Menulis dengan Sistem Late Post

Mr. I
kasta
Published in
4 min readDec 8, 2017

Cengkareng, Irsyad — Tak terasa dan sangat tidak sadar kalau kopi ini adalah gelas ke-5 hari ini. Little bit nervous or very nervous? Sejak dari Selangor ke KL dan dari KL ke Cengkareng saya mengalami banyak ketidaktenangan pikiran dan hati. Tidak ada cara untuk menghilangkannya tapi solusinya adalah menenangkan diri untuk mengurangi rasa nervous itu. Setiap orang memiliki cara untuk menguranginya, biasanya sih saya ngopi atau dengar lagu atau menulis atau ngoding atau ngobrol dengan orang. Berhubung hari ini gak bisa ngobrol dengan orang secara langsung, saya coba untuk chat semua teman — teman saya. Terserah mereka mau ngomong apa tapi saya sedang nervous. Cara ini gak bisa juga. Dengar lagu, yah playlist di iTunes sudah lagu favorite semua. The Beatles dari album Help! tentunya yang versi mono habis saya dengarkan bahkan saya repeat dari awal lagi. Pindah ke favorite kedua yaitu reggae masih aja nervous. Mau ngoding? Sepertinya gak bisa juga, keadaan tidak memungkinkan untuk ngoding. Males ngeliat codingan pasti akan inget kerjaan terus. OK Nulis!

Nah saya mencoba untuk menulis! Alhamdulillah chat dan menulis dapat mengurangi rasa nervous tersebut. Tapi mau nulis tentang apa? Gak berpikir keras juga sih, tapi nulis tentang apa yang ada di chat aja. Misalnya di chat kan terlalu panjang, jadi komentar atau respon terhadap pernyataan teman — teman saya buatkan artikel, tentunya dari sudut pandang saya dan pembahasan yang lebih general. Try to don’t be stand in one side. Pesan kopi dan sambil dengar lagu adalah posisi yang paling pas untuk menulis. Menulis apapun yang ada sedang terlintas di kepala.

Awal menulis sebenarnya dari SMA mungkin tapi aktif dan merapikan tulisan sejak tahun 2013. Kebetulan ada seorang blogger yang amat saya kagumi. Alhamdulillahnya beliau sangat antusias untuk membantu saya membuat tulisan. Dan satu tantangan yang semua penulis hadapi, yaitu ketika malas datang. Rasa malas membuat tulisan pasti dialami semua penulis baik untuk level pemula seperti saya hingga level senior. Blogger tersebut namanya mas Nando atau saya sering panggil simbah. Simbah selalu menargetkan saya untuk membuat tulisan satu tulisan per hari. Entah itu tulisannya bermanfaat atau tidak. Sejak saat itulah mencoba untuk terus menulis. Belum memperhatikan isi tulisan dan gaya tulisan. Simbah yakin semua penulis memiliki ciri khas dan alur yang berbeda — beda. Tergantung bagaimana cara mereka menjelaskan sesuatu atau bagaimana mereka memahami suatu topik bahasan. Itu berlangsung selama tahun 2014.

Namun sejak sama mantan saya vakum menulis. Terlalu sibuk dengan urusan berdua, bukan cinta — cintaan tapi eksplorasi di bidang IT dan memperdalam ilmu database berhubung doi anak DBD (Database Development). Masih aktif menulis saya sudah menemukan pola tulisan saya, yang menurut simbah ciri khas tulisan saya jelas dalam artian dijelaskan dan sistematis. Mungkin background pendidikan saya Manajemen Informatika jadi semua saya jabarkan seolah — olah menyusun pseudocode dalam bentuk pemaparan. Dan sekarang tahun 2017 akhir aktif lagi menulis. Vakum selama 2 tahun itu membuat saya kehilangan pola, kosakata saya semakin berkurang rasanya dan rasa malas itu datang lagi.

Saya tetap harus punya target untuk menulis, satu hari minimal satu artikel. Gimana mau capai target kalau malas menulis selalu datang. Solusinya simple sebenarnya, buat tulisan sebanyak mungkin dan simpan. Terserah mau simpan sebagai draft di web atau blog, atau simpan dalam bentuk document. Nah dari tadi pagi jam 6 Malaysia Time sampai sekarang jam 5 WIB saya telah membuat 8 tulisan. Tapi masih saya simpan sebagai dokumen word. Sengaja saya simpan dalam bentuk word, karena pasti tulisan saya masih acak banget dan belum tau inti pembahasannya apa. Balik ke chat tadi, tulisan hari ini sebagian besar menjawab pertanyaan, memberikan respon atas pernyataan, dan pandangan terhadap topik bahasan dalam chat tersebut.

Gak ada salahnya membuat late post, toh gak ada yang marah juga kalau late post. Gak usah gengsi kalau orang sebut tulisan lama yang dipost. Ingat, kita cuma punya dua tangan untuk menutup telinga dan tangan kita gak mampu untuk menutup semua mulut orang berkomentar miring terhadap kita. Di semua system operasi pasti ada Timestamp untuk file yang ada dalam computer kita. Nah gunakanlah timestamp tersebut sebagai panduan untuk penerbitan artikel secara online. Kan di platform blogging ada pengaturan waktu post. Oh iyah, satu hal lagi yang ingin saya sampaikan pada artikel ini, selalu informasikan lokasi penulisan. Sekedar mengingatkan kita tentang kapan menulis, apa yang kita tulis dan di mana kita menulis. Dengan begitu kita dapat mengingat kembali kejadian dan keadaan masa lalu kita. Penamban prefix juga penting menurut saya. Misalnya di beberapa artikel saya setelah lokasi ada nama saya (Irsyad) itu maksudnya bahwa tulisan yang saya buat merupakan murni pandangan saya berdasarkan pengalaman dan hasil baca. Masalah prefix ini sebenarnya opsional dan dapat dibuat sesuai kebutuhan atau sesuai selera penulis saja.

System late post juga akan membantu mengatasi malah menulis. Ada kalanya kita rajin menulis bahkan bisa membuat banyak tulisan dalam satu hari, nah bisa juga tulisan — tulisan tersebut kita simpan. Jadi saat malas menulis, pakailah tulisan tersebut. Jangan takut untuk menulis. Jangan takut salah dan tidak sesuai, yah namanya menulis dalam personal blog, saat ada yang mengkritik tutup telinga aja. Biar tulisan lebih banyak, tulis semua hal baik bermanfaat atau tidak. Kalau tulisan kita tidak bermanfaat anggap saja latihan untuk mencari pola dan memperbanyak kosa kata. Remember about practice? Yes, banyak latihan dan belajar. Jangan kebanyakan teori, nulis aja. Biarkan tulisan mengalir mengikuti apa yang sedang dipikirkan dan biarkan kecepatan tangan berlomba dengan kecepatan pikiran.

Jangan menunggu sampai tulisan sempurna sesuai dengan ABDIKASIM (Apa, Bagaimana, Di mana, Kapan, Siapa, dan Mengapa). Karena tulisan tidak akan pernah jadi dan tidak akan pernah ada dalam blog. Metode menulis langsung ini dapat menerapkan prinsip debaters. Googling aja bagaimana seorang debaters. Menulis langsung juga melatih pikiran kita untuk berpikir cepat dengan konsep rapi. Balik lagi dengan practice tadi, kalau kita gak latihan kapan tulisan kita bagus? Takut dikritik atau ada yang marah? Berhenti ngelakuin semua hal. Kritik diterima dengan positif, jadikan kritik itu sebagai bahan belajar. Saat ada yang kritik, cek tulisan lagi bagian mana yang salah dan cari kebenarannya.

--

--

Mr. I
kasta
Editor for

Code using various programming language commonly based on JVM (Java, Scala, Groovy) with DBMS (Oracle, PostgreSQL & MySQL)