“ Membuka mata lebih luas , mendengar lebih dalam , dan memberi lebih banyak”

KADERISASI MASA SEKARANG

Dominic Winata
Planologi ITB 2017
3 min readMay 29, 2019

--

Kaderisasi dan ITB adalah sesuatu yang sudah lama ada dan sulit untuk dipisahkan. Hampir segala kegiatan dan aktivitas yang terjadi di ITB itu sendiri memiliki sistem pembinaan atau sekolah yang mempersiapkan calon panitia. Secara singkat, kaderisasi itu sendiri adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh suatu organisasi untuk menerima calon anggota baru nya.

Calon anggota tersebut seharusnya menjadi orang-orang yang memang memiliki kapabilitas dan kemampuan yang sesuai dengan kepentingan atau tujuan organisasi tersebut. Bila disimpulkan maka kaderisasi bisa saja disebut sebagai ajang penurunan “nilai” atau budaya yang dimiliki organisasi tersebut.

Tentunya itu menyebabkan kaderisasi itu sendiri bisa saja memiliki metode yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan organisasi tersebut. Bila saya mengambil contoh, kaderisasi yang ada di Himpunan Mahasiswa Planologi Pangripta Loka maka berbeda dengan kaderisasi yang ada di UKM Persatuan Sepakbola ITB, karena tujuan dari ada nya kedua organisasi tersebut memang berbeda.

Pada dasarnya himpunan dan organisasi tersebut ada untuk menjadi wadah pemersatu mahasiswa yang memiliki kesibukan atau mungkin interest yang sama. Tentu dalam keberjalanannya, organisasi tersebut juga mengalami banyak perubahan. Perubahan-perubahan yang diakibatkan oleh faktor internal organisasi tersebut maupun faktor eksternal. Mungkin salah satu yang sedang dihadapi oleh banyak himpunan mahasiswa di ITB itu sendiri adalah bagaimana ada nya kemajuan di bidang teknologi dan komunikasi, dan juga beberapa organisasi-organisasi luar ITB yang juga tidak kalah menariknya menjadi tempat belajar dan aktualisasi diri.

Dari hasil ngobrol dari beberapa anggota lintas angkatan dari himpunan saya sendiri, saya mendapatkan banyak sekali point of view baru tentang analisis kondisi himpunan saya menurut mereka. Bila saya simpulkan mayoritas masalah yang ada di himpunan saya menurut mereka bisa saja di intervensi atau diatasi dari proses penerimaan anggota baru nya. Karena pada hakikatnya kaderisasi itu sendiri ada untuk menjamin anggota-anggota yang nantinya masuk ke dalam organisasi tersebut sesuai dengan profil dan kebutuhan organisasi tersebut.

Bila saya kaitkan dengan kebudayaan dan kebiasaan yang ada di ITB maka penurunan nilai dan pengujian pemenuhan profil ini sendiri memiliki metode yang berbeda-beda. Namun kaderisasi di ITB juga tidak terlepas dari peran seorang Komandan Lapangan atau biasa disingkatn sebagai Danlap. Danlap itu sendiri adalah orang yang memiliki kekuasaan tertinggi di kegiatan-kegiatan yang berbau dengan lapangan. Namun, disana harus diingat juga bahwa seorang Komandan Lapangan biasanya menjadi seseorang yang menurunkan nilai dari organisasi tersebut.

Maka tidak salah bila seorang Danlap disebut sebagai orang yang paham betul dengan organisasi tersebut. Seseorang yang bisa menjadi role model atau muka dari organisasi tersebut.

Kembali dengan hasil obrolan saya dengan beberapa anggota biasa di HMP, maka dapat saya simpulkan bahwa orang-orang yang sekarang ada di ITB itu sendiri sudah memiliki beda pemahaman terhadap organisasi itu sendiri. Menurut saya masalah yang ada di organisasi-organisasi sekarang adalah kurang nya urgensi dari orang-orang yang akan menjadi bagian dari organisasi tersebut. Mulai adanya organisasi-organisasi di luar ITB yang mulai sama menariknya, dan juga adanya pemikiran bahwa menjadi anggota dari suatu himpunan di ITB adalah kewajiban.

Pendapat pribadi saya, menjadi anggota himpunan bukanlah suatu kewajiban yang harus dicapai oleh seluruh mahasiswa ITB, karena sejatinya himpunan atau organisasi tersebut harusnya memiliki tujuan dan daya tarik nya sendiri. Maka dengan itu perlu juga anggota-anggota yang sesuai dengan kepentingan himpunan tersebut. Dengan adanya pemikiran bahwa memasuki suatu himpunan hanya untuk menutup social cost dari menjadi mahasiwa di ITB maka mungkin saja tujuan anggota yang masuk ke dalam himpuan tersebut hanya sebatas masuk. Tanpa ada nya tanggung jawab dan keterikatan dengan hak dan kewajiban mereka.

Menurut saya seorang Komandan Lapangan yang notabene menjadi seseorang yang menurunkan nilai seharusnya bisa menekankan bagaimana seharusnya menjadi anggota suatu himpunan lebih dari status, namun ada juga hak dan kewajiban. Komandan Lapangan juga seharusnya bisa menekankan bahwa menjadi anggota himpunan bukan paksaan, namun kebebasan dari orang-orang tersebut.

Ini hanyalah opini pribadi dan pendapat saya sendiri setelah menjalani kaderisasi dan merancang kaderisasi, bisa saja orang-orang memiliki pendapat yang berbeda-beda, namun pada dasarnya bagaimana kita mendefinisikan dan memikirkan sesuatu tidak hanya terhenti di satu pemikiran, namun juga dari pemikiran-pemikiran lainnya.

“Karena pada hakikatnya ini adalah pembelajaran untuk kedua belah pihak dari sudut pandang yang berbeda-beda”

--

--