Pasangan Kita adalah Manusia. Bukan Malaikat atau Bidadari.

Mr. I
kasta
Published in
5 min readDec 17, 2017

Bangkok, Irsyad — Sore gini enaknya dengerin lagu EDM daripada pusing mikirin apa yang sedang terjadi. Emang apa sih yang terjadi? Gak akan bahas skenario kok di sini. Ada yang dapat dishare dan ada juga yang gak. Gambarannya adalah ketika sepasang yang saling sayang dan memberikan kenyamanan menikmati masa — masa berdua entah sebutannya pacar atau suami istri. Dalam agama Islam kan ada manusia, jin, malaikat, bidadari, iblis, binatang, tumbuhan, dan makhluk cipaanNya yang lain. Dari semua makhluk ciptaan Allah SWT tersebut yang selalu menjadi sorotan akan kebaikannya adalah Malaikat dan Bidadari. Jadi wajar kalau setiap manusia di muka bumi ini mengingkan pasangan seperti malaikat atau bidadari. Seorang laki — laki menginginkan istri seperti bidadari dan seorang perempuan menginginkan suami seperti malaikat. Sadar sih kita kan manusia bukan malaikat ataupun bidadari pasti banyak kekurangan. Tapi bukannya manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna? Yes, sudah ada dalam Al — Quran kok. Berikut arti ayatnya.

“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan”. (QS. Al Isra’ : 70)

Lantas kenapa masih ada orang yang menginginkan pasangan seperti malaikat atau bidadari? Kan udah jelas manusia ciptaan yang paling sempurna. Coba perhatikan arti ayat berikut.

“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakan untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.” (QS. Al A’raf : 179).

Berarti intinya adalah? Silakan kaji lebih lanjut mengenai kedua ayat tersebut, namun yang akan saya garis bawahi pada artikel ini adalah manusia juga dapat menyimpang. Kalau menyimpang berarti udah gak bener dong? Jawab sendiri aja. Back to the topic, dalam menjalani sebuah hubungan memang kita mengidam — idamkan pasangan yang sempurna tapi tidak ada manusia yang sempurna karena alasan tadi. Manusia juga dapat menyimpang. Lantas seperti apakah kita menyikapinya? Sebelum saya berpendapat saya mau ganti playlist dulu. Seharian dengerin lagu Martin Garrix, Selena Gomez, Justin Bieber, dan Kygo. Hmm. Ganti lagu band favorite yang lain dan masih dari negaranya Mr. Bean. The Script dan Coldplay.

Sangat tidak mungkin manusia tidak memiliki sisi jelek atau negatif or whatever you called it. As a disclaimer saya berpendapat dari sudut pandang saya sebagai laki — laki. Ketika pasangan kita berbuat salah atau bersikap tidak sesuai dengan keingingan kita jangan dimarahin. Tidak sepantasnya seorang laki — laki memarahi perempuan, bukan karena pendapat orang yang mengatakan perempuan itu makhluk lemah, mereka tidak lemah kok, mereka cuma baperan. Ya memang Allah menciptakan perempuan dengan sisi emosional yang tinggi dan laki — laki dengan sisi inteligensi yang tinggi. Berapa kali saya membahas masalah ini.

Ketika pasangan kita melakukan hal tersebut cukup nasihatin atau berikan kata — kata yang membangun. Tidak akan ada pertengkaran jika kita menerapkan itu. Hargai apa yang mereka lakukan sefatal apapun kesalahan tersebut. Apalagi sampai mengucapkan kata — kata kasar atau tidak seharusnya diucapkan atau berbuat kasar. Kembali mengingatkan, kita sebagai laki — laki yang meminta mereka untuk menjadi pasangan kita jadi jangan sampai mempermalukan diri sendiri. Kita yang meminta, kita yang mengemis terus mau marah. Istigfar three times dude. That was wrong way. Allah mencintai keindahan, tegurlah mereka dengan cara indah. Jadilah laki — laki yang gentlemen, meminta maaf meskipun kita tidak berbuat salah.

Lantas gimana contohnya? Kalau saya sih biasanya seperti ini. Katakanlah dia marah karena kecapean atau sedang M. Semua laki — laki pasti tau dengan kondisi ini. Saya biasa menggunakan kalimat ini, “Maaf yah semalam aku salah. Kamu sedang capek banget dan sepertinya keadaan kamu lagi kurang fit. Apa yang bisa saya lakukan? Mau dimanja atau jalan cari makan? Atau gini aja deh, kamu kan suka nonton, gimana kalau malam ini kita nonton film di bioskop? Kalau masih gak mood, chat aja yah. I Love U”. Sebagian orang menganggap bahasa itu simple tapi menurut saya sebagai laki — laki gunakanlah bahasa — bahasa yang tidak menyudutkan. Iya benar bukan kita yang salah, tapi sampai kapan mau menuntut kesalahan dia dan sampai kapan kita terus bersikap benar? Toh semua butuh kerja sama. Kalau saya pribadi biasanya mencari kenyamanan, bukan sayang dan kagum, jadi berikanlah kenyamanan pada pasangan kita. Jangan karena mereka berbuat salah lantas kita berubah untuk tidak memberikan kenyamanan juga.

Suatu hubungan sehat itu bukan sekedar cinta dan sayang, karena kedua hal tersebut dapat datang karena rasa kagum. Sekali lagi bedakan antara benar — benar sayang yang datang dari kenyamanan bukan sekedar rasa sayang karena kekaguman indah dan kecerdasannya. Apalagi udah dimasukin dengan materi, itu udah jauh banget dari sayang. Materi dan kecantikan itu bisa pudar dan kecantikanlah paling cepat pudar. Semakin bertambah usia maka kecantikan akan semakin berkurang. Tapi tidak dengan kenyamanan, kenyaman akan selalu ada selama pasangan kita hidup. Selalu sadari bahwa pasangan kita adalah manusia biasa yang selalu digoda oleh iblis untuk melakukan kesalahan, bukan bidadari yang sempurna seperti yang digambarkan dalam Al — Quran.

Terus bagaimana kalau pasangan kita selalu menyalahkan kita, selalu marah sama kita, dan selalu menyudutkan kita? Simplenya peluk dan cium, gak usah dengerin ucapannya kecuali ada yang membangun. Lagian gak usah gengsi menerima kesalahan tersebut kita bukan malaikat kok. Terus memperbaiki diri adalah kuncinya dan marah — marahnya pasangan kita lah salah satu cara untuk mengetahui kita kurangnya seperti apa. Memang kita tidak akan menjadi manusia yang sempurna, yang tidak memiliki kesalahan. Tapi setidaknya kita menjadi sempurna di mata pasangan, bukankah itu yang harusnya kita lakukan? Gak usah dengerin apa kata orang lain dulu kalau sikap kita ke pasangan masih banyak masalah. Sebelum memperbaiki hubungan dengan orang lain, perbaikilah hubungan dengan pasangan. Karena sampai kapanpun kita akan balik ke pasangan. Secapek apapun aktivitas kita, seemosi apapun kita di tempat kerja, seburuk apapun kegiatan kita di luar sana, tempat terakhir dari perjalanan kita adalah pasangan. Itulah alasan kenapa kita harus mencari pasangan yang dapat memberikan kenyamanan, bukan memberikan kenikmatan mata (cantik).

Terakhir untuk artikel ini. Syukuri kehadiran pasangan, jangan mencari yang terbaik karena yang terbaik adalah kita yang menciptakan. Syukuri apapun yang ada pada dirinya, karena semua yang ada pada diri kita adalah cobaan. Apakah dengan keindahan kita akan semakin dekat sama pencipta atau malah terlena dengan keindahan tersebut. Apakah dengan keburukan kita akan semakin dekat dengan pencipta atau malah kita menyekutukan Allah. Na’udzubillahimindzalik.

--

--

Mr. I
kasta
Editor for

Code using various programming language commonly based on JVM (Java, Scala, Groovy) with DBMS (Oracle, PostgreSQL & MySQL)