Ekor Sembilan dan Emosi Buta

Bagus Poetra
Penacava
Published in
6 min readJun 23, 2018

Kyubi, atau dalam bahasa Indonesia berarti Ekor Sembilan, adalah makhluk yang terdapat pada serial manga Naruto yang baru-baru ini tamat. Kyubi, bernama asli Kurama, adalah hewan berbentuk musang yang tercipta dari pecahan kekuatan besar Ekor Sepuluh atau Juubi. Ceritanya, untuk menekan kekuatan Juubi, Rikudo Sennin memecahnya menjadi sembilan macam hewan yang disebut Bijuu. Hewan ini di masa-masa setelahnya disegel ke dalam tubuh manusia agar tidak berbuat kerusakan di dunia manusia. Mereka disegel ke tubuh orang yang disebut Jinchuriki.

Naruto dilahirkan dari wanita cantik bernama Uzumaki Kushina yang merupakan seorang Jinchuriki Kyuubi, meneruskan istri hokage pertama. Dalam cerita, ketika Kushina melahirkan, segelnya melemah dan dimanfaatkan oleh seorang shinobi (baca: ninja) dari kelompok Akatsuki untuk menarik keluar Kyuubi dan mengendalikannya. Kyuubi mengamuk di kawasan Desa Konoha dalam kendali pria misterius itu. Minato, suami Kushina, yang juga seorang Kage, bertempur keras melawan Kyuubi dan pria tadi. Dengan usaha yang melelahkan, ia berhasil menjatuhkan pria itu dan mengamankan keluarganya.

Ia harus rela mengorbankan tubuh anaknya untuk dijadikan tempat menyegel Kyuubi demi menyelamatkan desa. Namun sayang, ketika ia sedang berusaha menyegel Kyuubi, monster itu melawan dan mengacungkan cakarnya menuju Naruto. Dengan sigap, Minato dan Kushina segara menghalanginya, yang berbuah pada terujamnya cakar itu menembus perut mereka berdua. Dengan rasa sakit itu, Minato segera mengaktifkan segel dan mengurung Kyuubi sekaligus beserta chakra terakhir yang tersisa darinya dan Kushina ke dalam tubuh Naruto. Berhentilah semua amukan ganas itu, namun dengan harga yang sangat mahal yang dibayar oleh nyawa dua orang yang berharga milik Naruto kecil yang baru lahir itu. Saat itu, Naruto ditemukan oleh Hokage Sarutobi dan diamankan.

Naruto menjalani hidup kanak-kanaknya tanpa mengerti tentang Kyuubi. Ia mengetahui dirinya menjadi segel seekor monster, tapi tak pernah bisa tahu alasannya. Ia hidup dengan dijauhi oleh teman-temannya. Hanya segelintir, bahkan bisa dihitung jari, orang-orang yang mau membantunya. Kehidupan kanak-kanaknya tidak sebahagia anak-anak yang lain. Ia hidup sebatang kara dan jarang sekali ditengok Sarutobi. Ia tumbuh menjadi bocah yang nakal. Namun ia punya suatu mimpi gila ketika masuk sekolah shinobi pertama kali.

Ia ingin menjadi Hokage.

Dalam perjalanannya mencari kekuatan, Naruto menemui berbagai rintangan dan juga pelajaran yang sangat berharga. Namun belum juga sampai ketika ia bisa mengetahui kekuatan besar yang ada dalam perutnya, dalam segel Kyuubi. Ketika sahabat karibnya, Sasuke, pergi dari desa karena ingin mencari kekuatan kepada Orochimaru, Ia mengaktifkan chakra Kyuubi walau belum bisa mengendalikannya dengan baik. Ia dikuasai oleh emosi berat untuk menghalangi temannya itu pergi. Ia benar-benar kalap dan buta. Namun itulah yang menjadi kesukaan Kyuubi. Pada saat itu, Kyuubi mau meminjamkan sebagian kekuatannya pada Naruto untuk digunakan melawan Sasuke. Walaupun pada pertarungan itu, Naruto tidak berhasil menghalangi Sasuke untuk pergi.

Kekuatan besar itu sangat sulit untuk bisa Naruto kendalikan. Pada suatu kesempatan ketika dalam sebuah misi, Naruto kembali kehilangan kesadaran atas kekuatannya. Kyuubi ketika itu mengambil alih dan merubah Naruto menjadi monster ganas merah yang mengamuk tanpa ampun.

Yamato ketika itu mengambil tindakan untuk mengekangnya melalui jurus kayu unik miliknya dan meredam amukan tak terkendali itu. Kali itu, Naruto telah gagal menguasai Kyuubi, dan dirinya sendiri. Kekuatan besar itu telah meledak menjadi luapan kemarahan yang benar-benar mengerikan.

Naruto, menyadari akan potensi ini, terus-menerus mencari bantuan untuk bisa mengendalikan Kyuubi. Berkali-kali ia mencoba menyentuh chakra Kyuubi dalam segel itu, namun ia selalu saja gagal karena ia ragu dan khawatir dirinya dimakan luapan energi besar itu tanpa mampu mengndalikannya.

Hingga pada akhirnya ia bertemu dengan Killer Bee, seorang Jinchuriki Ekor Delapan, Hachibi. Hachibi menunjukkannya pada suatu tempat untuk bermeditasi. Di tempat itu, Naruto bertapa dan masuk ke dalam alam bawah sadarnya. Di sana, ia menemui refleksi dirinya. Namun bukan yang ia harapkan. Ia bertemu dirinya yang pemarah, yang termakan emosi, yang benar-benar dikuasai kebutaan. Ia berusaha sekuat tenaga melawan refleksinya itu. Namun semakin keras ia melawan, semakin kuat refleksinya.

Naruto kemudian menyadari bahwa itu adalah dirinya yang sebenarnya. Yang tidak tahan ketika ia dijauhi teman-temannya di masa kecil. Yang marah kepada dunia ketika ia tak bisa seperti orang lainnya yang normal. Ia berhenti melawan. Pukulan terakhir refleksinya itu ia hindari dan dengan segera mendekap refleksinya itu. Ya, ia telah menerima. Ia telah belajar menerima dirinya apa adanya. Tak lagi marah akan yang terjadi padanya. Ia telah memahami bahwa demi menjadi lebih baik, ia harus menerima kesalahan dan kekurangan yang ada pada dirinya. Itu adalah satu tingkat yang dia tanjak setelah bertemu Bee.

Setelah itu, ia melanjutkan misinya menuju gua di dalam air terjun itu, dikawal oleh Yamato dan Bee. Ia masuk ke dalam suau ruangan dan mulai mencoba menyentuh segel Kyuubi kembali, kali ini dengan sedikit bantuan dari Bee. Ia menemui Kyuubi dengan wajah yang berbeda sekarang. Namun Kyuubi masihlah Ekor Sembilan yang sama. Walau dengan bujukan, Kyuubi tetap memulai serangan. Pertarungan di antara mereka dalam kurungan itu kembali pecah. Bee yang menautkan sedikit chakranya mencoba membantu Naruto.

Namun pertarungan tidak berjalan begitu mulus. Kyuubi mendominasi dan mulai menarik Naruto dan menguasai tubuhnya. Sampai tiba-tiba Naruto tak tersadarkan diri dan terbangun di suatu tempat. Tempat yang begitu cerah. Ia melihat ada seorang wanita di sana. Wanita yang sangat cantik dengan rambut merah yang terburai indah. Pada awalnya ia pikir itu adalah wajah asli Kyuubi. Namun akhirnya ia menyadari. Wanita itu adalah ibunya. Ia langsung mendekapnya dan memeluknya sambil mengucurkan air mata.

Pada seketika itu, tubuh asli naruto sudah dalam keadaan setengah memerah dan Yamato sudah berancang-ancang mengeluarkan jurusnya. Namun Yamato dan Bee heran dengan terhentinya kemerahan itu. Mereka berdua tetap siaga mengawasi. Jauh di dalam kesadaran terdalamnya, Naruto sedang berbahagia mengobrol dengan Kushina. Singkat cerita, kushina memberikan kekuatan terakhir yang ada padanya untuk membantu Naruto menguasai Kyuubi. Dan akhirnya, Chakra Kyuubi bisa dikendalikan dan Naruto masuk ke babak baru dalam hidupnya.

Ekor sembilan adalah suatu gambaran klise dari emosi manusia. Pada kenyataanya, semua orang adalah Jinchuriki atas nafsunya. Namun tidak semua orang bisa mengendalikan kekuatan besar itu dan menjinakkannya. Ketika si ‘Ekor Sembilan’ mengambil alih ruang jiwa seseorang, orang itu tidak dapat melihat dengan baik dan seringkali kehilangan kesadaran atas realitas yang ada. Hal ini tidak hanya tergambar secara harfiah, tetapi juga menjadi kiasan atas bagaimana seseorang yang tak mampu mengendalikan potensinya menjadi benar-benar rusak dan dikendalikan hawa nafsunya. Tidak serta merta ia harus terlihat memerah dan membara. Terkadang semua itu tak kasat mata dan bersarang dalam hati-hati manusia yang penuh dengan hawa nafsu yang tak bisa dikendalikan.

Hal ini juga mencakup ego yang tidak dikendalikan. Dia bagaikan makhluk rakus yang kelaparan yang semakin diberi makan akan semakin buas. Satu-satunya cara untuk menjinakkannya adalah dengan melaparkannya dari bentuk makanann apapun dan menumbuhkan jiwa tulus dan cinta yang ada pada diri kita. Naruto telah menunjukkan bahwa sikapnya dalam menerima kekurangan dan kelemahan menjadi pintu gerbang pembukaan kekuatan besar yang ada pada dirinya.

Selain itu, Ekor Sembilan juga bukanlah sesuatu yang patut dikhawatirkan. Ia memang terkadang menjadi emosi buta yang mengamuk tanpa ampun. Tetapi ia juga bisa menjadi kekuatan besar pengorbanan terhadap cinta dan kasih sayang. Betapa banyak manusia di dunia sekarang ini yang lupa akan makna dari perjuangan yang hakiki. Berapa banyak manusia yang hanya berambisi menguasai segala keinginannya dengan menggunakan cara-cara yang tidak beradab dan merugikan orang banyak.

Para ‘Jinchuriki’ yang tidak bisa mengendalikan Bijuu mereka berakhir dengan kematian. Kematian secara fisik ataupun jiwa. Manusia yang selalu bergerak atas hawa nafsu mereka tidak lebih baik dari para Jinchuriki yang tidak bisa berdamai dengan Bijuu mereka dan membiarkan Bijuu itu mengambil alih diri mereka. Mereka tidak hanya merusak diri sendiri. Mereka juga merusak orang lain dan lingkungan sekitar mereka.

Masashi Kishimoto telah mengajarkan kita pelajaran yang sangat berharga. Bahwa menjadi kuat bukanlah dengan menggunakan kekuatan. Menjadi kuat adalah kita berani menerima kekurangan kita. Menjadi kuat adalah ketika kita tulus dalam mencinta. Menjadi kuat adalah ketika kita rela. Rela dan menerima bahwa kita ini bukanlah siapa-siapa.

Dan begitulah Ekor Sembilan bercerita kepada kita.

--

--

Bagus Poetra
Penacava

Civil Engineer | Renewable Energy | Ordinary Science Guy | Writing, Philosophy, and Music |