Menelisik Sisi Aromatik yang Menarik (Ataraksia)

PanchoNgaco
Pancho Ngaco
Published in
6 min readDec 12, 2022
Ataraksia Horor Mitologi.

Aroma.

Kurasa aroma adalah hal yang membuat sesuatu menjadi lebih bercerita dan berkesan ya. Tanpa aroma, sesuatu yang kita lihat, kita sentuh, atau kita rasakan, mungkin tetap eksis. Namun, rasanya mungkin tidak sekuat atau semenonjol jika kita mencium aromanya.

Misalnya melihat darah. Kebanyakan orang mengaku bergidik melihat darah. Ada perasaan ngeri dan curiga, tapi ya mungkin demikian saja. Ketika aroma anyir darah itu menyeruak, barulah kita mulai merasa mual, jijik, dan terbayang-bayang yang tidak-tidak.

Begitu pun pada makanan. Makanan biasanya akan menjadi lebih sedap ketika aromanya enak dan semerbak ke mana-mana. Bahkan untuk makanan yang ternyata rasanya kurang enak, aroma bisa memberikan ilusi atau tipuan bahwa makanan itu lebih enak dari kenyataannya. Oleh karena itu, orang biasanya lebih ngiler melihat makanan yang baru matang karena aromanya masih segar dan menyebar dengan asap-asap mengepul.

Ketika mencium suatu aroma, biasanya otak kita akan memproses informasi. Dia akan membawa kita pada imajinasi yang selama ini tersusun oleh memori kita. Itulah mungkin yang membuat respons orang terhadap aroma tertentu bisa begitu berbeda.

Bau bunga melati, misalnya, membuat si A teringat dengan kecantikan ibunya di saat muda dulu, sementara si B malah terbayang kuntilanak yang hinggap di pohon kamboja tua. Semua itu terbangun dari kumpulan memori. Si A ketika kecil sering dipeluk ibunya yang selalu memakai minyak melati di pagi hari. Sayangnya, si B sejak kecil lebih sering mendengar cerita hantu dari ibunya yang bilang bahwa jika ada aroma melati malam-malam, berarti kuntilanak sedang berkeliaran.

Aku pun mengakui bahwa aroma menjadi hal yang membuat memori dan imajinasiku lebih kuat. Berbekal indera penciuman yang sensitif, aku cukup mudah mengendus aroma di sekitarku. Tak jarang, aku bisa menjabarkan karakter aroma itu dengan spesifik. Misalnya, aku pernah mengendus aroma sampah dan aku bisa membayangkan sampah itu mengandung kulit pisang yang sudah mulai berlendir.

Tahun ini aku menemukan sebuah jenama parfum lokal yang sangat unik dan menarik. Jenama bernama Ataraksia ini mengusung karakteristik aromatik yang asyik. Tak sekadar menonjolkan aroma yang enak, Ataraksia menciptakan deretan parfum yang bercerita. Setiap varian memiliki narasi tersendiri yang terinspirasi dari kisah sejarah dan budaya di Nusantara. Narasinya pun bukan “asal ada” tetapi benar-benar diinkarnasikan ke dalam aroma parfumnya.

Beberapa bulan lalu aku membeli set Preambule Babad Punarbhawa. 1 set terdiri dari 9 varian yang menarasikan sejarah: mulai dari legenda, masa penjajahan Belanda, kehidupan Priyayi, sampai Freemason. Aromanya memang begitu mewakili nuansa masa lalu. Seperti tertarik kembali ke era kehidupan buyut kita.

Baru-baru ini, Ataraksia akhirnya resmi mengeluarkan seri terbaru bernama Ataraksia Horor Mitologi. Set terbaru ini terdiri atas 7 varian utama + 1 varian rahasia. Dikemas begitu rupa dengan kotak kayu dan kemasan berwarna merah hitam, set Horor Mitologi ini memang ingin menonjolkan nuansa seram.

Narasi menjadi nilai kuat jenama Ataraksia.

Kurasa Ataraksia menyadari dan memahami betapa mitologi dan mistis menjadi nilai yang masih sangat langgeng hidup di Indonesia. Orang-orang di negeri ini masih sangat menikmati ditakut-takuti oleh entitas yang tak kasatmata. Orang-orang di negeri ini juga masih sangat ikhlas dan bersemangat memberi makan rasa penasarannya terhadap yang misterius begini-begini.

Apalagi memang, cerita-cerita seram di negeri ini masih mendapat tempat di keyakinan dan kepercayaan kebanyakan orang. Legenda dan mitologi itu sendiri menjadi sebuah cerita yang mampu memberikan gambaran besar tentang sejarah, budaya, hingga cara hidup masyarakat di masa lalu. Dari situ lah kita belajar banyak hal.

Hari ini aku akhirnya mencoba mengendus semua varian dalam seri Ataraksia Horor Mitologi. Memang aku sengaja menunggu waktu saat sendirian karena ibuku cukup sensitif dengan hal-hal gaib. Setiap ada aroma melati di rumah saja, beliau selalu celingak-celinguk dan bilang bahwa ada setan lewat.

Makanya aku rasa jika tercium saja salah satu aroma ini di hidungnya, pasti beberapa hari ke depan beliau akan mendongengkan pengalaman gaibnya lagi. Nanti mulailah dia juga akan bermimpi-mimpi seram dan sulit tidur. Repot dong!

Seperti yang sudah kusebutkan di atas, seri Horor Mitologi dari Ataraksia ada 8 varian. Berikut kesan yang muncul di benakku saat menghirup masing-masing aromanya.

Varian lengkap Ataraksia Horor Mitologi.

Peri Gandamayit

Aroma pertama yang tercium kuat seperti kembang kantil, lalu disusul bunga melati dan sedap malam. Ada juga aroma kayu dan sedikit musk. Aroma ini secara spesifik terasa seperti bunga-bunga tadi ditumbuk-tumbuk lalu direndam air sampai menguning. Jadi wanginya kuat tapi ada sensasi anyep.

Kalau ibuku nyium aroma ini pasti beneran dikira lagi ada kuntilanak cantik banget mondar-mandir depan dia. Aku mau saja pakai parfum ini untuk sehari-hari karena wanginya mirip kolonyetku waktu SD dulu.

Tolire Gam Jaha

Tolire Gam Jaha ini sensasi kuatnya seperti aroma “keseng” (aku bingung membahasakan ini). Seperti ada campuran air yang kental dengan kayu, pohon, dan kulit hewan. Mencium aromanya agak membuat pusing karena menyengat (teringat dengan minyak senyongnyong). Semakin menghirupnya malah membuatku terbayang-bayang sama ingus, tapi ingus aromatik. Haha!. Mungkin bisa dibilang berasa seperti pilek karena hidung kemasukan banyak air ya.

Rimba Jagal

Ini aromanya enak banget! Aku paling suka Rimba Jagal. Aromanya paduan kayu, bunga nilam, daun, dan bedak. Ada sedikit pedas yang bikin hidung tergelitik. Menghirupnya serasa seperti tiduran di bawah pohon raksasa yang mirip cemara itu (yang daunnya tajam-tajam kecil). Wangi model begini biasanya kusemprot ke bantal kepala supaya tidurnya enak.

Bunian Alas Purwo

Varian ini juga wanginya menyenangkan! Sangat tebal aroma kayu pinus dan ada sedikit bau bensin yang candu. Meski begitu, aroma ini malah membuatku teringat dengan kipas kayu cendana lipat yang banyak dijual di Bali. Aku sering menyimpan kipas itu saat masih tinggal di Bali dulu. Kayu-kayu model begini itu, saking enaknya, sering aku gigit-gigit.

Jujur Bunian Alas Purwo menjadi aroma yang paling “nostaljik” bagiku. Rasanya seperti kembali ke masa kecil ketika masih sering main di alam untuk bertemu pepohonan. Varian ini sudah pasti jadi pengharum bantal tidurku sih!

Sanggar Hantu Laut

Namanya cukup berhasil mewakili sensasi aroma yang dibawa. Saat pertama diendus, lidahku mengecap rasa manis asin. Ada paduan aroma air dan angin laut serta kayu basah. Sentuhan aroma bedak malah membuatku membayangkan mungkin ini wangi putri duyung ya? Kalau air mata putri duyung ditampung, mungkin segarnya mirip seperti ini.

Sebagai orang yang suka sekali dengan laut dan dulu cukup sering ke sana, varian ini tidak seperti yang kubayangkan. Aku merasa rinduku pada laut belum terobati. Masih agak kurang laut. Meski begitu, tetap enak dan menyenangkan kok!

Manungso

Sifatnya mirip kolonyet jaman dulu. Agak senyongnyong juga aromanya, tapi manis dan lama-lama mulai kalem. Saat menghirup Manungso, aku terbayang orang kaya jaman dulu yang baru selesai mandi dan sedang bedakan, parfuman, sisiran, sambil sesekali kipas-kipas. Aroma meja kayu juga terbesit di sela-sela.

Sarang Gandharwa

Jujur kenapa aroma ini rasanya sering banget aku cium ya. Sangat tidak asing. Awal dicium sekilas, sensasinya seperti aroma disinfektan, tapi benar-benar hanya sekelebat. Sisanya lebih ke sensasi rasa tebal di lidah, memadukan apek, kecut, dan asin. Bau darah segar malah tidak ada. Padahal itu yang kucari.

Aroma apek, kecut, dan asin yang cukup kuat ini seperti memang sangat familier di area lembab. Untuk sebagian orang, aku yakin aroma ini candu. Terbilang aneh, tidak umum, tapi membuat orang ingin terus mengendusnya lagi dan lagi.

Surup (varian rahasia)

Varian ini benar-benar enak. Enak aromanya, enak rasanya. Mirip seperti sesuatu yang manis dan segar yang sering aku makan, tapi aku tidak engeh itu apa. Memakai parfum Surup mungkin bisa membuatku kesurupan ingin makan buah dan ngeteh bunga deh!

Secara keseluruhan, seri Ataraksia Horor Mitologi ini sangat menyenangkan dan berhasil menarik orang ke imajinasi terselubungnya. Aku menempatkannya lebih sebagai aromaterapi yang mungkin akan lebih banyak kusemprot di kamar tidur agar tidurku lebih enak dan mimpiku lebih berwarna.

Selamat dan terima kasih, Ataraksia! Semoga sukses terus!

--

--