Bagaimana Manusia Belajar?

Qisti Aufa Afifah
Pengajar Belajar
Published in
3 min readApr 17, 2023
Photo by Brett Jordan on Unsplash

Manusia adalah makhluk yang unik dan dianugerahi dengan otak yang sangat kompleks dan memungkinkan untuk belajar. Otak manusia memiliki kemampuan untuk mengatur, menganalisis, dan menafsirkan informasi yang diterima dari lingkungan sekitar mereka. Hal inilah yang memungkinkan manusia untuk belajar dan tumbuh dalam kehidupan.

Sejak awal kehidupan manusia, belajar telah menjadi bagian penting dalam proses tumbuh kembang dan perkembangan manusia. Bahkan sejak zaman prasejarah, manusia telah belajar untuk bertahan hidup dan berkembang dalam lingkungan yang keras dan penuh tantangan. Dari cara-cara memburu hewan, mencari makanan, hingga mengatasi musibah alam, manusia selalu mencari cara untuk memperoleh pengetahuan baru.

Seiring berjalannya waktu, cara belajar manusia pun terus berkembang. Manusia mengembangkan bahasa, membuat sistem tulisan, dan menemukan cara untuk mentransfer pengetahuan dari generasi ke generasi.

Manusia belajar melalui berbagai cara, termasuk pengalaman langsung, observasi, eksperimen, refleksi, dan belajar dari orang lain. Dalam setiap situasi belajar, manusia mengambil informasi dan memprosesnya melalui proses kognitif seperti persepsi, ingatan, perhatian, dan pemecahan masalah. Proses ini membantu manusia mengorganisir dan memahami informasi, serta memungkinkan mereka mengembangkan keterampilan dan kemampuan baru.

Keterampilan dan kompetensi yang diperlukan manusia semakin kompleks dan berkembang di era saat ini. Untuk dapat memenuhi tuntutan tersebut, manusia perlu melakukan proses belajar yang terstruktur dan sistematis. Salah satu cara untuk membuat proses belajar menjadi lebih terarah dan runut adalah dengan menyusun kurikulum.

Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai apa yang harus dipelajari oleh siswa, bagaimana cara mengajar, serta bagaimana cara mengevaluasi hasil belajar siswa. Kurikulum dapat diimplementasikan dalam berbagai jenis pendidikan, seperti pendidikan formal, non-formal, maupun informal.

Sistem pendidikan formal, seperti yang diterapkan di sekolah, biasanya memiliki kurikulum yang lengkap dan terstruktur, yang mencakup berbagai mata pelajaran dan topik yang harus dipelajari oleh siswa pada setiap tingkatan pendidikan. Kurikulum ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan oleh siswa untuk dapat menghadapi tantangan kehidupan di masa depan.

Selain sistem pendidikan formal, kurikulum juga diterapkan pada pendidikan non-formal dan informal. Pendidikan non-formal dapat diartikan sebagai kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di luar lingkungan sekolah formal, seperti kursus atau pelatihan, yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan atau pengetahuan pada bidang tertentu. Kurikulum pada pendidikan non-formal biasanya disusun dengan fokus pada tujuan dan kompetensi yang ingin dicapai oleh peserta kursus atau pelatihan tersebut.

Sedangkan pada pendidikan informal, kurikulumnya lebih tidak terstruktur karena belajar terjadi secara alami dan tidak terorganisir. Pembelajaran informal dapat terjadi dalam bentuk aktivitas sehari-hari seperti membaca buku, menonton film atau diskusi dengan teman-teman. Namun, kurikulum informal tetap dapat diterapkan dengan memanfaatkan berbagai sumber belajar yang tersedia dan menentukan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

Pada dasarnya, kurikulum pada semua jenis pendidikan, baik formal, non-formal, maupun informal, memiliki tujuan yang sama yaitu untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan agar dapat mencapai keberhasilan dalam hidup dan menghadapi tantangan di masa depan.

Pada saat ini, sistem pendidikan di banyak negara telah mengalami reformasi kurikulum, untuk memperbarui materi yang diajarkan dan meningkatkan relevansi kurikulum dengan kebutuhan dunia kerja yang terus berubah. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk memastikan bahwa kurikulum yang disusun dapat memberikan pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan perkembangan zaman.

Dalam menyusun kurikulum, penggunaan taksonomi Bloom sangat membantu dalam merancang tujuan pembelajaran yang jelas dan terukur. Taksonomi Bloom adalah sebuah kerangka kerja yang digunakan untuk mengelompokkan dan merangkum berbagai tujuan pembelajaran ke dalam tingkat kesulitan yang berbeda, mulai dari tingkat paling rendah seperti mengingat, hingga tingkat paling tinggi seperti menciptakan. Hal ini membantu guru dan pengajar untuk merancang kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan dan tingkat pemahaman siswa.

Dengan begitu, kurikulum merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran manusia. Kurikulum yang disusun dengan baik dapat membantu siswa untuk belajar secara efektif dan efisien, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih baik.

--

--