Cover Letter Yang Menggagalkan Proposal di Upwork

Dwindy Stanza
plongolife
Published in
5 min readMar 25, 2017

Sampai dengan tanggal hari ini, terhitung ada 69 jobs yang telah saya kerjakan di Upwork (dihitung sejak masih oDesk). Proposal yang telah dibuat? Ratusan, tepatnya 607. Berarti sudah lebih dari 500 proposal saya gagal.

Kalau dibuat skala perbandingannya, sekitar 1 : 9. Setiap orang mungkin punya skala berbeda-beda. Bisa 1:5, 1:1, atau yang mastah mungkin 1:0, tidak pernah apply, tapi selalu dapat job melalui invitation.

Apakah dari 609 itu ada 69 proposal yang diterima? Tidak juga. Karena dari 69 jobs itu ada beberapa jobs hasil invite dari client, dan ada juga client yang melakukan kontrak berulang atau rehiring.

Ketika agak selo, saya mencoba membedah lagi proposal-proposal terdahulu. Proposal seperti apa sih yang berhasil? Dan yang mana yang gagal?

Halaman terakhir Archived Proposals

Saya mulai ngepet di bulan Mei tahun 2011 dan mendapatkan job pertama di proposal keempat. Waktu itu saya mulai dengan keyword pencarian “Indonesia”. Alasannya? Saya memang seorang nasionalis. Hehe.

Lebih tepatnya, karena saat itu masih sedikit orang Indonesia yang aktif di oDesk. Jadi saya mencoba menyempitkan target dan memperlebar peluang dengan keyword ini. Tandanya, si client butuh spesifik orang Indonesia, atau pekerjaan yang ada kaitannya dengan Indonesia.

Dan juga, saya tidak punya hard skill yang benar-benar hard. Skill saya cetek, bener-bener cetek kalau dibandingkan dengan orang-orang lain di bidang IT.

Halaman 54 Archived Proposal

Dan untuk, mendapatkan job yang kedua, saya harus melalui 70 proposal yang gagal. Tandanya, saya hanya beruntung di job pertama. Kemudian setelah beberapa halaman saya lewati dan lihat-lihat lagi proposal yang gagal itu ternyata ada pattern-nya.

Ada segelintir alasan mengapa kita yang tidak dipilih oleh client :

  1. Proposal kita bagus, tapi ternyata banyak yang lebih bagus.
  2. Proposal kita udah bagus banget, tapi ternyata client lagi buru-buru dan hanya milih proposal pertama yang dia anggap cukup. Alias kita telat.
  3. Proposal kita jelek.

Nah berikut adalah pattern-pattern proposal yang menggagalkan banyak freelancer, tidak peduli seberapa high-skillednya kita.

Pola penulisannya template banget

Yups. Pasti sudah pada tau kan kalau membaca template itu membosankan. Apalagi ada lebih dari 50 applicant, makin maleslah si client buat baca kalau polanya sama aja. Kalau pidato kenegaraan, modelnya diawali dengan “Puja dan puji syukur mari kita haturkan” *halah

Client itu senang dapat pertanyaan. Selama pertanyaanya bermutu, valid, dan relevan ke projek. Bukan sekedar tanya-tanya “kapan nikah?”. *eh

Dari pertanyaan itu, akan kelihatan kalau kita responsif dan mengerti nantinya mau ngapain.

Tidak menyesuaikan kebutuhan client

Saya pernah dapat job dari proposal sesingkat ini.

Kenapa saya merasa yakin cover letter di atas akan cukup? Simple. Karena ada kata-kata ini di job post client.

Artinya, client butuh cepat. Dan dia nggak akan buang-buang waktu untuk baca proposal yang panjang dan bertele-tele. Hintnya, biasanya ada kata-kata ASAP, I need this to be done by today, hiring today, etc.

Dan pastikan kamu juga siap langsung kerja, dan tidak menunda sampai besok supaya tetap dapat bintang 5.

Sebaliknya, kalau client kelihatan sangat detail dan panjang dari job postnya, mungkin cover letter singkat di atas tidak akan efektif. Buat juga yang lebih detail cara kerja kita nantinya.

Ingat loh ya, detail tidak sama dengan bertele-tele. Bertele-tele itu semacam “I can work in a team”, “I am highly motivated”. *enough with those craps*

Salah timing

Yup, timing is a b*tch. Sedikit sekali client yang benar-benar membaca semua cover letter dari +50 proposal yang masuk. Apalagi untuk pekerjaan yang sebenernya nggak butuh-butuh skill banget.

Saya selalu mengusahakan hanya untuk apply job post yang masih seger dan applicantnya masih sedikit. Karena biasanya client masih meluangkan waktu sejam setelah post di depan komputer untuk ngebaca-baca proposal yang masuk.

Unless, kalau kerjaan itu benar-benar yakin bisa saya kerjakan dan saya bisa membuktikan saya expert di bidang itu, hajarrr! Ini kelihatan dari sudah ratusan yang apply, last onlinenya client masih beberapa menit yang lalu, tandanya dia belum nemu freelancer yang pas.

Dan benar, saya pernah dapat job yang sudah ada lebih dari 100 applicant saat saya apply.

Tidak menawarkan solusi

Ada kalanya client tampak bingung kalau dilihat dari job postnya, biasanya dia hanya mengemukakan tujuan pengen ini itu. Tapi dia bingung caranya gimana. Nah, disinilah kita sebagai pahlawan bertopeng muncul untuk menawarkan solusi.

Misal, client saya mau bikin penjadwalan post otomatis di sosial media. Tapi dia bingung, sayapun sebenernya saya juga bingung.

Akhirnya saya googling sedikit, nemu toolsnya, lihat-lihat sekilas cukup mudah dipelajari, akhirnya tools itu yang saya tawarkan ke client dan goaaal!

Atau dalam software testing, si client bingung nantinya mau gimana cara kerjanya, akhirnya saya tunjukkan cara kerja saya di kerjaan sebelumnya serta melampirkan beberapa format report yang mau dia pilih. Dan kembali goaaaaaaaal!!!

Goaaal

Bahasa Inggris yang sangat kacau

Client itu paham kok kita bukan native English speaker. Mereka akan maklum kalau kita salah grammar sedikit-sedikit. Tapi kalau English kita kacau sampai si client benar-benar gagal paham total. Di situ dia akan tau ke depannya akan susah buat komunikasi dengan kita.

Dan untuk pekerjaan translation, writing, jelas makin minim toleransi akan kesalahan grammar.

Closing Statement

Kembali ke skala saya di atas 1:9. Artinya lima atau enam kegagalan itu hal yang biasa. Jadi jangan lagi baru gagal lima udah mewek curhat di grup. :p

Itu hanya karena skalanya belum terbentuk aja. Karena awalnya sebelum 1:9, skala saya bisa 1:70 dan akan tetap segitu kalau saya memutuskan untuk berhenti sebelum percobaan ke 75.

So, jangan lupa tetap belajar dari proposal yang gagal. Banyak berdoa, be positive, always!

Courtesy friendly neighbourhood,

Dwindy Stanza

Dear teman-teman yang berada di Jogja dan sekitarnya, yuk merapat ke Universitas AMIKOM Yogyakarta tanggal 8 April 2017, mau ada event bincang-bincang freelancer nih.

Link pendaftaran : http://paynr.co/2on4dyv

Semuanya gratis!! :)

--

--