Sampah, “Kado” Ultah Pekanbaru Ke-232

Gustama Huang
Naladhipa Narasanjaya
3 min readJul 5, 2016

Pekanbaru. Kota tempat saya dilahirkan ini merupakan ibukota dari Provinsi Riau. Lokasinya yang berada di pusat Pulau Sumatera menjadikan kota ini sebagai salah satu lokasi strategis untuk pengembangan ekonomi, terbukti dari beragamnya etnik-etnik yang bermukim di kota ini. Hingga saat ini, Pekanbaru telah berkembang menjadi salah satu kota metropolitan di Indonesia.

Di bawah kepemimpinan Pak Herman Abdullah, Pekanbaru pernah meraih Piala Adipura untuk kategori kota terbersih di Indonesia, dan prestasi ini diraih selama 7 kali berturut-turut dalam rentan tahun 2004 hingga 2010.

Ya, itu dulu. Sekarang semua berubah. Jangankan untuk kembali mendapatkan Piala Adipura, untuk masuk dalam kategori saja sudah pusing tujuh keliling memikirkannya. Bagai pungguk merindukan bulan, katanya. Permasalahan sampah di Pekanbaru sendiri sudah semakin menggunung dikarenakan terlalu banyak akar masalah yang harus dicabut dan saling bergantungan.

Tumpukan sampah di Jalan Soekarno Hatta — Dokumentasi Pribadi

Swastanisasi sampah yang diharapkan dapat menjadi solusi bagi permasalahan, kini justru menjadi akar masalah yang semakin berkembang hingga saat ini. PT. Multi Inti Guna (MIG) selaku pemenang tender pengelolaan sampah sejak Desember 2015, tidak dapat mencapai target pengangkutan sampah seperti yang diharapkan. Akibatnya, terdapat beberapa titik sampah yang bahkan berada di dekat jalan protokol. Hal ini tentu memperburuk citra Kota Pekanbaru yang dahulunya terkenal sebagai salah satu kota terbersih di Indonesia.

Selain itu, penyaluran hak karyawan yang bekerja juga belum dapat diselesaikan sebagaimana mestinya. Banyaknya pekerja yang belum mendapatkan upah selama 2 hingga 3 bulan mengakibatkan mereka melakukan mogok kerja sehingga sampah tidak diangkut. Permasalahan sampah yang tidak bisa diatasi oleh pihak ketiga, akhirnya menjadi tanggung jawab oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Pekanbaru sendiri.

Pemerintah, di bawah Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) telah melakukan sweeping untuk membersihkan titik-titik sampah yang tersisa. Namun kurangnya personil serta sarana berupa transportasi pengangkut sampah mengakibatkan upaya tersebut kurang efektif.

Potret Sampah di Pasar Pagi Arengka — Dokumentasi Pribadi

Permasalahan sampah di Pekanbaru memiliki beberapa akar permasalahan seperti yang telah dijabarkan. Terdapat beberapa alternatif solusi untuk mengatasinya, seperti :

Memperketat aturan swastanisasi sampah
Kontrak dengan PT MIG sendiri akan berakhir pada Desember 2016. Jika Pemkot Pekanbaru masih ingin menyerahkan urusan pengelolaan sampah kepada pihak ketiga, sebaiknya dipastikan terlebih dahulu pihak yang akan mengelolanya. Pastikan latar belakang perusahaan agar tidak terjadi kesalahan-kesalahan yang telah terjadi sebelumnya.

Memastikan tunjangan pekerja kebersihan
Upah pekerja kebersihan harus dibayar tepat waktu agar tidak kembali terulang kejadian mogok kerja yang mengakibatkan sampah tidak diangkut dan menimbulkan protes oleh warga-warga sekitar.

Meningkatkan jumlah sarana pengangkutan sampah dan SDM yang bertanggung jawab
Polemik sampah memerlukan banyak sumber daya untuk mengatasinya. Oleh karena itu, diperlukan lebih banyak sarana seperti truk ataupun alat berat untuk mengangkut dan membersihkan bekas titik-titik perkumpulan sampah untuk dapat diangkut menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Dan karena itu juga, sumber daya manusia yang diperlukan juga tentu lebih banyak untuk dapat mengoperasikannya.

Terakhir, saya ingin mengucapkan tahniah hari jadi Kota Pekanbaru ke-232. Semoga Pekanbaru berkembang menjadi kota yang madani sebagaimana yang diinginkan oleh penduduknya.
Dan kembali membawa Piala Adipura yang hilang….

Pekanbaru, 7 Juli 2016

Agustinus Pratama
Teknik Planologi ITB 2015

Referensi :

--

--