POKEMON GO: tentang pola tingkah lalu manusia

Hamdi Alfansuri
Naladhipa Narasanjaya
3 min readAug 13, 2016
Pokemon GO. Referensi: www.kolomgadget.com

Beberapa waktu yang lalu pada tanggal 6 Juli 2016 kehadiran game ponsel Pokemon Go yang dirilis di Australia, Amerika, dan beberapa negara lainnya, menarik perhatian berbagai lapisan masyarakat di seluruh dunia. Walau baru dirilis di beberapa negara namun antusias masyarakat di dunia sangat tinggi, hingga penyebaran file apk game ini telah diunduh di berbagai negara sekalipun belum terdapat pokemon di daerah tersebut, ya secara illegal tentunya.

Dan begitupun yang terjadi di Indonesia, pengunduh file apk Pokemon Go sangat luar biasa banyaknya. Dan kemarin akhirnya game Pokemon Go rilis secara resmi di belasan negara termasuk Indonesia, hal ini tentu berpengaruh terhadap jumlah pengguna atau pemain game ini.

Apa sebenarnya yang membuat game ini menarik perhatian masyarakat?

Pertama, Pokemon Go mengguakan konsep virtual-reality. Permainan ini dapat dimainkan secara nyata, dengan menggunakan bantuan kamera dan gps. Pemain diharuskan mencari secara langsung keberadaan pokemon lalu menangkapnya dengan mengarahkan kamera dan melempar Pokeball. Tentu ini akan sangat menyenangkan.

Kedua, game ini merupakan pengembangan dari serial film pokemon yang pernah popular bagi anak 90-an. Sehingga kehadiran game ini cepat menarik perhatian dan menambah penasaran penggemar film Pokemon. Karakter lucu Pikachu dan berbagai karakter lainnya tidak hanya digemari oleh anak-anak saja, melainkan dari berbagai kalangan usia.

Ketiga, keharusan pemain berkeliling dan jalan-jalan menjadi daya tarik tersendiri terutama bagi anak muda di Indonesia. Kebiasaan bergaul dan nongkrong tentu sangat cocok dengan game ini, sehingga tidak diherankan di beberapa spot seperti taman dan mall semakin ramai dikunjungi masyarakat.

Lalu bagaimana pengaruhnya terhadap tingkah laku manusia (khususnya masyarakat Indonesia)?

Pertama, adanya perubahan pola perilaku bagi sebagian masyarakat. Pada kasusnya seorang yang introvert yang lebih sering menyendiri di rumah akan mengusahakan dirinya untuk keluar dan mencari lebih banyak pokomen.

Kedua, adanya perubahan pola bergaul dan berkumpul masyarakat. Jika pada hari-hari sebelumnya, taman-taman dan mall mungkin tidak seramai saat ini, dengan kehadiran Pokemon Go tempat-tempat publik tersebut menjadi pilihan palig tetap untuk menghabiskan waktu. Pada umumnya pokestop atau pokestore ditempatkan di ruang publik.

Pernah suatu minggu, saya terheran dengan ramainya anak muda yang berkumpul di taman dekat kampus. Padahal biasanya di lokasi tersebut hanya dikunjungi beberapa orang saja. Sungguh game ini memiliki daya tarik yang luar biasa.

Ketiga, kebiasaan menunduk dan ketergantungan terhadap gawai semakin meningkat. Kerap kali saya bertemu atau berpapasan dengan orang-orang yang memainkan gawainya di jalan. Intensitas tersebut jauh lebih meningkat dengan tambahan kepentingan baru ‘nangkap pokemon; di luar kebutuhan membalas obrolan.

Keempat, munculnya ketertarikan berwisata yang cukup kuat. Hal ini dikarenakan spoiler lokasi pokemon yang tersebar di berbagai lokasi, sehingga menarik perhatian pemain untuk mengunjungi tempat-tempat tersebut. Dalam pola ini bahkan ada yang sampai rela menggunakan jasa kendaraan seperti taksi dan uber untuk mengatarkan mereka ke lokasi yang ingin dituju.

Selain itu kelima, keharusan untuk berjalan dan keliling menjadikan pemain lebih dekat dengan kota atau daerahnya masing-masing. Walau tidak dapat dipungkiri sebagian besar pemain lebih terfokus kepada pokemo cariannya.

Dan ada banyak pengaruh lain yang dimunculkan game Pokemon Go dalam pola tingkah lalu masyarakat. Ada banyak sisi baik dan buruk yang semestinya dapat kita kelola dengan baik sehingga dapat mencapai prestasi yang maksimal.

Selamat bermain dan berpetualang,

Hamdi Alfansuri

PL/15415082

--

--