Apa itu Pendidikan Entrepreneurship?

Nathania Tasya
Pengajar Belajar
Published in
2 min readApr 17, 2023

Entrepreneurship merupakan kata yang sudah tidak asing lagi untuk di dengar. Apalagi jika berbicara mengenai entrepreneurship di dalam dunia bisnis. Namun, kata ini sudah tidak bisa diartikan secara sempit di dunia bisnis saja, bidang — bidang lain seperti kesehatan, psikologi, bahkan pendidikan sudah mengaplikasikan sikap entrepreneurship di dalam setiap kegiatannya.

Pemerintah Indonesia sangat mendukung penerapan sikap entrepreneurship di dalam bidang Pendidikan. Buktinya, pemerintah menyediakan buku panduan tentang pelaksanaan pendidikan kewirausahaan pada jenjang sekolah dasar dan menengah untuk menolong pendidik dalam penerapan sikap entrepreneurship di dalam kelas. Lantas, apa itu pendidikan entrepreneurship?

Pendidikan Entrepreneurship adalah pendidikan yang menerapkan prinsip-prinsip dan metodologi ke arah pembentukan jiwa entreprenurship, yang mampu menyelesaikan persoalan kehidupan secara logis dan kreatif dalam mencari penyelesaian dalam permasalahan tersebut.

Jiwa Entrepreneurship yang dimaksudkan disini adalah orang yang memiliki jiwa kepemimpinan, inovatif, penuh percaya diri, disiplin, berani mengambil resiko, serta bertanggung jawab atas keputusan yang diambil. Sikap seperti ini sangat penting untuk diajarkan kepada peserta didik, mengingat tahun 2045 Indonesia akan mengalami bonus demografi yang ditentukan juga hasilnya melalui anak — anak muda Indonesia.

Bagaimana Penerapan Pendidikan Entrepreneurship ?

Penerapan pendidikan Entrepreneurship harus diterapkan sejak dini, karena di masa rentang usia dini, anak lebih mudah menerima informasi baru yang diberikan. Berikut adalah salah satu contoh yang diterapkan di salah satu SD di Piyungan, Yogyakarta.

  • Kelas 1 & 2 SD — Fase persiapan dimana peserta didik diajarkan untuk menyiapkan kebutuhan secara mandiri dan mampu melihat situasi kondisi di sekitarnya.

Contoh: Peserta didik diajarkan untuk menyiapkan tas belajarnya dan disiplin melihat tugas yang diberikan guru setiap hari.

  • Kelas 3 SD — Fase persiapan tahap akhir dimana peserta didik mampu berinisiatif dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi

Contoh: Guru memberikan tugas berupa project yang dapat dimanfaatkan oleh lingkungan dan peserta didik dapat memikirkan sendiri topik dari project dan manfaatnya bagi lingkungan.

  • Kelas 4–6 SD — Fase lanjutan dimana peserta didik sudah dibina dalam pembuatan usaha secara offline dan diajarkan pemasaran usaha tersebut secara online.

Contoh: Guru dapat membentuk sebuah kelompok yang terdiri dari 3–4 siswa. Siswa dibimbing dalam penyusunan usaha yang akan mereka kerjakan, guru dapat mendampingi siswa hingga pada akhirnya siswa dapat memiliki usaha sendiri.

Sumber:https://lifestyle.okezone.com/read/2019/10/31/196/2124349/pentingnya-berikan-pendidikan-entrepreneurship-pada-anak-sejak-dini?page=2

Proses penerapan dan pembelajaran pendidikan entrepreneurship tidak bisa berjalan dengan baik jika pendidik tidak melibatkan orang tua dalam pelaksanannya. Orang tua memiliki peran penting yang harus dilibatkan dalam mendukung peserta didik memiliki sikap entrepreneurship. Tidak hanya guru saja yang harus belajar dalam pengembangan pembelajaran ini, tapi orang tua juga perlu diajak agar dapat mendorong penuh siswa memiliki sikap entrepreneurship.

Mari bersama mempersiapkan peserta didik dalam pengembangat entrepreneurship agar siap menghadapi dunia global yang terus menuntut manusia untuk bertumbuh secara masif.

Referensi:

https://journal.unimma.ac.id/index.php/urecol/article/view/1379

https://media.neliti.com/media/publications/279975-menumbuhkan-jiwa-perilaku-dan-nilai-kewi-54ca00d5.pdf

https://core.ac.uk/download/pdf/289793374.pdf

https://ejournal.bbg.ac.id/tunasbangsa/article/view/654

--

--