SEL (Social-emotional Learning)

Halley Kuncoro, S.T., M.Pd.
Pengajar Belajar
Published in
4 min readJan 26, 2023

SEL adalah singkatan dari “Social and Emotional Learning” atau dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai “Pembelajaran Sosial dan Emosional”. SEL adalah proses di mana anak-anak dan orang dewasa memahami dan mengelola emosi, menetapkan dan mencapai tujuan positif, merasakan dan menunjukkan empati terhadap orang lain, menjalin dan memelihara hubungan positif, serta membuat keputusan yang bertanggung jawab. Program dan kurikulum SEL dirancang untuk membantu individu mengembangkan keterampilan dan kompetensi ini sepanjang hidup mereka.

Mengapa SEL ini penting?

SEL penting karena dapat membantu individu mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk menjalani kehidupan yang berisi dan sukses. Keterampilan dan kompetensi sosial dan emosional, seperti kesadaran diri, empati, dan pengambilan keputusan, sangat penting untuk membangun hubungan positif, mencapai tujuan, dan mengelola stres dan tantangan lainnya.

Penelitian telah menunjukkan bahwa program SEL dapat menyebabkan peningkatan kesehatan mental siswa, kinerja akademik, dan kesejahteraan secara keseluruhan. Selain itu, SEL dapat membantu menciptakan budaya dan iklim sekolah yang positif, yang dapat meningkatkan keamanan sekolah dan keterlibatan siswa. SEL juga penting untuk orang dewasa, membantu mereka memahami emosi mereka sendiri, berkomunikasi secara efektif, dan mengembangkan hubungan positif, yang dapat mengarah pada kesuksesan dan kepuasan yang lebih besar dalam kehidupan pribadi dan profesional mereka.

Apa Saja Standar SEL?

Standar SEL adalah tujuan dan hasil yang diharapkan dari program dan kurikulum Pembelajaran Sosial dan Emosional (SEL). Standar ini memberikan kerangka kerja tentang apa yang harus diketahui dan dapat dilakukan siswa dalam hal keterampilan dan kompetensi sosial dan emosional.

Ada beberapa set standar SEL yang telah dikembangkan oleh berbagai organisasi. Salah satu yang paling banyak digunakan adalah CASEL (Collaborative for Academic, Social, and Emotional Learning) SEL Framework, yang mencakup lima kompetensi dasar: kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran sosial, keterampilan hubungan, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.

CASEL Framework, Sumber: Casel.org

Rangka kerja CASEL memecahkan lima kompetensi menjadi keterampilan dan sub-keterampilan yang spesifik. Misalnya, dalam kesadaran diri, siswa harus dapat mengidentifikasi dan memahami emosi, nilai, dan keyakinan mereka sendiri. Dalam kesadaran sosial, siswa harus dapat memahami dan menghormati perspektif orang lain, dan dalam pengambilan keputusan yang bertanggung jawab, siswa harus dapat membuat pilihan yang etis dan konstruktif.

Standar SEL lainnya termasuk pendekatan RULER yang dikembangkan oleh Universitas Yale dan model Whole School, Whole Community, Whole Child (WSCC) yang dikembangkan oleh Asosiasi Nasional Psikologi Sekolah (NASP) dan Akademi Ahli Pediatri Amerika (AAP).

Standar SEL membantu guru, orang tua, dan pembuat kebijakan untuk memahami keterampilan dan kompetensi spesifik yang harus dikembangkan siswa melalui program SEL, dan untuk mengevaluasi efektivitas program tersebut dalam mencapai tujuan tersebut.

SEL Standard
SEL 101 from CASEL.org

Bagaimana Menerapkan SEL di dalam Kelas?

Ada beberapa cara untuk menerapkan Pembelajaran Sosial dan Emosional (SEL) di dalam kelas, diantaranya:

  1. Menyertakan instruksi SEL ke dalam kurikulum: SEL dapat diajarkan sebagai mata pelajaran mandiri atau diintegrasikan ke dalam mata pelajaran yang ada seperti sastra, matematika, dan ilmu pengetahuan alam.
  2. Menggunakan strategi SEL di dalam kelas: Strategi SEL seperti kesadaran diri, pembelajaran kerjasama, dan berperan dapat digunakan untuk menciptakan lingkungan kelas yang positif dan untuk mengajarkan keterampilan sosial dan emosional.
  3. Menciptakan budaya kelas yang positif: Budaya kelas yang positif dapat diciptakan dengan mendorong rasa hormat, tanggung jawab, dan hubungan positif di antara siswa.
  4. Mendorong refleksi diri: Kegiatan refleksi diri seperti jurnal, pengaturan tujuan, dan evaluasi diri dapat membantu siswa memahami emosi dan perilaku mereka sendiri.
  5. Menggunakan teknologi: Ada banyak aplikasi dan program SEL berbasis yang dapat digunakan untuk mendukung instruksi SEL di dalam kelas.
  6. Memberikan kesempatan untuk interaksi sosial: Kegiatan pembelajaran kerjasama dan latihan pembentukan tim dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan sosial dan emosional.
  7. Menyertakan partisipasi orang tua dan keluarga: Mendorong dan mendukung orang tua dan keluarga untuk berpartisipasi dalam kegiatan SEL dan berkomunikasi secara teratur dengan mereka tentang perkembangan anak dan cara mendukung perkembangan sosial dan emosional anak di rumah.
  8. Memberikan pengembangan profesional: Guru harus diberikan kesempatan pengembangan profesional berkelanjutan untuk belajar tentang SEL dan mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk menerapkan instruksi SEL secara efektif di dalam kelas.

Perlu diingat bahwa tidak ada satu cara untuk menerapkan SEL di dalam kelas dan harus disesuaikan dengan kebutuhan dan konteks sekolah dan siswa yang spesifik. Mari kita tingkatkan kompetensi kita sebagai pengajar dengan memasukan framework CASEL ini di dalam pembelajaran kita, agar murid-murid kita semakin baik dan proses pembelajaran pun menjadi lebih menarik serta tujuan pembelajaran akan mudah tercapai.

--

--

Halley Kuncoro, S.T., M.Pd.
Pengajar Belajar

I am an educator and love to share about my knowledge to everyone. Semoga bermanfaat!