Apa sih Yang Dibutuhkan Saat LDR? Kalimat atau Kalimah?
Makassar, Irsyad — Long-distance Relationship atau LDR kadang dijadikan masalah dalam suatu hubungan. Saya sering dapat cerita dari teman — teman, entah mereka jujur atau sekedar bercanda, menurut mereka LDR itu butuh perjuangan ekstra, dan kerja keras untuk melewatinya. Tapi sebelum terlalu jauh, benar gak sih LDR itu suatu masalah? Atau apakah masalah utama dalam LDR? Dan bisa gak sih kita lewatinnya? Atau memang LDR adalah takdir jadi kita mau gak mau harus lewatin masa — masa ini?
C’mon guys, hubungan jarak jauh atau LDR itu bukan suatu masalah. Kecuali kita menganggap hidup kita ini hanya sekedar cinta kepada pasangan yang bukan pasangan halal kita. Yang tiap hari harus berdua ke mana — mana, yang mau makan juga harus nunggu doi baru mau makan, gak mau minum kalau gak dianterin (ini lebay banget sumpah!), dan kealay — alayan yang lain. Hal pertama yang harus diingat adalah statusnya baru pacaran belum halal. Terlepas dari pandangan agama, kepercayaan, adat dan istiadat yang dianut, serta norma yang berlaku. Biasanya pasangan LDR ada yang menuntut salah satu pasangan untuk selalu komunikasi. Memang komunikasi itu penting tapi memangnya mau makan atau minum aja harus dikomunikasiin? Aduh bro, gak usah selebay itu, orang pasti makan kalau laper, orang pasti minum kalau haus. Atau gini aja deh, ingatkan pasangan untuk bernapas, jangan sampai doi gak bernapas (It is same logic for me).
Kecuali pasangan kita terlalu sibuk sampai lupa makan, ada vitamin atau obat yang harus dikonsumsi dan doi suka lupa, atau hal — hal lain yang butuh perhatian spesial. Yang harus diingat adalah pacar atau gebetan bukan milik kita dan kita tidak memiliki hak untuk menuntut atau melarangnya. Mereka masih tanggung jawab orang tuanya dan memiliki hak untuk melakukan apa yang mereka lakukan. Selagi itu hal positif gak usah terlalu ikut camput urusan dia even pacaran udah bertahun — tahun.
Gak usah terlalu sayang dijadiin modus ke doi, gw paham kok diposisi sebagai cowok. Cowok mana sih yang perasaan sayangnya terus meningkat setiap hari sepanjang umur? Sadar gak sadar hal tersebut terjadi loh dalam diri kita cowok. Masalah pertama dalam LDR menurut gw adalaha stuck dalam suatu kebiasaan. Yah biasanya dilakukan berdua, karena jarak harus dikerjakan sendiri. Eventhough, pacaran adalah hal yang dilarang bukan berarti kita terus melakukan dosa dan melanggar, tetep ingat agama dan prinsip — prinsipnya. Jika stuck dalam keadaan tersebut, ingat aja sih, kita lahir sendirian (anak kembar pun lahirnya gak sekali jebret semuanya keluar) dan meninggal pun sendirian.
Pasangan cuma teman hidup, dan membantu mengingatkan kita mengingatkan untuk terus istiqomah, terlepas menikah adalah Sunnah yah. Coba sih yah, jangan terlalu ketergantungan sama pasangan. Saat LDR, kerjakan semua sendiri, seperti saat lahir dan meninggal nanti. Emangnya semua harus dikerjakan berdua, gak kan. Toh kalau kita mau berpikir lebih lanjut, serumah pun tetap ada kerjaan yang dikerjakan sendiri dan ada yang dikerjakan berdua.
Sebenarnya LDR itu memiliki sisi positif juga. Saat LDR kita memiliki banyak waktu untuk hal — hal lain. Misalnya waktu untuk berkumpul dengan teman — teman, waktu untuk belajar, waktu untuk bersosialisasi dengan lingkungan baru, dan waktu untuk hobi. Jadi saat LDR gak usah terlalu menuntut komunikasi yang berlebihan sampai tidak mau ngapa — ngapain kalau belum komunikasi. Terus nungguin telpon, atau video call dari pasangan, helo itu sama aja buang — buang waktu.
Cobalah untuk melakukan kegiatan positif lain. Jalan sama teman — teman, belajar hal — hal baru, tingkatkan kemampuan diri, melakukan hobi, dan banyak kegiatan positif lain yang bisa dilakukan. Jangan silap aja yah! LDR bukan kesempatan untuk selingkuh atau mencari sosok lain pengganti pasangan. Believe me, diselingkuhin itu sakit banget. Ingat karma berlaku!
Teman — teman, yang penting dalam LDR adalah apa yang kita ucapkan bukan apa yang kita sampaikan melalui chat. Kalau sekedar chat sepertinya ada hal — hal yang tidak tersampaikan dengan baik. Kalimah lebih baik dibanding kalimat. Cobalah komunikasikan dengan baik sama pasangan apa saja yang harus diperhatikan selama LDR. Buat kesepakatan dengan doi. Pilihlah komunikasi yang sehat, komunikasi yang berkualitas. Waktu berkomunikasi memang mengkomunikasikan hal — hal penting saja, jangan sampai saat chat atau telponan obrolin hal penting, saat ada masalah malah diam.
Gw sih sebagai cowok malau kalau ada masalah terus diam. Kita cowo namanya juga khalifah, yah harus memimpin. Menuntun pasangan untuk komunikasi positif. Percaya pada pasangan dan tanggung jawab dengan kepercayaan tersebut. Jangan dikit — dikit cemburu, pasangan bekerja dengan lawan jenis langsung cemburu. Percayakan saja sama pasangan bahwa dia memang benar — benar bekerja dan sama lawan jenis hanya teman kerja tidak lebih. Kita juga harus tanggung jawab dengan kepercayaan tersebut.
Jangan sampai ada teman kerja yang lebih baik dari pasangan, kita jadi pangling sama pasangan sendiri. Ingat, orang yang baru dikenal belum tentu lebih baik dari pasangan. Mungkin secara fisik bisa saja lebih baik, dari sikap dan sifat untuk sementara kita dapat menilai lebih baik. Tidak ada yang terbaik di dunia ini, semua manusia memiliki kelebihan dan kelemahan masing — masing. Sadar saja dan ingat pasangan kita adalah yang lebih baik. Lebih baik kita yang merasakan dan kita cowok yang menuntun pasangan kita.