Resti Ramadhanti
Naladhipa Narasanjaya
3 min readJun 23, 2016

--

Sangat luas Pola Pikir Planner Membuatnya Mudah Mengeluarkan Pendapat Mengenai Hal Apapun yang Dikaji

Luas dan Komprehensif:

Pola Pikir Planner yang Merupakan Bekal Keuntungan untuk Planner

Mahasiswa planologi ketika lulus akan menjadi seorang sarjana planologi atau biasa dipanggil planner. Planner akan benar-benar terjun ke dunia pekerjaan dan masyarakat sesungguhnya. Tidak lagi menjadi mahasiswa yang belajar di perguruan tinggi. Namun sudah menjadi, Planner.

Mahasiswa planologi semasa kuliahnya mempelajari berbagai macam ilmu dari disiplin ilmu yang berbeda-beda. Maka ketika ia observasi dan ingin menyelesaikan permasalahan di suatu tempat, ia terbiasa memikirkan berbagai macam aspek dengan bekal berbagai macam ilmu tersebut. Akibatnya, mahasiswa planologi memiliki bekal luarbiasa, yaitu berpikir komprehensif.

Komprehensif dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) versi online mempunyai arti: bersifat mampu menangkap (menerima) dengan baik; luas dan lengkap (tentang ruang lingkup atau isi); mempunyai dan memperlihatkan wawasan yang luas.

Menurut Bu Dinur Krismasari, lulusan Planologi ITB angkatan 1982, Deputy Director JICA (Japan International Cooperation Agency), pembeda lulusan planologi adalah The Way of Thinking. Dimana pemahanan dan pola pikirnya berasal dari berbagai aspek secara komprehensif.

Ya, mahasiswa planologi dibekali pola pikir yang luas dan komprehensif. Hal ini membuatnya dapat melakukan tugasnya sebagai planner yang dapat menyelesaikan masalah. Namun kenapa harus memiliki pola pikir yang luas dan komprehensif?

Karena permasalahan yang ada di bumi ini tidak melulu diakibatkan oleh hanya satu penyebab. Contohnya saja kemacetan yang ada di kota besar. Selain karena pertumbuhan masyarakat dan pola hidup mewah yang mengakibatkan pertumbuhan jumlah kendaraan, ini mengenai transportasi publik pula. Juga mengenai arah arus kendaraan. Atau mengenai penghijauan kota dan pembangunan rumah. Banyak hal yang harus diselesaikan di bumi ini dan butuh banyak pandangan berbagai aspek untuk menyelesaikannya.

Menurut Pak Syafruddin Arsyad Temenggung, Lulusan Planologi ITB angkatan 1978, Mantan Kepala BPPN (Badan Penyehatan Perbankan Nasional), keunggulan mahasiswa planologi dibandingkn dengan yang lain adalah cara atau sistem berpikir yang holistik dan komprehensif. Oleh karena itu, kita (planner) tidak akan pernah merasa kalah karena pemikiran kita selalu lebih luas dan dalam.

Intermezzo mimpi penulis: Permasalahan yang sedang menjadi tren di bumi ini adalah lingkungan dan ekonomi. Apa yang bisa kita lakukan sebagai planner? Kalau saya sendiri, saya ingin berkeipung di dunia lingkungan dan menambah ruang hijau sebanyak banyaknya di Indonesia, negara kelahiranku, dan negara yang menjadi tanggung jawabku. Saya juga sebagai calon mahasiswa planologi berharap bisa mempraktekkan pola pikir yang luas dan komprehensif yang akan menjadi bekalku nantinya dalam mencapai impianku

Menurut Prof. Roos Akbar, dosen Planologi ITB, pula, lulusan planologi yang memiliki pola pikir luas dan komprehensif dapat bertahan dalam kebanyakan kondisi apapun di dunia pekerjaan. Planner dapat masuk kedalam semua obrolan karena memiliki wawasan yang luas, dapat beradaptasi dengan cepat. Planner dapat diterima dengan baik oleh siapa saja, dan dimana saja planner inginkan.

Ya, dengan pola pikir yang luas dan komprehensif, alias mempunyai wawasan yang luas dan seakan semua aspek memiliki keterhubungan di otaknya, planner akan dapat dengan indah menyelesaikan masalah. Inilah bekal yang diberikan kepada mahasiswa planologi, yang nantinya akan menjadi planner, agar dapat berguna bagi masyarkat.

Resti Ramadhanti / 19915139

Planologi 2015

Institut Teknologi Bandung

Pustaka:

kbbi.web.id , diakses 22 Juni 2016

Khafidhoh, Alwin (Ed.). 2010. Alumni Berbagi: Membuka Cakrawala Takdir. Bandung: Alumni Planologi ITB.

Images36.fotki.com/v1204/photos/9/1798879/9995314/Pantaipasirboliviaidbitein008-vi.jpg , diakses 22 Juni 2016

--

--