KISAH ANTIOKSIDAN YANG SELALU DIINGAT

Firza Dwi Hasanah
Pengajar Belajar
Published in
4 min readJan 7, 2023

Banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam mengingat suatu materi pembelajaran. Hal ini bisa terlihat dari hasil belajar mereka pada suatu pelajaran yang tidak maksimal, bahkan mereka terkadang mengeluhkan cara guru mengajar, atau materi yang sedang mereka pelajari terlalu sulit. Kesulitan belajar sepertinya bukan karena mereka tidak bisa mengingat sesuatu dengan baik. Kita bisa melihat pada fenomena saat ini siswa SMP dan SMA yang bisa menghafal banyak judul drama korea dan juga lagu k-pop. Tetapi kenapa Ketika pembelajaran sedang berlangsung mereka seolah kesulitan dalam memahami materi yang sedang mereka pelajari.

Setiap dari kita tentu pernah menjadi seorang siswa dan merasakan sangat sulit untuk menghafalkan suatu materi yang sedang diajarkan oleh guru. Tetapi ada momen tertentu yang membuat kita sangat mudah sekali untuk mengingat dan memahami materi pembelajaran, karena saat melakukan pembelajaran itu kita merasakan senang dan pembelajaran itu berkesan. Dulu mungkin Sebagian dari kita pernah merasakan diajar oleh seorang guru yang hanya memberikan Latihan soal saja kepada muridnya tanpa memberikan feedback, atau mengajar hanya dengan menyuruh siswanya membaca buku paket. Tentu pelajaran itu tidak akan menjadi sesuatu yang berkesan bahkan diingat oleh siswa. Lalu bagaimana mengharapkan siswa bisa belajar dan menerima pembelajaran saat itu?

Pengalaman ini membuat saya yang saat ini menjadi pendidik, ingin memberikan yang terbaik untuk siswa saya. Karena tidak ingin Ketika mereka memasuki kelas saya kemudian mereka merasakan apa yang saya rasakan Ketika masih menjadi siswa dahulu, yaitu tidak bisa mengerti pembelajaran saat itu, bahkan mengingatnya sebagai sesuatu yang berkesan. Ada satu kata kunci yang membuat siswa bisa menjadi suka k-pop karena itu adalah bagian hidup mereka, mereka sangat menyukainya. Setiap mendengarkan Korea siswa memproduksi dopamine yang membuat mereka bahagia. Tetapi saat belajar belum tentu siswa mampu memproduksi dopamine bahkan mungkin cortisol hormone yang membuat mereka stress. Membawa pembelajaran menjadi bagian serius dari kehidupan mereka, bisa membuat mereka mengingat kejadian itu dalam waktu yang lama. Walaupun itu adalah hal yang sangat sederhana.

Membawa pembelajaran ke dalam aktivitas harian mereka tentu merupakan sesuatu yang harus direncanakan dan dipikirkan. Saya pernah melakukannya di kelas saya Ketika pembelajaran IPA. Berawal dari pemikiran siswa identik dengan jajanan atau snacking yang biasa mereka lakukan hampir setiap hari saat istirahat di sekolah. Snack menjadi acuan bagi saya untuk membawa pembelajaran IPA kedalam kebiasaan mereka. Saat itu pembelajaran IPA sedang membahas tentang bahan kimia, kemudian saya mengambil sub bagian zat aditif atau biasa disebut dengan zat yang ditambahkan secara khusus pada pengolahan makanan untuk memenuhi keperluan yang diinginkan (Purwanto, 2017).

Ketika pembelajaran berlangsung siswa mendapatkan bagian untuk membawa snack yang mereka bawa, yang nantinya akan diidentifikasi, untuk mencari tahu apakah bahan makanan yang mereka bawa mengandung zat aditif berbahaya atau tidak. Perlu diketahui bahwa zat aditif dibagi menjadi dua macam yaitu yang bersifat alami dan sintetis. Zat aditif alami yaitu zat aditif yang terkandung dalam bahan-bahan alami seperti garam, gula, kunyit, dan bahan dapur alami lainnya. Sedangkan zat aditif sintesis merupakan zat aditif yang diperoleh dari pemrosesan bahan kimia seperti pengawet natrium benzoat, kuning FCF, kalium sakarin (Purwanto, 2017). Saat melakukan identifikasi bahan tentunya siswa sangat senang karena snack yang mereka bawa adalah snack yang mereka sukai. Setelah pembelajaran berjalan selama 30 menit dan identifikasi berlangsung, tertanya salah seorang siswa menemukan adanya zat aditif buatan berbahaya dalam snack mereka. Hal itu cukup membuat terkejut karena snack itu sedang merupakan snack yang cukup terkenal dan banyak beredar di pasaran saat ini. Snack tersebut ternyata mengandung zat aditif yaitu BHA.

Apa itu BHA? Dan mengapa BHA berbahaya? BHA (butylated hydroxyanisole) merupakan salah satu zat aditif yang masuk dalam bahan antioksidan sintesis. Antioksidan adalah bahan yang dapat mencegah snack atau bahan makanan yang mengandung minyak atau lemak dari ketengikan atau racindity. Dengan antioksidan peristiwa okisdasi (bereaksi dengan oksigen) dapat dicegah yang bisa menyebabkan perubahan warna, penurunan nilai gizi, dan kerusakan vitamin. Sehingga hampir semua snack yang dibeli pasti mengandung anti-oksidan agar cita rasa dan kandungan snack tidak berubah dalam jangka waktu tertentu. Setelah dilakukan penyelidikan tertanya BHA merupakan antioksidan yang bersifat karsinogenik (menyebabkan kanker), oleh karenanya beberapa negara melarang penggunaan BHA sebagai antioksidan(Purwanto, 2017).

Setelah mengetahui bahwa snack mereka mengandung BHA siswa menjadi lebih bersemangat untuk mengidentifikasi apakah masih ada bahan lainnya yang mengandung bahan yang berbahaya lainnya. Tetapi, mereka harus cukup puas dengan dengan BHA sebagai satu-satunya bahan berbahaya yang mereka temukan dan menjadi trending topic di kelas saat itu. 1 bulan berlalu, siswa sudah tidak membahas BHA tetapi ada dua orang siswa yang tiba-tiba mendatangi saya dengan berkata bahwa setiap kali mereka akan membeli snack mereka teringat akan pembelajaran identifikasi makanan saat itu, sehingga akan mengecek terlebih dahulu apakah makanan tersebut mengandung BHA. Mereka juga sekarang lebih berhati-hati dalam membeli snack.

Hasil Karya Siswa Memeriksa Kandungan Makanan Ringan

Pada akhirnya pembelajaran akan menjadi sesuatu yang dihafal kemudian akan menguap begitu saja Ketika tidak bermakna. Memang pembelajaran harus sedekat mungkin dengan siswa dan melekat pada apa yang mereka lakukan sehingga mereka tidak hanya mengingatnya, tetapi mungkin akan membentuk sikap dan perilaku baru dalam menghadapi permasalahan mereka ke depannya.

SUMBER:

Purwanto, Budi. Nugroho, Arianto. 2017.Eksplorasi Ilmu Alam 2 untuk Kelas VIII SMP dan MTS. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

--

--