Berkarir di Dunia Software Engineering

Mr. I
kasta
Published in
4 min readDec 7, 2017

Selangor, Irsyad — Setiap orang pasti memiliki kerjaan impian atau cita — cita. Tapi ketahuilah tidak semua orang dapat mencapai cita — citanya. Ya katakanlah saya, sejak SD sampai SMA sangat ingin menjadi dokter. Kemudian saya sadar, saya tidak cocok untuk jadi dokter. Setiap kali ke rumah sakit pasti pusing atau sakit. Entah merasakan apa yang pasien rasakan atau terpengaruh dengan bau obat — obatan.

Kemudian saya kuliah di jurusan Manajemen Informatika. Seperti apakah jurusan ini? Awalnya saya berpikir jurusan ini sejenis dengan Ilmu Komunikasi. Ternyata tidak. Memang secara basicly hampir sama, memproses kumpulan data menjadi sebuah informasi. Tapi dalam prakteknya sangat jauh. Di jurusan ini belajar tentang Pemrograman, Sistem Analis dan Bisnis Analis bahkan Project Manager. Entah yah di kampus lain tapi di Telkom University diajarkan menjadi seorang Project Manager. Ada satu mata kuliah yaitu MPSI atau Manajemen Project Sistem Informasi pada semester 3.

Lantas sekarang saya berkarir sebagai apa? Sekarang saya sedang menikmati menjadi programmer, programmer Java tepatnya. Namun tidak hanya sekedar Java yang saya kerjakan. Disela — sela aktivitas kerjaan, saya membuat aplikasi atau sistem informasi dengan menggunakan PHP, Python dan sekarang lagi belajar dan mendalami GoLang. Lantas berapa penghasilan dari pekerjaan ini? Mungkin gak akan saya kasih tau tepatnya berapa, tapi setiap bulan sewaktu masih di Jakarta, last salary saya adalah Rp. 14.700.000,00. Kenapa saya menyebut angka? Ini akan menjadi motivasi buat teman — teman programmer.

Memang sejak semester 1 saya sangat tergila — gila dengan semua mata kuliah, kecuali mata kuliah umum. Bahkan saat itu saya pernah dikeluarkan dari kelas karena saya bertanya satu hal kepada dosen Jaringan Komputer saya. Saat itu dosen saya menjelaskan tentang jaringan atau media untuk jaringan. Yang paling menarik buat saya saat itu adalah wireless. Kalau gak salah ingat, dalam jaringan itu ada aliran listrik. Kemudian saya bertanya, berarti tidak menutup kemungkinan dong akan ada gadget yang dicharger via wifi? Terus dosen saya marah — marah karena saya bertanya tentang hal itu, setelah berdebat dulu sih. Dan faktanya sekarang kan sudah ada teknologi seperti itu walaupun belum sepenuhnya sesuai dengan yang ada dibayangan saya.

Untuk berkarir di dunia Software Engineering entah itu tenaga pengajar, karyawan di suatu perusahaan atau membangun startup kita harus punya banyak basic. Tidak bisa kalau hanya menguasai satu hal. Katakanlah expert programmer. Apalagi untuk satu bahasa pemrograman. Software engineer harus rajin membaca dan terbuka untuk semua masukan dan kritikan. Karena teknologi posisinya berada di pertengahan. Bukan sebagai main bisnis. Ya namanya teknologi untuk mempermudah. Sekedar mempermudah, bukan menggantikan.

Sebenarnya ability yang harus dimiliki sudah tergambarkan pada kebutuhan suatu startup. Ada programmer atau teknisi, ada orang bisnis dan artist. Artist di sini bukan yang ada di TV yah. Tapi mereka yang mengerti tentang seni baik desain atau apapun itu bentuknya. Lantas gimana caranya saya dapat memperoleh based salary tersebut? Berikut rincian kegiatan saya.

Kita lihat berdasarkan hari dulu. Senin — Jumat saya di kantor. Menghabiskan waktu untuk mengerjakan tugas dan menyelesaikan project — project kantor. Kemudian di weekend sabtu dan minggu saya menghabiskan waktu untuk eksplorasi. Ada banyak hal yang dapat dikerjakan dan dipelajari. Jangan memperdalam yang telah dikuasain, karena itu waktunya di tempat kerja. Belajarlah hal — hal baru seperti bahasa pemrograman baru, perdalam teknologi database, infrastructur, security atau desain. Seperti akhir — akhir ini saya belajar GoLang, saya menggunakan waktu weekend untuk itu. Emang gak ada waktu buat liburan atau gak stress? Love what you do adalah kuncinya. Dan kalau eksplorasi gak harus di kosan atau di rumah atau di apartment kan. Sambil ngopi di cafe atau di tempat favorite kan bisa. Selama itu tempatnya sangat menyenangkan dan terkoneksi dengan unlimited internet.

Terus kita tinjau dari waktu. Saya kerja dari jam 9 pagi sampai jam 10 malam. Dan kadang sampe jam 12 malam kalau ada yang urgent atau menuju production. Which isi ada banyak waktu kosong. Saya termasuk orang insomnia akut. Bisa berhari — hari gak tidur, apalagi sedang belajar bahasa baru atau teknologi baru. Lets say jam 2 malam saya mulai aktivitas lain. Buat kopi pastinya atau apapun itu sebagai teman begadang. Boleh sambil telponan atau vcallan dengan orang — orang terdekat. Dari jam 2 malam sampai jam 6 pagi biasanya saya perdalam kemampuan yang telah saya kuasai atau saya gunakan. Misalnya dengan membuat tutorial atau mengerjakan satu project. Baca — baca dokumentasinya atau membuat sesuatu yang menurut orang lain gak penting seperti crawling.

Selama perjalanan ke tempat kerja atau tempat tujuan bisa dimanfaatkan untuk membaca. Ada banyak hal yang bisa dibaca dan dapat menambah pengetahuan. Misalnya baca — baca tentang bagaimana menjadi SA dan BA atau PM yang baik. Perdalam ilmunya, baca studi kasus yang baru, dan baca berita. Ingat berita sangat bermanfaat untuk mengetahui progress dan jalannya suatu bisnis. Entah itu dari segi kebijakan pemerintahan atau pergerakan suatu lembaga yang berhubungan dengan tempat kerja kita.

Nah, itukan tiap hari kayak gitu terus. Apakah ada waktu buat hal — hal lain? Justru sangat menikmati waktu. Kehidupan percintaan jalan, kehidupan sama teman — teman jalan. Hangout sama teman banyak juga kok waktunya. Tapi ingat satu hal, ketika sama pasangan, lupakan semua tentang software engineering. Quality time adalah kunci untuk hubungan. Kenapa quality time? Karena itu adalah bentuk respect kita kepada pasangan.

--

--

Mr. I
kasta
Editor for

Code using various programming language commonly based on JVM (Java, Scala, Groovy) with DBMS (Oracle, PostgreSQL & MySQL)