COVID-19 Memaksa Kita untuk Menjadi Society 4.0

Yacinta Mutiara
Planologi ITB 2019
Published in
4 min readAug 7, 2020

By Yacinta Mutiara

Sekilas tentang Revolusi Industri 4.0

Pada Revolusi Industri 4.0 ada 9 macam teknologi yang menjadi pilar utama dalam mengembangkan industri biasa menuju industri yang siap digital, diantaranya :

  1. Internet of Things (IoT)
  2. Big Data
  3. Augmented Reality (AR)
  4. Cyber Security
  5. Artificial Intelligence (AI)
  6. Addictive Manufacturing
  7. Simulation
  8. System Integration
  9. Cloud Computing

Revolusi industri 4.0 membawa masyarakat menuju peningkatan digitalisasi manufaktur yang didorong oleh kesembilan pilar utama yang menjadi faktornya. Tujuannya adalah mengubah tatanan aktivitas manusia dalam skala, kompleksitas, ruang lingkup, dan trasnformasi dari pengalaman hidup yang sebelumnya. Prinsipnya, revolusi industri 4.0 mengkombinasikan mesin, alur kerja, dan sistem dengan menerapkan jaringan yang cerdas di sepanjang rantai dan proses produksi. Hal ini bertujuan untuk mengendalikan orang yang satu dengan yang lainnya secara mandiri.

Revolusi Industri 4.0 menciptakan Society 4.0

Peradaban masyarakat terus mengalami perubahan, dimulai dari Society 0.1 (Cognitive Revolution), Society 1.0 (Agricultural Revolution), Society 2.0 (Industrial Revolution), Society 3.0 (Scientific Revolution), Society 4.0 (Egregore Revolution), hingga Society 5.0 (Transapience Revolution).

Berdasarkan diagram tabel Simplified Evolution of Societies oleh Michael Haupt yang dipublikasikan pada Juni 208, berikut adalah penjabarannya :

Society 0.1 merupakan revolusi kognitif yang terjadi sekitar 30.000 hingga 70.000 tahun yang lalu.

Society 1.0 merupakan revolusi pertanian yang terjadi sekitar 10.000 SM.

Society 2.0 merupakan revolusi industri yang terjadi sekitar tahun 1760-1960 (200 tahun).

Society 3.0 merupakan revolusi informasi yang terjadi sekitar 1950–2008(58 tahun)

Society 4.0 merupakan revolusi egregore (mengacu pada pikiran kelompok yang diciptakan ketika orang secara sadar berkumpul untuk tujuan bersama) yang terjadi sekitar 2025–2090 (60 tahun).

Society 5.0 merupakan revolusi transapiensi (sebuah kesadaran kolektif meta di mana pengetahuan melampaui batasan biologi dan persepsi) yang terjadi sekitar tahun 2100.

Perkembangan teknologi pada revolusi industri 4.0 membawa dampak bagi perubahan perilaku masyarakat, sosial dan budaya dari teknologi yang muncul seperti AI, bioteknologi dan sistem otonom yang kemudian menciptakan Society 4.0 atau yang biasa disebut dengan masyarakat informasi.

Masa ini ditandai dengan basis data yang berubah menjadi digital dan dapat diakses di mana saja dan kapan saja. Perkembangan teknologi yang semakin cepat, membuat banyak kemudahan dalam akses informasi. Data-data mulai diseragamkan formatnya menjadi data digital yang memiliki aksesibilitas yang tinggi.

Kemudahan akses informasi dan data, membuat pemerintahan yang sebelumnya bersifat rahasia, kini berubah menjadi lebih transparan. Masyarakat menjadi lebih mudah menyampaikan pendapat dan secara terang-terangan mengkritik pemerintah.

Ekonomi pun bergeser menuju ekonomi digital pada keadaan segala kegiatan berbasis internet dan teknologi digital. Seiring dengan berkembangnya internet, para pelaku industri menggunakan cara-cara kreatif untuk memanfaatkannya. Para pelaku industri berkompetisi memanfaatkan teknologi dalam keperluan pertukaran informasi(survei), pemasaran, penjualan, hingga layanan pelanggan yang berbasis internet dan komputer.

COVID-19 Menciptakan Society 4.0 Lebih Awal

Society 4.0 atau masyarakat informasi diperkirakan terjadi sejak 2025–2090 (60 tahun), tampaknya akan hadir lebih awal.

Kondisi pandemi COVID-19 sungguh membawa perubahan dalam tatanan kehidupan masyarakat. Masyarakat disarankan untuk tinggal di rumah demi memutus penyebaran rantai COVID-19. Pegawai pemerintahan dan staff perkantoran bekerja dari rumah. Banyak perusahaan yang gulung tikar demi menghentikan proses penyebaran virus ini. Sekolah-sekolah ditutup di berbagai penjuru negeri dan pembelajaran dibuat secara virutal. Sebagian besar pusat perbelanjaan di-online-kan dan kafe yang baru menjadi trend sebelum ini menjadi tidak seramai sebelumnya.

Pada pandemi COVID-19 ini, masyarakat “dipaksa” untuk dapat mengoperasikan teknologi digital demi memudahkan segala macam pekerjaan dari jarak jauh. Setiap orang dituntut untuk siap mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat ini.

Society 4.0 memiliki beberapa 4 hal penting dalam pelaksanaannya, yaitu :

  1. Collective Consciousness atau yang diartikan sebagai kesadaran bersama adalah seperangkat keyakinan, gagasan, dan sikap moral bersama yang bekerja sebagai kekuatan pemersati dalam masyarakat — Collins Dictionary of Sociology,p93.
  2. Collective Action atau yang diartikan sebagai aksi kolektif mengacu pada tindakan yang diambil bersama oleh sekelompok orang yang bertujuan untuk meningkatkan kondisi mereka dan mencapai tujuan bersama — “collective action problem-collective action” Encyclopædia Britannica.
  3. Co-creation atau yang diartikan sebagai kreasi bersama merupakan proses terciptanya suatu produk baru yang dilakukan secara kolektif dari sekelompok orang dengan bekerja sama menggabungkan ide masing-masing.
  4. Collective Wisdom atau diartikan sebagai kebijaksanaan kolektif yang juga disebut sebagai Co-Intelligence atau kebijaksanaan bersama adalah pengetahuan bersama yang diperoleh oleh individu dan kelompok. Kecerdasan kolektif terkadang diartikan sebagai proses pengambilan keputusan bersama daripada kebijaksanaan kolektif.

Pada COVID-19 ini, masyarakat di seluruh dunia sedang bersama-sama bukan berkompetisi untuk kembali memulihkan keadaan. Berbagai negara dan elemen masyarakat menyadari akan pentingnya keempat hal di atas. Penyelesaian masalah dari COVID-19 ini merupakan hasil dari collective consciousness, collective action, co-creation, dan collective wisdom yang dilakukan secara penuh.

Pandemi COVID-19 merupakan masalah yang kompleks yang mengenai seluruh bidang kehidupan. Menghadapi COVID-19 bukanlah hal yang dapat diselesaikan melalui satu pemikiran saja. Dibutuhkan co-creation atau kreasi bersama dari berbagai ahli bidang kehidupan untuk saling melengkapi menyelesaikan dari masing-masing bidang yang ada. Keputusan yang diambil atas solusi dari masalah ini juga tidak ditentukan oleh salah satu elemen saja, collective wisdom atau kebijaksanaan bersama harusnya menjadi landasan utama dari pengambilan keputusan. Lebih dari itu, collective consciousness atau kesadaran bersama dari seluruh lapisan bidang kehidupan merupakan sandaran awal dari penyelesaian masalah ini. Apabila sudah sama-sama sadar, orang akan mulai memahami dan membuka wawasannya akan permasalahan yang kompleks ini. Dengan demikian, masing-masing orang akan peduli satu-sama lain sehingga mampu bersama-sama melakukan collective action atau aksi kolektif, karena satu orang saja tidak cukup berarti untuk menghentikan masalah COVID-19 ini.

Masalah ini harus dihadapi bersama-sama karena kembali lagi pada hakikat manusia sebagai makhluk sosial untuk saling peduli, tolong-menolong, dan bekerja-sama.

Siapkah kita menjadi Society 4.0 dalam menghadapi COVID-19?

--

--

Yacinta Mutiara
Planologi ITB 2019

Orang kecil bermimpi besar, bercita-cita hidup di dunia aman damai sejahtera