Anak Sulit Belajar Perkalian ? Coba Metode Perkalian Garis Ala Jepang

Nurul Matondang
Pengajar Belajar
Published in
6 min readJan 6, 2023

Pernahkah Teman Pengajar sudah memberikan berbagai cara dalam mengajarkan perkalian kepada para siswa namun perkalian masih terlihat sulit bagi mereka ?

Atau sudahkah Teman Pengajar mengeksplor berbagai cara perkalian dalam pembelajaran agar siswa bisa menemukan cara terbaik yang sesuai dan dirasa mudah bagi mereka ? Ingat, selalu banyak jalan menuju Roma bukan ? hal tersebut juga berlaku ketika mengajarkan perkalian. Begitu banyak cara dalam mempelajarinya untuk mendapatkan hasil yang sama.

Biasanya para guru akan mengajarkan perkalian dengan menghafal tabel perkalian untuk perkalian dasar dari 1–100. Setelah itu, para siswa akan dikenalkan dengan perkalian bersusun untuk dapat mengoperasikan perkalian dengan digit angka yang lebih banyak. Cara ini menjadi salah satu cara yang populer digunakan oleh para guru namun tidak semua anak dapat mengoperasikan perkalian, terdapat kesalahan sehingga menjadikan perkalian menjadi momok yang sangat mengganggu para siswa. Tahukah Teman Pengajar, bahwa berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rismayani Armin dan Artanti Iriana dari FKIP Unidayana Baubau Tahun 2018 yang dilakukan di SDN 2 Baubau Kelas IV penyebab kesalahan perkalian disebabkan oleh siswa yang belum memahami konsep dasar perkalian dan disebutkan bahwa penyebab dependen adalah anak yang tidak menghafalkan perkalian dengan baik.

Tapi, apakah selamanya perkalian harus dikenalkan dan ditekankan untuk selalu dihafal ? Lalu bagaimana dengan para siswa yang mengalami kesulitan dalam menghafal ? Tenang, Teman Pengajar bisa mulai dengan mencoba Perkalian Garis Ala Jepang atau Japanese Multiplication Methode (JAMED).

Apa itu Perkalian Garis Ala Jepang / Japanese Multiplication Methode (JAMED) ?

The Japanese multiplication methode adalah sebuah metode perkalian yang diciptakan oleh satu professor Jepang yang bernama Professor Fujisawa Rikitarou (1990) dari Tokyo University. Namun di Indonesia dikenal sebagai cross line atau biasa disebut perkalian garis. Menurut Grain dalam Fiqhan Khoirul dkk (2022:44) bahwa Japanese multiplication methode adalah metode perkalian berbasis geometri dengan dua garis bantu paralel, vertikal dan horizontal. Kesimpulannya, Perkalian Garis Ala Jepang ini memiliki unsur utama yaitu garis horizontal dan vertikel sebagai alat bantu perkalian. Yap, hanya dengan menggunakan dua unsur garis Teman Pengajar dapat menemukan hasil operasi perkalian seperti gambar dibawah ini :

Bagaimana garis vertikal dan horizontal dapat menemukan hasil dari soal operasi perkalian ?

Terdengar aneh bukan, dengan menggunakan garis-garis Teman Pengajar dapat menemukan hasil dari soal operasi perkalian. Seperti ingin bilang, Mana mungkin? Itu juga yang dikatakan oleh para siswa yang saya kenalkan dan ajarkan metode ini pertama kali ketika melakukan Praktik Kependidikan di SDN 2 Butuh daerah Purworejo kelas 4 dan 5. Mereka bilang “Hah, emang bisa bu?” dan saya jawab “tentu bisa”.

Perkalian Garis Ala Jepang memiliki unsur paten yaitu garis horizontal dan vertikal sebagai representasi dari jumlah angka soal operasi perkalian yang disediakan. Misalnya, terdapat soal perkalian 2 x 2. Apabila diuraikan dalam konsep dasar perkalian maka 2 x 2 adalah 2 + 2 = 4, jika dalam perkalian garis maka akan digambarkan sebagai berikut :

Mari kita asumsikan pada soal 2 x 2 bahwa angka 2 sebelum tanda perkalian sebagai “angka pertama” dan angka 2 setelah tanda perkalian sebagai “angka kedua”. Hal ini bertujuan untuk memudahkan Teman Pengajar bisa menggambarkan garis vertikal dan horizontal agar mudah dipahami. Untuk “angka pertama” digambarkan dengan vertical sedangkan “angka kedua” dengan garis horizontal. Lalu gimana cara menemukan hasilnya ? caranya adalah menghitung setiap titik potong. Mari kita perhatikan gambar dibawah ini :

Dari gambar tersebut terlihat titik potong berwarna kuning yang ada antara perpotongan antara garis vertikal dan horizontal adalah 4. Maka itulah hasil perkalian dari 2 x 2 dengan menggunakan Perkalian Garis Ala Jepang. Menarik bukan?

Terus kalau soal perkalian menggunakan dua atau tiga digit angka bagaimana ? misalnya soal perkalian yang akan Teman Pengajar berikan adalah 12 x 13. Gimana cara menggambarkan garis horizontal dan vertikalnya ? Yuk, coba kita perhatikan gambar dibawah ini :

Seperti di awal mari kita asumsikan bahwa pada perkalian dengan dua digit angka misal 12 x 13, maka terdapat angka 12 yang memiliki dua digit yaitu angka 1 dan 2. Angka 1 ialah “angka pertama” dan angka 2 adalah “angka kedua”, begitu pula dengan 13. Makna angka 1 sebagai “angka pertama” dan angka 3 sebagai “angka kedua”. Tujuan pemberian label tersebut adalah memberikan kepada Teman Pengajar untuk menggambar garis yang mana dulu pada setiap kelompok garis vertikal dan garis horizontal.

Setelah Teman Pengajar sudah paham dan mengingatnya, kita lanjut untuk menentukan antara angka 12 dan 13 yang akan menjadi kelompok garis vertikal dan horizontal. Agar lebih mudah memahami, maka anggap saja seperti digambar bahwa angka 12 adalah kelompok garis vertikal artinya angka 12 akan digambarkan menjadi garis vertikal atau tegak begitu pula dengan angka 13. Pada angka 12 yang dikelompokkan menjadi kelompok garis vertikal terdapat angka 1 sebagai “angka pertama” dan angka 2 sebagai “angka kedua” maka Teman Pengajar dapat menuliskan angka 1 terlebih dahulu dengan gambar garis vertikal berjumlah satu kemudian beri jarak dan lanjutkan dengan menggambar garis vertikal sejumlah 2 garis begitupa pada angka 13.

Ketika semua sudah digambar maka saat nya menghitung titik potong, berbeda dengan sebelumnya apabila perkalian menggunakan angka dua digit maka titik potong dikelompokkan menjadi tiga kelompok. Yaitu kelompok a,b dan c seperti gambar dibawah ini :

Lalu, saatnya menghitung setiap titik potong pada tiap kelompok. Kelompok a dengan jumlah titik potong sebanyak 1, kelompok b berjumlah 5 titik potong dan kelompok c berjumlah 6 titik potong. Bagaimana penentuan hasilnya setelah itu ? Mudah saja, susun hasil setiap angka titik potong dari kelompok a,b,c secara berurutan maka didapatkan hasil 156. Maka hasil perkalian 12 x 13 =156. Berikut adalah salah satu video perkalian garis ala Jepang yang dapat Teman pengajar jadikan acuan untuk lebih mudah memahami cara kerja Perkalian Garis Ala Jepang https://youtu.be/4W5RAQzS8-U

Awalnya mungkin Teman Pengajar akan merasa kesulitan atau bingung namun jika telah dipraktekkan secara mandiri dan mencoba beberapa kali maka Perkalian Garis Ala Jepang akan terasa mudah dan lebih menyenangkan. Mengapa bisa dikatakan menyenangkan ? sebab kita terbiasa untuk menghitung dengan cara menghafal dan bagi beberapa orang itu merupakan hal yang sulit sedangkan dengan menggunakan metode Perkalian Garis Ala Jepang kita seperti diajak untuk “hanya menghitung titik potong”. Sehingga tanpa disadari kita akan menganggap itu pekerjaan yang mudah.

Tidak adil rasanya jika hanya mengatakan bahwa Perkalian Garis Ala Jepang ini mudah tanpa mempraktekannya pada para siswa secara langsung. Saya sudah mempraktekkan cara Perkalian Garis Ala Jepang pada kelas 4 dan 5 saat Praktik Kependidikan. Bahwa didapatkan hasil dari refleksi pembelajaran dan pengamatan di ruang kelas bahwa pada kelas 4 didapatkan pernyataan dari siswa bahwa 5 dari 10 siswa menganggap Perkalian Garis Ala Jepang menjadikan mereka lebih paham dan mudah dalam mengerjakan soal. Sedangkan pada kelas 5 didapatkan hasil 8 dari 13 siswa menyatakan bahwa Perkalian Garis Ala Jepang lebih mudah dipahami.

Gimana Teman Pengajar, Tertarik untuk mencobanya juga di kelasmu ? Jika masih bingung, teman-teman bisa nonton video berikut ini:

--

--