Pembangunan LRT : Menjadi Solusi Jangka Panjang atau Hanya Buang-Buang Anggaran Negara?
Kota Palembang lagi-lagi menjadi tuan rumah beberapa perhelatan level internasional. Diantaranya 26th Sea Games 2011, 3rd Islamic Solidarity Games 2013, Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) Internasional 2014, 17th ASEAN University Games 2014, dan 18th Asian Games yang akan dilaksanakan pada 18 Agustus 2018 mendatang bersama dengan Jakarta. Salah satu yang menjadi sorotan adalah proyek pembangunan LRT (Light Rail Transit).
LRT merupakan kereta cepat ringan pertama di Indonesia yang nantinya akan digunakan untuk menyambut event Asian Games 2018. LRT inilah yang akan menjadi transportasi bagi para atlet dan volunteer dari Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II sampai ke Jakabaring Sport Centre (JSC). Jika biasanya jarak bandara-JSC memakan waktu 1,5- 2 jam, maka jika memakai LRT hanya akan memakan waktu 30–45 menit saja. Jalur LRT sepanjang 23,4 km ini sudah tertata apik guna menghubungkan hulu dan hilir kota Palembang. Selama Asian Games berlangsung, LRT belum dibuka untuk masyarakat umum melainkan hanya untuk para atlet dan volunteer saja.
Jika bicara tentang untung-rugi, Nirwono Joga, akademisi sekaligus praktisi tata kota dan tata ruang yang juga mengamati pola perkembangan kota-kota olahraga dunia mengatakan, dalam sisi transportasi kota, LRT adalah jenis transportasi yang paling dihindari. Muatannya terbatas, dan secara teknis lebih mahal serta boros ketimbang MRT. Belum lagi biaya perawatannya yang mahal. Untuk masalah biaya, Proyek LRT Palembang semula diperkirakan memakan biaya sekitar Rp 12,5 triliun. Tetapi, setelah dilakukan beberapa tinjauan ulang, biaya pembangunannya dapat ditekan menjadi Rp 10,9 triliun. Biaya pembangunan LRT ini ditanggung oleh APBN sebesar Rp 7 triliun. Biaya tersebut dianggap Joga terlalu besar. Sementara Palembang tidak punya rencana transportasi masal dalam regulasi khusus tentang LRT. Bahkan tidak ditemukan rencana khusus yang menyebut moda transportasi tersebut dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Sumsel 2013–2018, dan Rencana Jangka Panjang Pembangunan Daerah (RPJPD) Sumsel tahun 2005–2025.
Hingga sekarang, biaya penyelenggaraan Asian Games dipastikan Wakil Presiden Jusuf Kalla aman. “Semua anggaran terpenuhi,” ujar Kalla, Ketua Pengarah Asian Games 2018, di Gedung INASGOC Jakarta, 19 Februari 2018.
Namun, secara terpisah, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang PS Brodjonegoro pada akhir April lalu mengingatkan risiko hutang Indonesia usai perhelatan Asian Games 2018. Biaya pembangunan infrastruktur yang membengkak harus diimbangi pemanfaatan yang optimal. Sehingga dampak ekonomi dari pembangunan ini terasa panjang, tak cuma saat hari-H.
Lalu bagaimana setelah perhelatan Asian Games selesai? Apakah LRT akan terus beroperasi?
Gubernur Sumatera Selatan, H. Alex Noerdin, mengatakan bahwa LRT yang direncanakan akan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo itu pada tahap awal akan dijadikan sarana transportasi peserta Asian Games Agustus-September 2018. Usai pelaksanaan pesta olahraga tersebut, kereta LRT akan dijadikan sebagai sarana angkutan massal, termasuk bagi masyarakat untuk melihat tempat wisata. Namun, lanjut H. Alex Noerdin, yang lebih penting lagi adalah kereta ringan tersebut sebagai solusi untuk mengatasi kemacaten yang telah terjadi sekarang ini.
Diharapkan proyek LRT ini akan terus beroperasi walaupun acara Asian Games telah usai nanti, dapat menjadi solusi jangka panjang untuk Palembang yang lebih baik, serta menjadi “icon” kota Palembang bahkan Indonesia untuk menarik para wisatawan lokal maupun mancanegara.
Referensi :
https://tirto.id/nasib-jakabaring-dan-lrt-di-palembang-pasca-asian-games-2018-cJSj
https://kppip.go.id/proyek-prioritas/transportasi-perkotaan/lrt-palembang/
https://nasional.tempo.co/read/1099749/prabowo-sebut-lrt-palembang-mahal-alex-noerdin-tersenyum
https://bisnis.tempo.co/read/1110023/tiket-lrt-gratis-selama-uji-coba-sepekan