Kesempatan Dalam Society 4.0: Finding Our Values To Help Others

Ilfa Avicenna Hanifa
Planologi ITB 2019
Published in
4 min readAug 7, 2020

Dunia terus mengalami perubahan secara dinamis, gejolak-gejolak perubahan ini memaksa kita untuk meninggalkan metode-metode tradisional dan mencari solusi dari berbagai permasalahan baru yang muncul. Semuanya menjadi lebih kompleks, sistem bersifat menjadi global dan menyangkut banyak hal. Insting untuk bertahan secara alami akan timbul dan mendorong kita untuk menjadi lebih kreatif. Inovasi-inovasi solutif mulai diciptakan, industri dipenuhi oleh mesin-mesin berbasis artificial intelligence dan keseharian kita dalam beraktivitas tidak lepas dari internet of things.

Revolusi dalam society atau masyarakat ditimbulkan dari adanya perubahan dalam masyarakat itu sendiri yang dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti industri, ekonomi, dan teknologi secara pasti. Manusia telah sukses dalam memeroleh pencapaian dalam dunia teknologi, semuanya menjadi lebih praktis, efektif, dan produktif.

Contohnya adalah fakta bahwa banyak profesi yang sudah tidak memerlukan tenaga manusia lagi, mulai dari mesin-mesin di pabrik yang menghemat waktu produksi, robot pintar yang merupakan perpanjangan tangan-tangan dokter dalam mengoperasikan tubuh pasiennya, atau bahkan seorang asisten pun berubah wujud yang muncul hanya dalam bentuk suara digital sebagai perangkat lunak yang tersimpan di gawai pintar.

Kehadiran Society 4.0 menjadi pembuka pikiran manusia bahwa mereka bisa berbuat lebih daripada hanya mengerjakan pekerjaan yang sebenarnya bisa dikerjakan oleh berbagai teknologi baru yang ada.

Pekerjaan-pekerjaan ini tidak lagi menjadi apa yang mendefinisikan kita, kesempatan untuk menemukan nilai-nilai yang dapat kita tuju sebagai manusia dan membantu sesama kita menjadi gerbang untuk melangkah ke peradaban berikutnya yang mana society yang ideal dengan sedikit permasalahan di dalamnya mungkin untuk diwujudkan bersama-sama.

Di era modernisasi ini pun, ternyata masih banyak masalah yang dapat kita temukan bila kita mulai peka terhadap lingkungan sekitar dan mendengarkan pendapat orang lain.

Permasalahan-permasalahan seperti kemiskinan, ketidakmerataan pembangunan, infrasturktur tertinggal, climate change, bahkan isu-isu sensitif seperti batasan-batasan free will dan sikap diskriminatif dari rasisme itu masih ada sampai sekarang. Nyatanya, hal-hal yang disebutkan tadi juga sudah berlangsung sejak lama, namun belum juga diselesaikan.

Kenapa masih ada masalah padahal manusia sudah sangat inovatif dengan berbagai ciptaannya? Kurangnya simpati dan kemauan kolaborasi bisa jadi penyebabnya.

Masalah-masalah ininyata, telah berlangsung lama, sudah besar dampak-dampak yang ditimbulkannya, dan untuk kebanyakan orang, akan sulit untuk bisa memperbaikinya. Bahkan, banyak dari masalah-masalah ini yang sudah dinormalisasikan oleh masyarakat, karena mereka sudah berhenti berusaha dalam menyelesaikannya, solusi itu dianggap ‘tidak mungkin’ untuk ditemukan.

Namun, ada kunci untuk ini, yaitu kolaborasi atau bekerja sama. Untuk melakukan hal-hal besar akan dibutuhkan aksi yang melibatkan partisipan dalam jumlah yang besar pula.

“One that had done collectively can lead to big change.” — Colton Jones.

Untuk mengidentifikasi suatu masalah dan merumuskan solusi yang tepat dan tidak salah sasaran, dibutuhkan juga rasa kepedulian yang besar. Selalu ingat bahwa kita tidak mungkin melakukan hal-hal yang besar tanpa bantuan dari orang lain, maka dari itu kita harus peka dan peduli terhadap masalah mereka dan mulai menyelesaikannya bersama-sama.

“The world will not be destroyed by those who do evil, but by those who watch them without doing anything.” — Albert Einstein.

Di dalam era modern ini, semuanya menjadi kompleks sehingga apa yang kita lakukan atau apa yang kita pilih saat ini pasti akan berdampak kepada orang lain. Dalam melakukan segala sesuatu ataupun memilih untuk tidak melakukan sesuatu, kita harus sadar bahwa akan ada akibatnya kepada keadaan orang lain, bahkan apa yang orang lain lakukan dan pilihan yang mereka pilih bisa jadi merupakan akibat dari apa yang kita lakukan terlebih dahulu.

“When we stand for others’ happiness, we stand for our own happiness.” — Sylvie Shiwei Barbier.

Sikap-sikap kolektif menjadi hal yang utama bagi kita untuk dapat merubah sesuatu atau menyelesaikan permasalahan yang besar. Kolektif sendiri dapat diartikan sebagai sekelompok individu. Dengan memiliki kesadaran kolektif, kita akan tahu permasalahan, keinginan atau harapan, dan potensi dari masyarakat yang mana di dalamnya kita berada.

Untuk berpikir bersama-sama, menggabungkan semua pikiran dalam suatu masyarakat dan mengombinasikan semuanya sehingga dihasilkan pemikiran baru yang mewakili masyarakat tersebut akan berguna dalam menentukan pilihan yang dihadapkan kepada suatu masyarakat atau komunitas. Ketika semua pendapat ini digabungkan, akan dihasilkan jawaban dari permasalahan yang lebih akurat.

Co-creation adalah elemen lain yang penting dalam society yang baru ini. Co-creation berarti suatu karya yang diciptakan secara bersama-sama. Dalam pembuatannya, co-creation melibatkan orang-orang yang berasal dari latar belakang yang berbeda dan mengapresiasi expertise mereka serta menuangkan identitas mereka dalam penyelesaian suatu masalah ataupun mewujudkan sebuah gagasan baru yang memiliki pieces dari setiap individu unik yang telah dilibatkan tadi.

“Co-creation creates degrees of freedom in delivering better solutions to the local communities.” — Sanjay Purohit.

Namun, pada akhirnya bagaiman kita bisa mengajak orang lain, dalam jumlah yang besar, untuk dapat bekerja sama dengan kita?

“Most of people are likely to cooperate if they have the assurance that others will cooperate, too.” — CeCAR.

Kita harus mempercayai bahwa semua pasti ada solusi, kata seperti ‘tidak mungkin’ harus dihilangkan dari mindset masing-masing. Dengan memiliki gagasan dan pendirian yang kuat, orang lain pun bisa ikut percaya bahwa mereka dan menuangkan usaha dan pemikirannya dalam tercapainya suatu tujuan tersebut. Untuk bisa berempati dan memiliki sense of belonging, akan lebih mudah bagi kita untuk saling berkolaborasi dalam menghadapi permaslaahan-permasalahan yang akan muncul di era society 4.0 ini.

Sumber:

  • Centre for Collective Action Research, “Collective Action 101 | What Are Large-Scale Collective Action Problems?”, diakses melalui <youtube.com/watch?v=UawtT2ABfGk&t=1s> pada 7 Agustus 2020.
  • TEDx Talks, “A renaissance — the coming end of human work | Kevin Surace | TEDxOrangeCoast”, diakses melalui <youtube.com/watch?v=CNF9U_Bvo50> pada 7 Agustus 2020.
  • TEDx Talks, “Awakening Our Collective Consciousness | Colton Jones | TEDxLMSD”, diakses melalui <youtube.com/watch?v=CNF9U_Bvo50> pada 7 Agustus 2020.
  • TEDx Talks, “Compassion and the key to Collective Wisdom | Sylvie Barbier | TEDxRuelaFayette”, diakses melalui <www.youtube.com/watch?v=xio_O89BMy8> pada 7 Agustus 2"020.
  • Societal Platform, “Societal Platform: Power of Co-creation”, diakses melalui <youtube.com/watch?v=0ISvO55kXuo> pada 7 Agustus 2020.

--

--