Jatuh ke Tempat yang Lebih Tinggi

Hati, Jemari
Plano16-C
Published in
2 min readJul 15, 2017

Setiap orang pasti memiliki impian. Namun, terkadang impian itu tidak sesuai dengan kondisi ideal yang diharapkan. Tapi bukan berarti ketidaksesuaian itu berarti lebih buruk. Karena kita tahu Allah memiliki tiga cara untuk mengabulkan doa-doa yang kita panjatkan salah satunya mengganti dan memberi jalan yang lebih baik dari permohonan-permohonan itu.

Ketika SMA dulu tidak pernah terlintas dipikiran saya untuk masuk jurusan tata kota. Mungkin karena saat itu saya sedang gemar pelajaran biologi dan kesenian jadilah target saya adalah lolos ke fakultas kedokteran atau arsitektur. Berusaha sekuat tenaga dan selalu memohon. Tapi kehidupan tidak seindah yang diharapkan, pasti banyak rintangan dan hambatan. Lalu hasil akhir jalur tulis pun keluar.

Tidak diterima.

Dua kata yang membuat saya merasa sangat bodoh, malu, dan terpuruk. Terus menerus menangis, mungkin yang pernah merasakan hal yang sama mengerti perasaan seperti itu. Namun, alhamdulillah saya diberkahi dengan keluarga yang selalu mendukung dan tidak pernah menyalahkan hasil apapun yang didapat. Selalu memotivasi dengan kalimat ‘ini cuma dunia’. Cukup bisa membuat saya tenang kembali.

Kemudian kabar tak terduga muncul. Setelah bertahun-tahun berlalu ITB kembali membuka jalur mandiri dan kebetulan sekali dibuka untuk SAPPK jurusan perencanaan wilayah kota. Sebenarnya memang dari dulu saya ingin menjadi salah satu mahasiswa SAPPK. Awalnya ragu-ragu untuk kembali mendaftarkan diri setelah mendapat lima kali penolakan dan terlalu takut untuk jatuh lagi. Tapi, setelah mendapat beberapa bujukan akhirnya saya kembali mendaftar tanpa banyak berharap. Ternyata saya diberi jalan keluar atas kesedihan yang kemarin dirasakan. Alhamdulillah pengumuman jalur mandiri ITB ini memberi hasil yang baik.

Saat pertama kali masuk dan berjumpa dengan pelajaran-pelajaran yang menyangkut dengan PWK saya merasa sedikit kaget. Lalu dengan seiring waktu saya mulai terbiasa dan terus menemukan hal yang sangat menarik perhatian yang terus menuntut untuk selalu berpikir. Berpikir mengapa, apa, dan bagaimana. Bukan untuk diri sendiri, tapi untuk kepentingan orang lain. Bukan berpikir keras sendiri, tapi bersama, dengan banyak berdiskusi dan mengkaji suatu hal sampai bertemu dengan jawabnya. Hal-hal yang selalu saya cari tentang dimana dan harus dengan apa agar belajar dan bekerjasama dapat selalu dilakukan secara bersamaan. Ternyata ada di tempat yang tidak pernah terbayang atau pun terpikir. Tempat yang tidak pernah diinginkan untuk dikunjungi ternyata memiliki kesenangan yang melebihi impian yang selalu menjadi bulir-bulir doa. Alasan yang cukup kuat untuk membuat saya yakin untuk terus melanjutkan perjuangan di jalur ini. Mungkin ini salah satu bukti nyata dari cara Allah untuk mengabulkan doa seorang hambanya dengan jalan yang lebih layak dan cara yang lebih baik.

--

--

Hati, Jemari
Plano16-C

Penulis perjalanan sebuah kisah dari satu atau dua orang pemilik hati yang kaya. Aku adalah aku, kamu, atau dia.