Ketimpangan Kualitas Pendidikan Di Timur Indonesia

Vika Aditya
Pengajar Belajar
Published in
3 min readApr 17, 2023

Luasnya wilayah Indonesia yang membentang dari Sabang hingga Merauke menciptakan peluang dan tantangan sekaligus. Tidak hanya itu, harus dipastikan bahwa masyarakatnya dapat berdaya, sejahtera, dan dipenuhi haknya salah satunya melalui pendidikan. Lantas, sudahkan hak tersebut dipenuhi untuk semua masyarakat?

Melihat kemajuan dan perkembangan di wilayah barat Indonesia berdampak pula pada kemajuan pendidikan bagi para peserta didik. Peserta didik dari wilayah barat mendapatkan akses pendidikan yang lebih baik dengan pembelajaran berkualitas dan kemudahan untuk pergi ke sekolah tanpa perlu khawatir masalah jalan rusak atau terbatasnya fasilitas belajar mengajar. Jauh dari keramaian, di timur Indonesia wilayah matahari terbit ini masih banyak peserta didik yang tidak mendapat akses pendidikan layak. Bukan hanya sekadar membaca berita atau menyaksikan kondisi pendidikan di timur Indonesia melalui saluran televisi, bukti bahwa pendidikan di wilayah timur tertinggal dari wilayah barat dapat dilihat dari hambatan mahasiswa asal wilayah timur yang mengenyam perkuliahan di beberapa daerah khususnya di pulau jawa. Hambatan tersebut misalnya, mahasiswa kesulitan untuk mencapai nilai IPK (Indeks Prestatsi Kumulatif) yang tinggi karena adanya perbedaan pengalaman belajar mengajar ditambah adanya masalah stereotip negatif yang mempengaruhi kemampuan akademik. Hal tersebut menunjukkan adanya ketimpangan kualitas pendidikan yang mengisyaratkan bahwa pendidikan di Indonesia belum merata untuk semua masyarakat khususnya bagi para peserta didik yang akan menjadi penerus peradaban.

Berdasarkan data tahun 2015–2019 menggunakan analisis koefisien gini pendidikan menunjukkan bahwa capaian pendidikan di Kawasan Indonesia Timur mengalami ketimpangan yang tinggi dibandingkan dengan Kawasan Indonesia Barat yang capaian pendidikannya lebih merata. Tiga daerah yang mengalami ketimpangan paling tinggi capaian pendidikan adalah Provinsi Papua, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Barat. Tingginya ketimpangan capaian pendidikan di wilayah timur Indonesia salah satunya dapat dilihat dari sebaran rata-rata lama sekolah di wilayah timur yang tidak merata. Perbedaan gender menjadi faktor masalah tersebut, karena anak perempuan lebih banyak tidak melanjutkan sekolah dibandingkan anak laki-laki. Pernikahan remaja juga menjadi pengaruh tingginya ketimpangan capaian pendidikan di wilayah ini. Kemiskinan dan tempat tinggal peserta didik menjadi masalah lain yang menghambat untuk bisa dengan mudah mengakses pendidikan. Peserta didik yang tidak dapat mengakses pendidikan yang layak karena adanya perbedaan latar belakang sosial ekonomi yang rendah dan perbedaan gender dianggap sebagai bentuk ketidakdilan yang berat.

Masalah-masalah yang berkaitan dengan pendidikan perlu menjadi fokus utama untuk kebijakan yang berpihak pada tujuan berdaya dan sejahtera bagi semua. Pendidikan berkualitas harus mudah dijangkau oleh seluruh peserta didik dari semua wilayah di Indonesia tanpa pengecualian supaya tidak semakin jauh tertinggal. Para peserta didik dari wilayah timur juga berhak untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas, harapannya agar menjadi pendidikan timur Indonesia yang tidak kalah unggul dari pendidikan barat yang selama ini lebih banyak menerima manfaat.

Sumber:

Ayuningtyas, Ika. (2021). Ketimpangan Akses Pendidikan Di Kalimantan Timur. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol 6 (2), 2021.

Nurmutiazifah, A dan Yuniasih, A. F. (2019). Penerapan Model Regresi Data Panel:Determinan Ketimpangan Capaian Pendidikan Di Kawasan Indonesia Timur (KTI) 2015–2019. Seminar Nasional Official Statistic 2019.

--

--