar ponsel selayaknya perangko menempel pada amplop berisi surat cinta. Tak heran jika aku cukup sering belepotan saat makan. Kadang aku berpikir, jika kubiarkan kebiasaan ini, mungkin suatu saat aku pun tidak sadar jika ternyata makanan yang kumakan ternyata kejatuhan binatang dan binatang itu termakan begitu saja.

Akhir-akhir ini, aku mulai membiasakan diri untuk menjauhkan ponsel saat waktu makan tiba. Aku belajar meletakkan ponsel jauh dari jangkauan tangan sehingga saat makan bisa fokus 100% pada momen makan tersebut.

Apa yang kurasakan saat melakukan itu ternyata menyenangkan. Aku jadi bisa mengamati detail makanan dengan lebih saksama. Aku jadi tahu makanan itu terbuat dari apa dan isinya apa saja. Aku jadi lebih waspada melihat makananku, mana tahu ada binatang atau benda asing di dalamnya.

Saat menyantap makanan, aku juga jadi lebih fokus memahami kombinasi rasa makanan tersebut di mulut. Hasilnya, aku bisa mengingat dengan jelas pengalaman makan ini bahkan dalam waktu lama selepas pengalaman tersebut.

Kebiasaan lain yang kulakukan beberapa tahun ke belakang terlihat saat menikmati jalan-jalan. Sepanjang perjalanan, aku lebih banyak memegang kamera (baik itu kamera saku maupun kamera di ponsel pintar). Hampir semua hal kupotret, mulai dari pemandangan dan kejadian di sepanjang perjalanan, makanan yang kumakan, berbagai objek di tujuan, hingga aktivitas orang di sekitarnya.

Sebenarnya, kebiasaan ini tidak buruk. Memotret saat jalan-jalan tentunya sangat menyenangkan karena kita jadi memiliki banyak kenang-kenangan yang terabadikan dalam foto. Setiap kali membuka foto, terkilas balik semua memori dalam perjalanan tersebut. Terlebih lagi aku termasuk cukup tertarik dengan dunia fotografi dan memang sedang belajar untuk bisa memotret dengan baik dan bagus.

Hanya saja, kebiasaan ini menjadi cukup mengganggu ketika aku terlalu fokus dengan kamera daripada jalan-jalannya. Ketika aku terlalu fokus untuk memotret sebanyak-banyaknya daripada menikmati pemandangan dan aktivitas perjalanan tersebut.

Alhasil yang kulakukan lebih banyak melihat pemandangan, yang sebenarnya ada di depan mataku, melalui layar kecil dari kamera atau ponsel pintarku. Aku pun hanya menggemukkan memori kamera dengan foto, bukan malah memenuhi kepalaku dengan memori yang manis. Sayang sekali bukan?

Sekitar dua tahun ke belakang, aku mulai membiasakan diri untuk membagi waktu saat jalan-jalan. Biasanya, aku akan meluangkan waktu barang satu jam duluan atau belakangan, untuk memotret hal-hal menarik. Sisa waktu yang ada kugunakan untuk total menikmati aktivitas yang ingin kulakukan di perjalanan tersebut.

Hal ini mungkin membuatku tidak banyak memiliki foto kenang-kenangan. Tapi, aku punya semua kenangan itu terekam dalam ingatanku sendiri. Ketika aku fokus menikmati, aku percaya bahwa kepalaku akan bisa mengingat dengan lebih baik dan lebih lama.

Bagiku menikmati waktu dengan seminim mungkin melakukan kontak dengan gawai kini menjadi kemewahan tersendiri. Daripada mencari kemewahan materi, mungkin aku akan fokus mengejar kemewahan ini saja.

--

--