Menyambut Peradaban Empat Titik Nol

Muhammad Yazid Zaidan
Planologi ITB 2019
Published in
2 min readAug 7, 2020

Manusia merupakan makhluk soisal yang tidak dapat hidup sendirian. Hal merupakan bukti nyata sejak kemunculan homo sapiens sekitar 70.000–100.000 tahun yang lalu. Di awal kemunculannya mereka membentuk kelompok untuk mempertahankan diri dan mencari makanan. Mereka berburu bersama-sama dan berpindah pindah tempat. Inilah yang disebuut society 1.0, saat manusia mengalami revolusi kognitif yang membuat mereka mampu membangun peradaban dan membentuk sebuah masyarakat.

Kemudian manusia mulai memanfaatkan tanah untuk bercocok tanam dan menjinakkan hewan-hewan untuk kepentingan manusia. Inilah yang disebut society 2.0 atau yang disebut juga revolusi agrikultur. Berkat revolusi ini manusia tidak perlu menghabiskan waktu untuk berburu dan berpindah tempat serta tidak perlu khawatir soal pangan, sehingga dapat fokus ke hal-hal lain seperti ilmu pengetahuan. Mereka mulai menetap di suatu tempat dan membangun sebuah peradaban dan masyarakat yang lebih kompleks.

Karena populasi manusia semakin membengkak, maka kebutuhan sandang, pangan dan papan pun semakin meningkat. Sementara kemampuan manusia unutuk memproduksinya masih terbatas. Saat itulah muncul jawaban, yaitu revolusi industri yang terjadi di Inggris pada abad ke-18. Revolusi industri inilah yang memulai society 3.0, dimana manusia yang tadinya bercocok tanam dan beternak hewan sekarang bekerja di pabrik. Revolusi industri membuat dampak yang besar terhadap sosial, ekonomi, dan budaya di dunia.

Dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang, manusia memasuki era society 4.0 dimana aliran informasi dan data begitu cepat. Semua data yang dulu berbasis fisik sekarang berbasis digital dan dapat diakses oleh siapa saja dan kapan saja.

Pada society 3.0 dimana perkembangan ilmu pengetahuan manusia mencipakan revolusi industri 1.0 dimana ditemukannya mesin uap, revolusi industri 2.0 yang dimulai dengan penemuan tenaga listrik, dan revolusi industri 3.0 yang dipicu oleh komputer dan robot, maka pada society 4.0 terjadi revolusi industri 4.0 dengan pemanfaatan Internet of Things (IoT) sehingga memungkinkan interkoneksi antar mesin, big data, artificial intelligence(AI),dll.

Revolusi industri 4.0 memiliki masalah, terutama banyaknya pekerjaan yang digantikan oleh otomasi sehingga akan banyak orang yang akan kehilangan pekerjaannya. Perkembangan teknologi ini berdampak positif tergantung bagaimana individu meminimalisir resiko dan memanfaatkan peluang yang muncul.

Siapkah kita menghadapi perkembangan zaman dimana teknologi menjadi semakin canggih?

--

--