Keberagaman Bahasa di Kabupaten Kepulauan Selayar

Mr. I
kasta
Published in
5 min readDec 14, 2017

Makassar, Irsyad — Di Indonesia ada 742 bahasa daerah, ceunah mah kitu (katanya sih gitu). Gak usah bahas jumlah bahasa daerah di Indonesia, saya belum pernah tinggal di semua daerah di Indonesia yang saya tau saja. Juga masih dalam rangka Hari Jadi Selayar meskipun udah lewat beberapa minggu yang lalu. Kepulauan Selayar adalah salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan dan terletak di ujung selatan Pulau Sulawesi, jadi kalau check di maps, langsung paling bawah aja dari peta. Secara geografis memang terletak di antara Pulau Sulawesi dengan NTT jadi jangan heran kalau belajar geografi perbatasannya dikelilingi Laut Flores.

Karena kepulauan dan mendukung juga dengan sejarah bangsa Indonesia yang pelaut, jadi wajar kalau di Kabupaten Kepulauan Selayar banyak bahasa daerah. Bahasa daerahnya pun benar — benar berbeda antara bahasa yang satu dengan bahasa yang lain. Ai Sunda mah pan beda lemes jeng kasarna hungkul. Tapi di Bandung mulai kasar geuning. Haha. Back to the topic.

Saya gak tau secara spesifik jumlah bahasa daerah di Kabupaten Kepulauan Selayar, tapi berdasarkan pengalaman ada Bahasa Selayar (agak beda dengan bahasa Makassar), Bahasa Bugis, Bahasa Bonerate (agak beda dengan Bahasa Binongko rumpun pandai besi), Bahasa Bajo, dan Bahasa Lambego (gak tau kemiripan atau asalnya bahasa daerah apa). Bahasa Selayar adalah bahasa yang paling banyak digunakan seperti di Benteng (ibu kota Kabupaten Kepulauan Selayar), dan semua kecamatan di daratan. Kecamatan di kepulauan ini yang banyak. Seperti di Kecamtan Taka Bonerate, ada yang menggunakan Bahasa Selayar (seperti di Kajuadi), Bahasa Bugis (seperti di Rajuni), dan Bahasa Pasi Tallu (mungkin Bahasa Bajo — gak pernah dengar Bahasa Bajo jadi gak bisa ngasih review).

Di Pulau Jampea yang terdiri atas dua kecamatan yaitu Kecamatan Pasimasunggu dan Pasimasunggu Timur kalau gak salah ada dua bahasa yaitu Bahasa Selayar dan Bahasa Bugis. Terus di Kecamatan Pasimarannu kalau gak salah ada tiga bahasa, di Pulau Bonerate sendiri menggunakan Bahasa Bonerate, di Pulau Lambego ada dua Bahasa Lambego yang digunakan oleh orang — orang Lambego dan Bahasa Selayar yang digunakan di Desa Kembagmiati. Sedangkan di Kecamatan Pasilambena ada dua Bahasa yaitu Bahasa Selayar dan Bahasa Kalaotoa (ada gak sih atau masih masuk Bahasa Bonerate?).

Bahasa yang akan saya soroti dari kabupaten yang dipimpin oleh Bapak H. M. Basli Ali adalah Bahasa Selayar dan Bahasa Bonerate. Menurut saya Bahasa Selayar masih satu rumpun dengan Bahasa Makassar karena ada beberapa kesamaan dari segi kosa kata namu berbeda arti. Untuk belajar Bahasa Selayar sepertinya saya butuh 6 tahun untuk benar — benar paham dan untuk berbicara seperti native speaker, dengan segala bentuk — bentuk dialeg dari anak kecil sampai orang tua.

Kemudian Bahasa Bonerate merupakan kelompok Bahasa Binongko Rumpun Pandai Besi. Meskipun satu kabupaten tapi benar — benar berbeda dengan Bahasa Selayar. Sebut saja kata random saya sebut pake dua bahasa tersebut kalau mau tau seperti apa perbedaannya. Nanti di artikel lain bahas masalah Bahasa Bonerate dan Bahasa Binongko. Sebagai contoh aja perbedaan antara Bahasa Bonerate dan Bahasa Selayar adalah kata Saya. Dalam Bahasa Selayarnya adalah Nakke dan dalam Bahasa Boneratenya adalah Yaku. List aja kali yah beberapa kata. Urutannya Bahasa Indonesia — Bahasa Selayar — Bahasa Bonerate.

Kamu — kau / ditte — ko’o(kasar) / kita(sopan)

Makan — nganre — pa’du(kasar — don’t ever use this one) / manga (sopan)

Mandi — anrio — suvui

Pergi — lampa — inte

Capek — poso — aaga

Ada satu cerita lucu tentang kata “poso” ini. Ceritanya di rumah kakek saya lagi ngumpul bersaudara anak — anaknya. Dan mereka tinggal di Benteng jadi otomatis biasanya menggunakan Bahasa Selayar like native speaker. Percakapannya kira — kira seperti ini.

A: Te songkolo no salampa poso. (Songkolnya cuma satu nampan)

B: Jari no dai ako te tamu di silamu’a iso? (Jadi cukup gak untuk tamu di sunatan itu?)

A: Iiidahani niso. (Gak tau)

C: Inai poso mak? (Siapa yang asma bu?)

Poso dapat berarti capek atau asma dalam Bahasa Selayar. Dalam Bahasa Bonerate, poso berarti Saja dan asma dalam Bahasa Bonerate adalah kabu.

A, B dan orang yang ada sontak ketawa. A adalah istrinya C, A dan B bersaudara. Percakapan antara A dan B menggunakan Bahasa Bonerate dan C menggunakan Bahasa Bonerate. Kebayangkan gimana perbedaannya? A dan B suami istri, sama — sama menggunakan Bahasa Selayar, tapi ketika A menggunakan Bahasa Bonerate, suaminya gak ngerti.

Btw pengen banget bahas masalah karya — karya bahasa di Selayar seperti ada Dide’, Royong, Batti’ — Batti’. Tapi belum dapat informasi yang banyak. Pengen tau aja sih isi dari tiap bentuk karya bahasa tersebut isinya seperti apa dan dipengaruhi dari kebudayaan mana. Dari segi perkembangannya, bagaimana dikembangkan atau disebarkan. Sedikit pendapat, di Bonerate juga ada Batti’ — Batti’ yang dalam Bahasa Bonerate adalah Banti — Banti. Kalau ini jelas dipengaruhi dari Binongko yang dalam Bahasa Binongkonya adalah Kabanti. Pada artikel ini ada video Banti — Banti atau Kabanti. Berikut isi atau liriknya.

Tabea di mpali — pali. Ane’e ku bumanti saba’e. Asa ba’e dua ba’e. Kubumanti — manti ma’ana.

Va ina henagka akuho. Ka kamba dimoniakosu Ara ko umangka va ina Te soso menangka taliku.

Bisa ko umangka va ina. Te mata su ku menangka ‘e. Te mata te moposiasa. Te mompovale te laro.

Na larosu dingko’o atu. Bahuli na allamo iya Na larosu dingko’o atu. Bahuli na allamo iya.

Ane gara u tandaie. Na tanga’u dimpia mbongi Na tanga’u dimpia mbongi. Ane’e ku kumate’e.

U pake gara nte haira U pada kade untomolinga Bisa ku hematekomo Ane duka untaudani

Bisa ko umangka va ina Bisa siasa na intenga Bisa ko umangka va ina Bisa te seate intenga

Ka’asi ku ntondunemo Na tadu di aanse — aanse su Na tadu di aanse — aanse su Na longasa dimpenadasu.

Ara ku to’oko di uuju Mberoaku te nsura jadi Ara ku to to’oko di uuju Mberoaku te nsura jadi

Ka’asi ku ntondunemo Na tadu di aanse — aanse su Ka’asi no ku ntondunemo Na one no togo binongko

Ka’asi no ku ntondemo Na one nu togo binongko Angka samba na tuhamiu Bara no maingko ka iikami

Di avana iingkami iya Kemepa kadengka meema. Ara te i angka sovo’e Ta maala te rela nako

Ara te i angka sovo’e Kamaala te rela nako

Huft. Susah banget nulis liriknya. Selain harus pause stop dan replay banyak kata — kata yang gak pernah saya dengar. Maklum menggunakan Bahasa Binongko full. Arti liriknya kurang lebih seorang cewe yang sedang jatuh cinta dan (mungkin) dijanjiin sama cowoknya. Tapi ibu (keluarga) si cewe tidak merestui hubungan mereka. Akhirnya si cewe memutuskan untuk pergi dari kampung halaman.

Indonesia sangat kaya. that’s why I really love.

--

--

Mr. I
kasta
Editor for

Code using various programming language commonly based on JVM (Java, Scala, Groovy) with DBMS (Oracle, PostgreSQL & MySQL)