INDONESIA TANPA AKU

Putri Bunga
Naladhipa Narasanjaya
2 min readAug 21, 2016

Sedikit menoleh pada kondisi negara tercinta “yang katanya” Negeri berpotensi luar biasa. Dengan total luas Negara sebesar 5. 193 . 250 km2 yang terdiri 17. 508 pulau dan 3.273.810 km2 luas lautan bebas, kini Indonesia masih memiliki sedikitnya 30 juta penduduk dengan perut kosong setiap harinya, biaya pendidikan yang belum terjangkau seluruh lapisan dan kesehatan yang tidak dijamin oleh siapapun . Itu membuktikan Indonesia masih terjajah oleh dirinya sendiri dibalik kata merdeka yang telah digenggam.

Dengan melimpahnya sumber daya alam dan sumber daya manusia yang berkualitas bukankan Indonesia dapat lebih jaya dengan segala inovasi-inovasi yang ada? Namun nyatanya kita masih berada pada keadaan terlalu kaya dan terlalu miskin serta terlalu maju dan terbelakang. Tentu saja banyak faktor yang dapat menjelaskan penyebab terjadinya hal — hal demikian, banyak pula tokoh besar hingga masyarakat kecil yang dapat memaparkan kronologi terjadinya hal rumit ini sebagai pengamat maupun penikmat. Kemiskinan melonjak, korupsi meningkat, kesenjangan sosial apa lagi yang lebih menyedihkan?

Aku, aku, aku dan aku. Apa yang bisa aku dapatkan, untuk kebahagian ku, agar aku mapan. Setiap pribadi hanya memikirkan dirinya sendiri, semuanya hanya soal menguntungkan diri sendiri. Celakanya, dewasa ini semua orang terlihat menghalalkan segala cara untuk mendapatkan segalanya. Merebut hak — hak orang lain terdengar biasa dan saling suap menyuap telah menjadi tradisi baru di sini. Ini bukan tentang apa yang kita dapatkan namun apa yang dapat kita berikan, terdengar klise memang. Namun, melihat apa yang diberikan bangsa ini kepada kita wajar jika ia meminta balas budi berdampingan dengan segala keuntungan yang kita dapatkan. Melalui pembangunan dan pembenahan dalam segala aspek misalnya. Sebagai seorang planner yang matanya melihat melalui berbagai sudut pandang, yang telinganya mendengar dari segala penjuru, yang kakinya harus berjalan menuju berbagai tujuan dan raganya nempatkan diri di manapun maka akan lebih baik mengerjakan segalanya dengan tujuan tanpa aku, melibatkan segala aspek dan lapisan dalam proses dan hasil akan jauh lebih baik. Maka, kata kita akan lebih baik dari kata aku.

Tidak seorang yang menghitung-hitung : “Berapa untung yang kudapat nanti dari Republik ini, jikalau aku berjuang dan berkorban untuk mempertahankannya” — Pidato Ir. Soekarno HUT RI, 1956

PUTRI BUNGA S.P / 15415035

--

--