Asesmen Diagnostik dalam Kurikulum Merdeka

Dimitri Januar Bawole
Pengajar Belajar
Published in
4 min readApr 6, 2023

Sebagai salah satu aspek yang mengalami perubahan dalam kurikulum, sekarang kita mengenal ada tiga bentuk asesmen dalam peta Kurikulum yang lagi diselenggarakan di Indonesia. Dalam trajektori Kurikulum Merdeka, ketiga asesmen tersebut ialah Diagnostic Assessment (diagnosa/penilaian awal), Formative Assessment (penilaian proses), dan Summative Assessment (penilaian akhir), yang mana termaktub dalam reformasi pendidikan di Indonesia saat ini. Jika dibandingkan pada konsep asesmen dalam Kurikulum Nasional 2013 yang menekankan pada aspek sikap-karakter, pengetahuan, serta psikomotor, tri asesmen yang diterapkan dalam Kurikulum Merdeka ini menekankan struktur pengumpulan data penilaian berbentuk kualitatif dan kuantitatif mulai dari awal pembelajaran, proses pembelajaran yang berlangsung, dan hasil akhir. Ketiga asesmen ini esa dan berkorelasi satu dan yang lain.

Menariknya, dalam ketiga asesmen ini, para pendidik diberikan akses untuk menilai peserta didik secara holistik, bukan hanya result oriented. Sebagai subjek dalam pendidikan, peserta didik (beserta orang tua) akan diberikan umpan balik sehubungan dengan ketercapaian kompetensi yang telah dirancang secara mandiri dan bebas oleh pendidik. Hal menarik lainnya, berbeda dengan asesmen yang ada dalam Kurikulum 2013, proses penilaian bukan hanya terjadi dalam proses pembelajaran dilaksanakan dan hasil dari pembelajaran tersebut. Proses penilaian dilakukan sebelum pembelajaran tersebut dilaksanakan, atau disebut sebagai asesmen diagnostik. Asesmen ini mendiagnosa kompetensi, kekuatan, dan kelemahan peserta didik dalam pembelajaran.

Apa yang didiagnosa?

Dilansir dari laman resmi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud), asesmen diagnostik terbagi menjadi dua jenis sub asesmen yakni: asesmen diagnostik kognitif dan asesmen diagnostik non-kognitif. Berikut ini adalah tujuannya:

Asesmen Diagnostik Non-Kognitif

  • Mengetahui kesejahteraan psikologi dan sosial emosi siswa
  • Mengetahui aktivitas selama belajar di rumah
  • Mengetahui kondisi keluarga siswa
  • Mengetahui latar belakang pergaulan siswa
  • Mengetahui gaya belajar, karakter serta minat siswa

Asesmen Diagnostik Kognitif

  • Mengidentifikasi capaian kompetensi siswa
  • Menyesuaikan pembelajaran di kelas dengan kompetensi rata-rata siswa
  • Memberikan kelas remedial atau pelajaran tambahan kepada siswa yang kompetensinya di bawah rata-rata

Dari uraian yang ada di atas, asesmen diagnostik mendiagnosa peserta didik secara menyeluruh, baik kemampuan kognitif dan aspek sosial. Pada Asesmen Diagnostik Non-Kognitif, misalnya, pendidik mengumpulkan data peserta didik mulai dari kondisi keluarga, gaya belajar, psikis, dan aspek sosial yang biasa dijumpai sehari-hari. Asesmen jenis ini biasanya memperlihatkan keseharian dan kondisi sosial peserta didik yang bisa mempengaruhi proses pembelajaran di kelas. Selanjutnya, dengan asesmen diagnostik kognitif, pendidik mampu mengukur seberapa jauh peserta didik menguasai capaian kompetensi yang akan diajarkan. Pada jenis asesmen diagnostik terakhir ini, pendidik bisa merancang dan mengembangkan materi berdasarkan hasil dari asesmen diagnostik kognitif.

Contoh Asesmen Diagnostik

A. Asesmen Diagnostik Non Kognitif

Mata Pelajaran : …..

Kelas: …

Capaian Pembelajaran:

Tujuan Pembelajaran:

Daftar Pertanyaan

Sosial emosi siswa

1. Coba ceritakan perasaanmu akhir-akhir ini?

2. Siapakah orang yang paling kamu percayai dan biasanya kamu merasa nyaman ketika mengobrol dengan orang tersebut? Coba ceritakan

3. Bagaimana perasaan kamu ketika menghadapi kegagalan?

4. Siapa sahabatmu sejauh ini? Coba ceritakan

5. Jika kamu marah pada seseorang, hal apa saja yang biasanya kamu lakukan pertama kali?

6. Hal apa saja yang membuatmu senang?

Aktivitas siswa selama belajar di rumah

1. Pelajaran apa yang paling kamu suka? Urutkan dari yang paling sukai sampai yang tidak disukai!

2. Kamu lebih tertarik belajar dalam keadaan yang tenang atau dalam keadaan yang ramai?

3. Silahkan kamu membuat list distraksi (gangguan) yang kamu alami ketika belajar di rumah!

4. Ekstra pelajaran (les) apa saja yang kamu ikuti di luar jam sekolah?

5. Apa yang kamu lakukan biasanya di rumah sebelum menghadapi Penilaian Harian atau Penilaian Sumatif?

6. Siapa yang biasanya mengajari kamu ketika belajar di rumah?

Kondisi keluarga

1. Seberapa dekat kamu dengan keluarga kamu?

2. Apakah tradisi yang biasa dilakukan oleh keluarga kamu yang biasanya kamu senang? Contohnya: makan bersama di meja makan

3. Dari seluruh anggota inti (Ibu, Ayah, Adik, Kakak), siapakah yang menurutmu paling dekat dan biasanya kamu nyaman untuk diajak ngobol?

4. Silahkan tuliskan hal-hal yang kamu tidak sukai dalam keluarga!

5. Silahkan tuliskan hal-hal yang kamu sukai dalam keluarga!

B. Asesmen Diagnostik Kognitif

Berupa rincian pertanyaan-pertanyaan yang menjadi kunci pertanyaan sebelum pertanyaan diberikan.

Soal yang diambil adalah soal SD Kelas 5.

Bu Ina membuat kue tar berbentuk lingkaran. Kue tersebut dibagi menjadi 8 bagian sama besar. Jika kue itu akan dibagi pada 4 anak, banyaknya bagian yang diperoleh setiap anak adalah ….

  1. 2/8
  2. 1/8
  3. 2/4
  4. 4/8

Pak Hendra memiliki ayam sebanyak X. Oleh karena suatu hal, Pak Hendra menjual setengah dari ayam yang ia punya. Sisa ayam Pak Hendra adalah ….

  1. X — 2X
  2. X — 0,5X
  3. 2X — X
  4. 0,5X — 0,25X

Referensi

https://kurikulum.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2022/06/Panduan-Pembelajarn-dan-Asesmen.pdf

https://cdn-gbelajar.simpkb.id/s3/p3k/PPB/modul%20asesmen%20PPB/Sesi%201%20-%20Asinkron%20-%20Eksplorasi%20Konsep%20-%20B.%20Asesmen%20Diagnostik.pptx.pdf

https://ditpsd.kemdikbud.go.id/artikel/detail/pentingnya-asesmen-diagnostik-agar-guru-tahu-kelebihan-dan-kelemahan-murid

https://files1.simpkb.id/guruberbagi/rpp/461376-1673352581.pdf

https://files1.simpkb.id/guruberbagi/rpp/203688-1673066013.pdf

https://www.quipper.com/id/blog/info-guru/asesmen-diagnostik/#Tahap_Asesmen_Diagnostik_Kognitif

--

--