PPL 2020 — Document Builder: Persona Pengguna

Firman Hadi
pepeel
Published in
4 min readApr 14, 2020

Seperti memasak, mengembangkan aplikasi juga harus berorientasi kepada selera pengguna. Secanggih apapun teknologi dibelakangnya, apabila tampilannya tidak ramah terhadap pengguna, maka pengguna juga menjadi merasa enggan untuk menggunakan aplikasi Anda.

Salah satu cara untuk membantu mengembangkan aplikasi yang berorientasi pada pengguna adalah menggunakan persona. Persona merupakan sebuah representasi pengguna dalam bentuk individu khayalan. Persona sendiri akan mengandung informasi singkat tentang pengalaman, tujuan, pekerjaan, pain points, dan kondisi lingkungan pengguna yang sebenarnya. Harapannya, persona akan menjadi panduan bagi pengembang untuk membuat interface aplikasinya agar lebih nyaman untuk persona tersebut.

Persona sendiri disusun dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:

Pertanyaan yang dibentuk untuk membuat sebuah Persona (dari Referensi UI/UX PPL 2020)

Persona di Document Builder

Dalam PPL kali ini, kami sudah disediakan persona oleh partner. Persona yang kami dapat sebanyak empat, yaitu civitas akademika FH UI, admin, super admin, dan tamu. Berikut adalah visualisasi yang sudah dibuat oleh salah satu anggota tim yaitu Asti:

Persona civitas akademika FH UI
Persona admin
Persona super admin
Persona tamu

Sekarang, apa yang bisa kita dilakukan dengan persona yang sudah diberikan?

Memahami Kebutuhan

Berdasarkan persona di atas, kita bisa simpulkan bahwa aplikasi kita setidaknya harus memiliki poin berikut:

  • Quick: Berdasarkan pain point dari civitas akademika FH UI, aplikasi kita harus bisa mempercepat proses pembuatan surat dibanding dengan meminta secara manual dari sekretariat.
  • Automatic: Berdasarkan pain point dari admin, aplikasi kita harus bisa memroses surat secara otomatis sehingga admin tidak merasa kewalahan lagi.
  • Accessibility/User friendly: Dikatakan juga admin suka merasa sulit dalam memahami tombol-tombol yang ada. Artinya, aplikasi kita harus mudah dipahami oleh pengguna terutama yang lebih tua.
  • Controlled access: Karena pembuatan surat menjadi otomatis, maka admin juga membutuhkan pengaturan akses, seperti surat yang hanya bisa digunakan oleh staf FH UI saja dan bukan mahasiswa.
  • Open: Berdasarkan persona tamu juga kita dapat menyimpulkan bahwa aplikasi kita harus bisa diakses oleh orang di luar civitas akademika FH UI, dan juga mudah dipahami oleh mereka.
  • Administrative tools included: Aplikasi kita juga harus menyediakan control panel untuk mengatur role khusus untuk super admin.

Realisasi Pada Aplikasi Kami

Dari poin-poin di atas, kita sudah mendapatkan garis besar dari kebutuhan aplikasi Document Builder. Sekarang, solusi yang diajukan untuk poin-poin di atas adalah sebagai berikut:

  • Quick & Automatic: Poin ini adalah inti dari aplikasi kami, yaitu membuat surat secara otomatis dan staf sekretariat tidak akan kewalahan lagi.
  • Accessibility/User friendly: Kami memberikan solusi terhadap poin ini dengan memberikan kode warna pada tombol, dan penggunaan bahasa Indonesia yang se-baku mungkin (copywriting).
Contoh pemberian kode warna dan copywriting pada aplikasi kami
  • Controlled access: Aplikasi kami akan memiliki fitur access control yang berdasarkan role suatu pengguna sehingga kita bisa dapat mengatur role apa saja yang boleh mengakses suatu surat.
Mockup access control yang akan diimplementasikan
  • Open: Selain dengan single sign on dari Universitas Indonesia, kami juga akan membuat registrasi pengguna menggunakan email biasa.
Mockup pilihan untuk login dan daftar tanpa menggunakan SSO UI
  • Administrative tools included: Untuk ini, kami juga menyediakan control panel untuk super admin.
Mockup untuk pengaturan pengguna oleh super admin

Kesimpulan

Kita sudah melihat bahwa persona dapat membantu kita dalam menentukan fitur apa saja yang penting bagi aplikasi kita. Persona sendiri sebenarnya adalah bagian dari UI/UX dan secara pengalaman saya yang merupakan backend engineer tidak begitu berinteraksi langsung. Bukan berarti tidak penting, tetapi persona cukup membantu untuk para pengembang dalam memahami kebutuhan pengguna dan lebih fokus kepada fitur yang dibutuhkan target pengguna.

Sekian penjelasan saya tentang persona. Jangan lupa untuk membaca artikel dari anggota tim lain.

--

--