Masyarakat untuk Society 4.0

Callista Humairah
3 min readAug 7, 2020

--

Makhluk hidup diciptakan dengan kemampuan adaptasi yang luar biasa. Bagian dari dirinya akan berkembang atau malah menurun fungsi kerjanya sesuai dengan keadaan lingkungan sekitarnya. Sebuah hasil penelitian yang terbit di jurnal Cell di tahun 2018 menunjukkan bahwa orang Suku Bajo, suku nomaden maritim yang tinggal di Kalimantan dan daerah Indonesia timur, memiliki limpa yang lebih besar dari rata-rata karena kebiasaannya menyelam di lautan. Itu baru salah satu contohnya. Kemampuan evolusi inilah yang telah membawa kita, manusia, dari zaman batu dan perunggu ke peradaban yang lebih maju, sekarang.

Periode perkembangan peradaban manusia dibagi sesuai ciri khasnya masing-masing. Periode paling pertama yang terekam sejarah diberi nama Society 1.0 dengan karakteristik berburu dan berpindah-pindah tempat tinggal secara berkelompok sebagai cara manusia bertahan hidup. Selanjutnya, Society 2.0 dengan ciri peradaban agrikultura. Manusia mulai mengerti cara bercocok tanam dan mendomestikasi hewan untuk dijadikan ternak. Loncatan bagi peradaban manusia terjadi di periode berikutnya, Society 3.0. Revolusi besar yang mengubah dunia, Revolusi Industri. Periode ini dimulai di Inggris pada abad ke-18 saat mesin uap ditemukan. Revolusi ini mengubah haluan produksi dari agraris dan kerajinan ke industri serta manufaktur mesin.

Periode keempat, Society 4.0, adalah era otomasi dan pertukaran data. Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat pesat. Dengan akses pada jaringan internet, informasi dan data yang bergerak begitu cepat seakan menghilangkan batas dan jarak berbagai belahan dunia. Kegiatan ekonomi dan industri pun tidak luput dari pengaruh besar digitalisasi. Jika dilihat dari sudut pandang industri, sejak revolusi mesin uap di abad ke-18, sebenarnya manusia telah mengalami tiga kali perubahan besar. Yang pertama adalah elektrifikasi, yang kedua adalah penggunaan komputer, dan yang terakhir adalah era digital. Istilah-istilah seperti Internet of Things (IoT), Artificial Intelligence, dan big data bukanlah hal yang asing di telinga jika berbicara tentang era ini.

Dengan perkembangan teknologi dan digitalisasi berbagai aspek kehidupan manusia, muncul suatu keresahan. Apakah manusia akan dikontrol oleh teknologi? Apakah perannya akan tergantikan dan tidak dibutuhkan lagi di industri? Untuk mengatasi keresahan tersebut, kita perlu mengatur strategi. Teknologi dibuat oleh manusia untuk mempermudah hidup manusia. Oleh karena itu, kita perlu membuat tatanan masyarakat yang berpusat pada manusia tetapi tetap memiliki basis teknologi. Ide inilah yang diluncurkan dengan oleh pemerintah Jepang pada Januari 2019. Tatanan masyarakat yang bisa bertahan di era Industry 4.0 bernama Society 5.0.

Konsep sistem yang ditekankan dalam Society 5.0 adalah keterlibatan manusia dalam teknologi. Manusia tidak hanya dijadikan objek, tapi juga subjek dari sistem teknologi itu sendiri. Artificial Intelligence yang memperhatikan sisi kemanusiaan akan diimplementasikan ke dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Meskipun sistem perkembangan teknologi telah disusun sedemikian rupa untuk melibatkan manusia, sebagai subjek dari sistem itu sendiri, kita tetap perlu mempersiapkan diri baik secara individu maupun secara kolektif sebagai kesatuan masyarakat. Dari sudut pandang sosiologi, untuk membuat suatu tatanan masyarakat yang kuat, diperlukan kesadaran bersama atau collective consciousness yang merupakan satu perangkat shared belief yang menyatukan kelompok. Kesadaran tersebut akan memicu kebijaksanaan bersama yang berkaitan erat dengan pengetahuan dan berfungsi sebagai alat penyelesaian masalah. Kemudian adanya aksi kolektif atau pengambilan tindakan bersama untuk mengubah suatu keadaan.

Sebuah era peradaban baru muncul bersama dengan potensi, kesempatan, dan tantangan baru. Oleh karena itu, seiring dengan teknologi yang terus berkembang, kita juga perlu terus mengembangkan diri untuk bisa mengambil peran dan tempat kita dalam tatanan sistem.

Sumber:

  1. Budiman, Arief. (2019). Kolom Pakar: Industry 4.0 vs Society 5.0. Diakses 7 Agustus 2020 https://ft.ugm.ac.id/kolom-pakar-industri-4-0-vs-society-5-0/
  2. Cole, Nicki Lisa. (2019). The Concept of Collective Consciousness. Diakses 7 Agustus 2020 https://www.thoughtco.com/collective-consciousness-definition-3026118
  3. Gerrard, Steven. (2019). Mengenal Perkembangan Peradaban Society 1.0 Hingga Society 5.0. Diakses 7 Agustus 2020 https://www.idntimes.com/science/discovery/steven-gerrard/peradaban-society-1-5-exp-c1c2/5

--

--