Sedikit Goresan tentang Pembangunan Jembatan Layang Antapani-Jalan Jakarta

Aliya Zahra Afifah
Naladhipa Narasanjaya
3 min readJul 5, 2016
Sumber: http://news.detik.com/berita-jawa-barat/3225745/jembatan-layang-antapani-bandung-dibangun-mulai-minggu-depan

Bandung merupakan salah satu kota yang terletak di Provinsi Jawa Barat yang juga merupakan ibukota dari Provinsi Jawa Barat. Kota yang terletak diantara 107 0 BT dan 6 0 55’ LS ini merupakan kota metropolitan terbesar ketiga di Indonesia. Tak heran, banyak penduduk Indonesia, terutama yang berasal dari desa, tertarik untuk mengadu nasib di kota yang mendapat julukan kota kembang ini.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, pada tahun 2014, penduduk di kota Bandung berjumlah 2.470.802 jiwa. Sebanyak 74.234 diantaranya berada di Antapani. Antapani yang pada awalnya merupakan daerah persawahan kini berubah menjadi pemukiman padat penduduk.

Kemacetan merupakan hal yang tidak dapat dihindari di Antapani, terutama di jalan utama seperti Jalan Terusan Jakarta. Tingginya volume kendaraan yang berasal dari Antapani ditambah kendaraan yang berasal dari sekitarnya seperti Arcamanik memperparah kemacetan yang terjadi di jalan ini. Tak hanya di Jalan Terusan Jakarta, kemacetan pun kerap terjadi di perempatan yang menghubungkan Antapani, Cicadas, Jalan Jakarta, dan Kiaracondong. Tingginya volume kendaraan dan para pengemudi kendaraan yang sama-sama tidak sabar ingin mencapai tujuan mereka dengan cepat membuat perempatan ini sering keos.

Pembangunan jembatan layang di Jalan Terusan Jakarta. Sumber: Dokumentasi pribadi

Beberapa minggu yang lalu, Pemerintah Kota Bandung telah melakukan peletakan batu pertama untuk pembangunan jembatan layang di Jalan Terusan Jakarta — Jalan Jakarta yang diharapkan akan menjadi solusi kemacetan di perempatan tersebut. Jembatan layang yang sudah diwacanakan akan dibangun pada tahun 2015 ini berbeda dengan jembatan layang yang sebelumnya sudah dibangun di Indonesia. Jembatan layang yang membutuhkan dana sebesar Rp40M ini merupakan proyek percontohan baja bergelombang hasil pengembangan Pusjatan Balitbang Kempupera yang baru pertama kali diterapkan di Indonesia (Herry, 2016).

Dibalik pembangunan jembatan layang tersebut, terdapat beberapa dampak yang menyertainya. Sebagai warga yang setiap hari melewati jalan tersebut, saya sangat merasakan dampaknya. Salah satu dampaknya adalah hilangnya jalur pedestrian pada beberapa titik di Jalan Terusan Jakarta. Sebagai pejalan kaki, saya merasa tidak nyaman dengan hal ini terutama saat akan naik/turun dari angkutan umum. Mungkin hilangnya jalur pedestrian tersebut merupakan dampak dari berkurangnya badan jalan yang dapat digunakan kendaraan bermotor sebagai akibat dari pembangunan jembatan layang. Menurut saya, seharusnya jalur pedestrian tersebut tetap ada supaya para pejalan kaki tetap nyaman berjalan di jalan tersebut meskipun sedang ada pembangunan.

Dampak lain yang dirasakan adalah kemacetan di Jalan Terusan Jakarta yang semakin parah terutama saat jam-jam sibuk seperti jam pulang kantor atau menjelang buka puasa. Tak hanya saat jam sibuk, kemacetan pun kerap terjadi diluar jam tersebut. Menurut saya, perlu dilakukannya rekayasa lalu lintas seperti sistem buka-tutup jalan pada jam-jam tertentu agar kendaraan tidak terlalu menumpuk di Jalan Terusan Jakarta.

Saya sadar saya bukan siapa-siapa. Saya juga sadar saya hanyalah mahasiswa tingkat dua yang baru akan merasakan pendidikan di jurusan yang saya yakini dapat menjadi passion saya kedepannya. Saya hanya bisa berharap, semoga dengan adanya jembatan layang ini, kemacetan di Perempatan Terusan Jakarta dapat teratasi atau setidaknya berkurang.

Bandung, 5 Juli 2016

Aliya Zahra Afifah

Planologi ITB 2015

Sumber:

http://jabarprov.go.id/index.php/pages/id/1060
https://bandungkota.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/9
http://www.beritasatu.com/ekonomi/368581-jembatan-layang-antapani-bandung-segera-dibangun.html

--

--