Ribuan

Bagas Ghalih Wicaksono
Planologi ‘16
Published in
1 min readAug 6, 2017

Kala itu mulutku ingin menetaskan sebuah opini tentang angka didalam kehidupan.

Pertama, Akan terdengar angka pertama muncul didalam benakmu mungkin satu, seratus, seribu, sejuta atau satu triliun. Mungkin.

Lalu, apakah angka-angka itu berjasa dan memupuk pamrih terhadap mu? sedang algoritma dan dialektika yang berwawasan saling bersalaman untuk bertaruh siapa yang lebih penting.

Pikirkan lah barangkali semua angka itu membentuk dari tiap-tiap benda di bumi ini. Mungkin Sang Mentari, Rembulan, Persimpangan, Senja, atau Manusia itu sendiri bisa jadi.

Bilamana itu benar, Mengapa tak kita rangkul saja semua itu dan kita bungkus mereka semua menjadi satu rangkaian angka yang absolut?

Berat mungkin bagiku. tapi tidak bagi kita. bangunkan aku seperti halnya manusia menyalakan api unggun untuk menebar kehangatan.

“Terima kasih”

“Dengan ini kujadikan semua menjadi ‘Ribuan’ ”

“Ribuan mata yang merindukan perubahan, Ribuan jiwa yang mengharapkan impian, Ribuan asa yang menepuk pundak kita”

“Ingin punya hati yang sama walaupun berbeda pada dasarnya”

“Karena tidak butuh Ribuan tahun untuk mendapatkan Mentari untuk mereka”

“Percayalah”

ilustrasi.

--

--