Syahid Yang Berjalan Di Atas Bumi

Bagus Poetra
Penacava
Published in
2 min readJun 23, 2018

Lapangan itu luas. Orang-orang sibuk dengan urusan mereka sendiri. Lalu kabar bohong itu mengalir secepat angin dari timur di musim panas. “Rasulullah telah wafat!”

Orang-orang mukmin yang mendengar itu kalangkabut. Di antara mereka ada yang segera menyerah dan mundur. Ada pula yang segera berlari ke Madinah. Namun ada beberapa di antara mereka yang masih waras dan teguh.

Di antara yang teguh itu, sembilan orang pemberani muncul dan berlari menyongsong perlindungan untuk Rasul saw. Tujuh Anshor dan dua Quraisy.

Mereka semua syahid kecuai dua Quraisy ini. Sa’ad bin Abi Waqqash dan Thalhah bin Ubaidillah. Tatkala orang-orang anshor itu gugur, Thalhah maju menghadapi musuh.

Ia bertempur menandingi belasan orang. Demi melindungi rasul, ia bertempur secara heroik. Hampir tidak ada yang menandingi semangatnya dalam bertempur hari itu. Jika teringat mengenai Uhud, Abu Bakr ra akan berkata, “Hari itu semuanya merupakan pertempuran Thalhah.”

Sambil membiarkan Rasul mundur teratur, Thalhah menghadang lawan bagai menjadi perisai Rasul. Ia membiarkan tubuhnya berada di depan Rasul meghadang serangan yang datang. Lebih dari tujuh puluh luka sabetan dan panah menghampirinya hingga akhirnya ia roboh.

Tidak, ia belum syahid.

Meski putus jari-jemarinya dan hancur daging tubuhnya, Thalhah belum gugur. Ia kemudian ditolong oleh para sahabat lain yang segera menyongsong Rasul dan pelindungnya itu.

Begitulah kerasnya perjuangan seorang Thalhah, syahid yang berjalan di atas bumi. Ia dikaruniai Allah tubuh yang kekar yang tidak ia sia-siakan dalam berjuang di jalan Allah. Begitu beraninya ia di Uhud sampai-sampai ia mendapatkan julukan tersebut dari Rasul langsung.

Thalhah, semoga Allah ridha kepadanya.

--

--

Penacava
Penacava

Published in Penacava

Membangun jiwa di tengah keringnya zaman modern membutuhkan usaha yang luar biasa. Barangkali dengan seizin Allah kebaikan akan tersebar dan jiwa-jiwa dapat tumbuh bersama dengan halaman ini.

Bagus Poetra
Bagus Poetra

Written by Bagus Poetra

Civil Engineer | Renewable Energy | Ordinary Science Guy | Writing, Philosophy, and Music |