7 Langkah Persiapan Menjadi Remote Worker Designer

Afif Bimantara
plongolife
Published in
6 min readSep 20, 2017

Jenis pekerjaan cukup populer pada masa ini adalah pekerjaan jarak jauh atau sering kita kenal dengan sebutan remote working. Sebuah tipe pekerjaan yang tidak mewajibkan seorang pekerja untuk hadir di kantor atau bertemu langsung dengan atasan, klien maupun rekan kerja. Tak sedikit orang yang sudah bekerja di sebuah perusahaan cukup besar memutuskan untuk menjadi seorang Remote Worker.

Ada banyak profesi yang bisa dilakukan dengan cara remote, pada artikel ini saya akan membahas tentang profesi desainer, sesuai dengan keahlian dan profesi yang saya jalani. Langkah-langkah untuk menjadi seorang designer yang bekerja secara remote ini kira-kira berdasarkan pengalaman saya selama kurang lebih 7 tahun hingga saat ini.

Berikut adalah ke-tujuh hal tersebut:

1. Tunjukkan Portfolio dengan Cantik

Halaman homepage dribbble.com

Hal yang pertama kali ingin dilihat oleh calon klien atau employer adalah hasil karya kita. Ini adalah sebuah pembuktian termudah bahwa kita benar-benar mampu menghasilkan karya desain. Tempat untuk mengunggah portfolio yang populer adalah Dribbble, Behance, Uplabs, ataupun Devianart. Tentu masih banyak lagi tempat lain yang bisa kita gunakan secara gratis untuk mengunggah hasil karya kita.

Jika belum memiliki portfolio yang bisa dilihat secara online, segera buat mulai dari sekarang. Ke-empat tempat yang disebutkan diatas tidak sekedar tempat untuk memamerkan hasil karya kita kepada khalayak, namun juga memiliki user network masing-masing sehingga kita bisa mendapatkan feedback atas karya kita.

Atur secantik mungkin hasil karya kita, buat image cover yang menarik di setiap karya dan pastikan karya kita yang terbaik yang dipamerkan di website tersebut.

2. Lengkapi Profil LinkedIn

Halaman profile di LinkedIn

LinkedIn sangat dapat membantu kita untuk menunjukkan data diri kita secara lengkap. Mulai dari biodata, pengalaman pekerjaan, pendidikan, penghargaan, sertifikasi, testimonial dari teman, dan masih banyak lagi. Jika calon klien ingin melihat riwayat kita secara lengkap, maka hal termudah adalah memberikan link profile LinkedIn kita. Website ini sesungguhnya adalah sebuah media sosial untuk profesional, maka gunakanlah foto profil yang dapat mencitrakan seperti apa diri kita. Upload gambar proyek desain yang pernah dikerjakan di perusahaan tempat kita bekerja. Gunakan titel yang tepat dibawah nama kita.

3. Pelajari & Kuasai Tool-tool Remote Working

Hal penting lain untuk dipersiapkan adalah kemampuan kita dalam menguasai berbagai tool remote working. Apa saja tool tersebut? Banyak dan sangat bervariasi. Berbagai macam tool bisa kita manfaatkan untuk membantu kita mengatur/me-manage pekerjaan remote desain. Hal-hal dasar yang kita butuhkan adalah untuk komunikasi, task management, file sharing, showcasing & prototyping, time-tracking (jika pekerjaan kita menggunakan sistem hourly rate), dan inspecting (jika perlu kolaborasi dengan developer).

Berikut ini adalah contoh tool yang bisa kita gunakan. Ada yang bisa kita gunakan secara gratis, adapula yang berbayar.

Komunikasi: Slack, Skype, Telegram

Task Management: Trello, Nuclino, Basecamp, Asana, JIRA

File Sharing: Dropbox, Google Drive, Box.net

Showcasing & Protoyping: Marvel app, Invision app, Flinto

Time-tracking: Upwork Time Tracker, Hubstaff Time Tracker, Toptal Tracker(gratis), Toogl(gratis)

Inspecting: Zeplin, Avocode, Sketch Measure(plugin di Sketch)

Mungkin beberapa tool diatas belum familiar bagi teman-teman yang baru akan menekuni pekerjaan remote. Sebetulnya masih banyak lagi tool alternatif selain yang telah disebutkan diatas. Jika masih belum pernah mencobanya, jangan ragu untuk googling dan cobalah untuk menggunakannya, maka kamu akan mengerti nantinya untuk apa tool tersebut.

4. Siapkan Work Proposal Dalam Format PDF

Proposal kerja atau work proposal bisa membantu untuk menunjukkan hasil karya dan tentang diri kita kepada calon klien. Isi dari proposal kerja kita adalah sekilas tentang diri kita, layanan yang kita kerjakan, beberapa portfolio beserta deskripsi singkatnya, pengalaman kerja, testimonial, work rate, dan kontak. Buatlah desain sebagus mungkin, pastikan semua informasi mudah terbaca, dan tunjukkan bahwa kita adalah seorang desainer handal.

5. Bergabung dalam Grup di Sosial Media

Terdapat banyak sekali grup atau komunitas di sosial media yang membahas tema remote working, freelancing ataupun grup yang berfokus membahas pada platform freelancing tertentu. Contohnya adalah grup Kami Kerja Remote dan Upworker Indonesia yang ada di Facebook. Kita bisa mendapat banyak sekali insight dari sebuah grup, karena banyak perbincangan seputar permasalahan-permasalahan dari para member grup.

Prinsip dari grup tersebut adalah sharing dan caring, kita pun bisa turut bertanya ataupun memberikan bantuan terhadap suatu permasalahan. Kita juga pada akhirnya saling mengenal satu sama lain dengan orang-orang yang se-profesi.

6. Melengkapi Profil di Freelancing Marketplace

Cara mudah mencari tawaran pekerjaan remote adalah melalui freelancing marketpalce. Upwork, Freelancer, Hubstaff, RemoteOK.io, Toptal adalah deretan marketplace untuk para freelancer dan remote worker, dan masih banyak lagi yang lainnya. Lengkapi profil kita sebaik mungkin pada marketplace tersebut. Usahakan semua form yang disediakan bisa terisi.

Pastikan kita menggunakan titel yang tepat untuk diri kita. Semakin spesifik, semakin baik. Di bidang desain ada banyak profesi spesifik seperti desain UI, desain UX, desain grafis, desain logo, desain infografis, desain ilustrasi, desain printing, dan lain-lain. Jika kita lebih berfokus pada desain tampilan antarmuka sebuah aplikasi dan bisa memberikan solusi untuk tampilan aplikasi maka kita bisa membuat titel sebagai UI Designer atau UI/UX Designer (UI dan UX sesungguhnya selalu saling terkait. Namun profesi khusus di bidang UX sendiri pun ada, seperti UX Designer, UX Researcher, UX Engineer, etc.).

Jangan memberikan titel yang masih terlalu umum seperti: “Designer”, karena membuat calon klien sekilas bisa berekspektasi lebih bahwa kita bisa mengerjakan aneka jenis pekerjaan desain atau bahkan mengira bahwa kita adalah seorang desainer fashion.

7. Buat Website Personal

Semua hal disebutkan diatas bisa dirangkum dalam sebuah website personal. Kita bisa menata konten dan informasi untuk menuju ke tautan-tautan di luar website personal. Wrap up semua informasi yang kita miliki dalam website personal kita. Namun bukan berarti kita tidak boleh memberikan info terlalu detail di dalam website, tentu tidak masalah jika detail beberapa portfolio disajikan kembali pada website personal.

Dan yang terpenting adalah jangan lupa mencantumkan kontak kita. Tunjukkan cara tercepat calon klien untuk menghubungi kita. Bisa melalui email, Skype, atau yang lainnya. Saran saya gunakan media populer yang bisa diperkirakan calon klien kita juga menggunakannya.

Pada intinya, agar kita bisa dengan mudah menemukan atau ditemukan oleh employer maka buatlah mereka bisa dengan mudah pula melihat hasil karya kita ataupun track-record pekerjaan yang pernah kita lakukan. Buktikan bahwa kita sesungguhnya mampu di suatu bidang.

Umumnya kita bisa mendapatkan pekerjaan dari media yang disebutkan pada poin 1, 2, 6, & 7 yaitu dari website portfolio, LinkedIn, freelancing marketplace, & langsung ke email via website personal kita.

“People today really value workplace flexibility and remote work because it allows them to focus their energies on work and life as opposed to commuting or other complications due to geography.” — Ken Matos, Vice President of Research, Life Meets Work

Demikian langkah-langkah yang dapat dilakukan jika kita ingin terjun ke dunia remote working. Sesungguhnya masih banyak berbagai cara lain yang bisa dilakukan untuk mendapatkan pekerjaan remote, tidak harus selalu seperti yang dijabarkan diatas. Tetaplah bersemangat untuk mencari pekerjaan remote jika saat ini belum mendapatkannya, jangan lupa utamakan berdoa sebelum berusaha :)

Semoga bermanfaat.

With love & sincerity,
Afif Bimantara

--

--