Averina
Naladhipa Narasanjaya
3 min readJun 22, 2016

--

Planners as Jack of All Trades

Jack of All Trades sering juga di sebut Master of None, istilah ini digunakan untuk menggambarkan seseorang yang dapat melakukan banyak hal namun tidak ahli dalam hal tersebut. Kebanyakan orang Indonesia merupakan seorang Jack of All Trades. Mengapa demikian? Hal ini disebabkan karena sistem pendidikan di Indonesia menuntut hal tersebut. Sebenarnya orang-orang Indonesia memiliki kemampuan yang lebih dibanding orang di luar negeri, namun karena sistem pendidikan yang menuntut seorang siswa mengetahui berbagai hal dalam satu waktu, fokus siswa tersebut akan pecah sehingga apa yang diterimanya tidaklah mendalam. Pada tahap ini, Jack of All Trades terdengar buruk, namun apakah memang demikian?

David Cole mengungkapkan bahwa:

“Learning isn’t a zero-sum activity.”

Hal ini berarti untuk melakukan sesuatu, kita tidak bisa memfokuskan diri hanya pada satu hal saja, tetapi kita harus memikirkan berbagai hal juga. Seperti ketika membangun sebuah bangunan, jika kita hanya fokus untuk memperindah pintu rumah saja, bagian lain dari rumah tersebut tidak akan selesai di bangun. Kita tentu menginginkan sebuah rumah yang utuh dan bukan hanya sebuah pintu yang indah, bukan? Jadi, Jack of All Trades tidak selalu buruk, bahkan sebutan tersebut bisa menjadi sebuah pujian.

Keberadaan Jack of All Trades termasuk penting dalam masyarakat, bahkan orang-orang seperti itu cenderung dibutuhkan. Seorang Jack of All Trades memiliki kemampuan melihat dari berbagai perspektif dan tidak hanya terfokus pada satu bidang tertentu saja. Entah kita sadari atau tidak, terdapat tokoh-tokoh dunia yang merupakan seorang “Jack of All Trades”, seperti Leonardo da Vinci yang merupakan seorang pelukis, arsitek, musisi, pemulis dan pematung; Aristoteles yang memiliki minat di bidang fisika, metafisika, puisi, teater, musik, retorika, polotik, pemerintahan, etika, biologi dan zoologi; Sir Isaac Newton yang merupakan seorang fisikawan, matematikawan, ahli astronomi, filsuf alam, alkimiawan, dan teolog, Johann Wolfgang von Goethe yang adalah novelis, sastrawan, humanis, ilmuwan, dan filsuf Jerman; dan masih terdapat lebih banyak lagi orang-orang yang menyandang predikat “Jack of All Trades”.

Dalam proses menjadi seorang Planner, yaitu saat menjadi mahasiswa jurusan Planologi, kita dituntut untuk mempelajari berbagai hal. Hal ini tentu memiliki dampak positif maupun dampak negatif. Mahasiswa yang dapat mengerjakan banyak bidang pekerjaan dalam satu waktu akan dengan mudah mengikuti namun tentu tidak demikian dengan mahasiswa yang hanya dapat fokus pada satu materi pada satu waktu. Mahasiswa jurusan ini akan mendapat materi perkuliahan tentang geologi lingkungan, perpetaan, ilmu sosial, ekonomi dan ilmu politik seperti pada kuliah Aspek Sosial dalam Perencanaan, Kependudukan, Pengantar Ekonomika Perencanaan, Ekonomika Wilayah dan Kota, Pembiayaan Pembangunan, dan Ekonomika Transportasi, Pengembangan Komunitas, serta Perencanaan dan Politik, dan masih banyak lagi.

Planner dengan pengetahuan yang luas tentu saja memegang keunggulan tersendiri, namun itu tidak berarti menjadi Master of One adalah sesuatu yang buruk sebagai seorang Planner. Planners as Jack of All Trades memiliki keunggulan dalam mengelola sebuah team yang terdiri dari orang dalam berbagai bidang. Team Leader yang berpengetahuan luas akan mendapatkan respect dari anggota team sehingga team tersebut dapat bekerja secara lebih effisien karena percaya kepada sang team leader. Team Leader yang mengerti mengenai keahlian anggotanya akan memiliki maintenance yang baik dalam memposisikan anggotanya dalam suatu tugas.

Seperti yang sudah tertulis diatas, being Master of One bukanlah sesuatu yang buruk dalam planologi. Master of One is also an important thing to be, karena dengan kita menguasai satu bidang tanpa melupakan bidang lainnya, kita juga dapat mempelajari dasar dari berbagai bidang lainnya. Hal tersebut memang tidak mudah saat kita sudah menguasai satu bidang tertentu, but as long as it’s good for us, why not doing it?

Untuk menutup tulisan ini, saya akan memberikan pendapat saya pribadi. Being either Jack of All Trades or Master of One is a good thing so it depends on you to choose which one you prefer to be. But honestly, you don’t need to master anything to do something better, just do your best and everything else will.

Sumber :

http://lifehacker.com/being-a-jack-of-all-trades-doesnt-mean-youre-a-master-511886334

http://lifehacker.com/5977715/knowing-a-little-of-everything-is-often-better-than-having-one-expert-skill

http://www.ziliun.com/kenapa-anak-muda-harus-jadi-king-bukan-jack-all-trades/

http://aivojhi.blogspot.co.id/2011/10/jack-of-all-trades-master-of-none.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Leonardo_da_Vinci

https://id.wikipedia.org/wiki/Johann_Wolfgang_von_Goethe

https://id.wikipedia.org/wiki/Isaac_Newton

https://id.wikipedia.org/wiki/Aristoteles

https://gilangpamungkas.wordpress.com/2009/10/30/profil-jurusan-planologi-perencanaan-wilayah-dan-kota/

--

--