Jakarta? Masa Lalu Bangkok?
Daerah Khusus Ibukota Jakarta atau akrab dengan panggilan DKI Jakarta adalah ibukota dari Indonesia. Sebuah kota besar dengan pembangunan yang selalu berkembang yang menjadi daya tarik warga luar untuk melancong bahkan menetap di kota sibuk tersebut. Letaknya berada di pesisir bagian barat laut Pulau Jawa. Meskipun suhu di Jakarta tinggi namun tidak membuat orang menjadi mundur untuk merantau ke kota metropolitan tersebut. Bukan hanya suhu, padatnya jumlah penduduk yang ada di Jakarta mencapai satu perempat dari penduduk Indonesia membuat keadaan jalan di Jakarta menjadi penuh dan macet. Apalagi ditambah dengan kebiasaan mayoritas orang Indonesia yang kurang peduli dengan kebersihan lingkungan menambah parah kemacetan tersebut.
กรุงเทพมหานคร dalam Bahasa Indonesia lebih dikenal dengan Bangkok. Bangkok adalah ibukota dari Negara Thailand. Lokasinya terletak di tepi barat Sungai Chao Phraya berdekatan dengan Teluk Thailand. Kota kelahiran Mario Maurer tersebut memiliki cerita pada saat berkembang. Mirip dengan Jakarta saat ini, begitulah Bangkok pada tahun 90an. Ditambah dengan pertumbuhan yang berkembang sangat pesat. Bangkok mengalami perubahan drastis. Saat ini Bangkok memiliki 2 rute BTS Skytrain semacam kereta layang, 4 rute MRT subway semacam kereta bawah tanah, dan 3 rute Airport Rail Link (kereta) yang menuju Bandara Suvarnabhumi. Sistem transporatasi cepat tersebut sudah mulai terealisasi pada tahun 1999. Kembali pada fakta bahwa peningkatan volume kendaraan pribadi di Bangkok juga turut meningkat seiring bertambahnya penduduk seperti di Jakarta. Sebelum dibentuk sistem transportasi cepat, Bangkok bergantung pada bus, trem, kereta gantung, ojek, dan kapal di kanal. Setelah itu juga terjadi penambahan jalan raya dan pemberlakuan tarif tinggi pada pengguna jalan tol. Menurut Elli, Ketua Kamar Dagang Indonesia-Thailand kemacetan di Bangkok sebenarnya masih terjadi namun, tidak separah Jakarta. Ia menuturkan bahwa salah satu faktornya adalah murahnya tarif tol sehingga banyak orang lebih memilih untuk menggunakan kendaraan pribadi. Selain itu, tersedianya fasilitas umum di Bangkok menyebabkan para warganya dapat bebas memarkirkan kendaraan pribadinya di dekat stasiun dan berangkar ke kota pusat menggunakan BTS Skytrain. Bangkok Train Mass System atau BTS memiliki total jalur sepanjang 55 km yang dapat mengakomodasi pergerakan 500.000 warga kota Thailand dengan kecepatan 35 km/jam. Namun di Thailand sendiri masih membutuhkan koordinasi yang baik dengan masyarakat menengah.
Beberapa langkah cepat dan tanggap yang dirumuskan pada suatu masalah untuk mencegah terjadinya masalah baru. Peraturan memang ada untuk ditaati meskipun terkesan rumit dan memaksa. Bukan hanya Jakarta namun, seluruh kota di Indonesia harus mampu memanfaatkan pertumbuhan penduduk saat ini. Sebuah kesempatan untuk membuat Indonesia lebih maju. Khususnya Jakarta karena kota tersebut menjadi wajah bagi Indonesia di mata dunia.
Daftar pustaka :
Sistem Transportasi Darat, Laut, dan Udara di Negara Thailand oleh Wenny Chandra Sari, Lina Dwi Yulianing, dan Grace Fakultas Hukum Universitas Tarumanegara
CNN Indonesia-Nasional
Wikipedia.org
The Truth about Thailand’s Transport Infrastructure Development and Financing by Dr. Thitithep Sitthiyot, lecturer of Chulalongkorn University