Pembangunan Kota Palembang: Dari Penyiasatan Anggaran Hingga Role Mode Pembangunan Daerah

Idham Alwi
Naladhipa Narasanjaya
3 min readJul 21, 2016

--

Banyak yang berpendapat bahwa modernisasi itu kerap identik dengan kawasan ibu kota , terutama pada negara-negara berkembang. Sebut saja Indonesia dengan Jakarta nya . Jakarta yang sekarang sedang sibuk dengan pembangunan MRT dan “skandal” reklamasi teluk nya pun masih memiliki puluhan bahkan ratusan Mega Proyek yang yang tengah direncanakan 20–50 tahun mendatang. Ratusan mega proyek tersebut tentu membutuhkan biaya Triliunan Rupiah yang berasal dari berbagai sumber, mulai dari APBN hingga investor asing.

Puluhan Mega Proyek Jakarta yang belum ter implementasikan

Dari pernyataan tersebut lantas banyak yang menanyakan nasib modernisasi daerah-daerah selain Jabodetabek. Modernisasi dan pembangunan kota-kota lain seperti Serang, Cirebon, dan luar pulau jawa seperti Jambi, Padang, dan lain lain masih bisa dibilang kurang begitu pesat padahal jumlah penduduk di daerah tersebut terus meningkat. Namun diantara semua daerah-daerah yang ada di nusantara, penulis menemukan pengecualian pada kota Palembang.

Kota Palembang tengah mengalami pembangunan yang begitu pesat dalam dua dekade terakhir ini. Mulai dari pembangunan sport center Jakabaring, hingga yang baru-baru ini sedang dibangun yaitu LRT (Light Rail Transit)

Setidaknya, ada 4 Mega Proyek yang telah maupun akan dibangun di Palembang, yaitu kawasan eksklusif Jakabaring Sport Center, Jalan .., LRT(Light Rail Transit), dan Jembatan MUSI VI. Tidak kalah menarik, Sirkuit Motor GP yg akan menjadi salah satu tercantik di dunia pun kerap dibangun di JSC, yang tentunya membuat pihak Sentul city malu dengan arena MotoGP nya sendiri yg akhir-akhir ini tidak terurus.

Dari segi biaya, mulai dari pembangunan Jakabaring sport city sendiri telah memakan biaya Rp 3 Triliun, itu pun belum termasuk veneu baru yang akan dibangun menjelang asian games 2018 yang mencapai Rp 1,2 Triliun lebih. Kemudian biaya pembangunan LRT tak kalah mahal, dengan estimasi Rp 300 Miliar per kilometer, maka setidaknya pemerintah harus mempersiapkan biaya sekitar Rp 7 Triliun.

LRT dan Jakabaring Sport City

Tentu kita bertanya mengapa Palembang yang dimana 40 tahun lalu memiliki infrastruktur yang biasa-biasa saja sekarang tengah berkembang menjadi kota modern dengan berbagai mega proyeknya yang menguras banyak biaya? Darimana pemerintah Sumsel mendapatkan dana yang kurang lebih mencapai 50 Triliun tersebut? Hal itu disebabkan pensiasatan dana yang luar biasa yang dilakukan oleh pemerintahan sumsel.

Jika kita cermati, kota palembang mulai berkembang pesat ketika tampuk kepemimpinan berganti pada awal tahun 2000 an. Pada saat itu pemerintah tengah mengadakan berbagai acara besar mulai dari PON, Sea Games, dan lain sebagainya. Pemerintah Sumsel kala itu dengan “Nekat” selalu siap sedia bahkan menawarkan Kota Palembang sebagai tuan rumah dalam setiap kegiatan. Dari sinilah Aliran dana bercucuran mulai dari Investor asing seperti Australia, hingga APBN sendiri dipakai untuk membangun berbagai macam infrastruktur. Setelah itu bisa ditebak, pertumbuhan ekonomi di sumsel maupun palembang berkembang sangat pesat, bahkan untuk mengatasi arus logistik dan perekonomian di Sumsel pemerintah akan segera membuat Tol Indralaya-Palembang. APBD yang dulunya hanya bisa membiayai kerusakan infrastruktur Palembang kini dengan bantuan APBN serta investor mampu menciptakan modernisasi di daerah tersebut.

Dari situ penulis berharap penyiasatan pendanaan ini bisa menjadi contoh dan role mode bagi pemerintahan daerah yang lain.

Muhammad Idham Alwi

19915195

--

--