Pengakuan Atas Perjalanan Panjang #VN

Mr. I
kasta
Published in
3 min readDec 9, 2017

Ingatkah kamu kapan saling mengenal? Aku tidak.

Pernah ku bertanya pada diri sendiri. Kapan aku mengenalmu? Kisah mana aku menyadari dirimu?

Tapi aku tak pernah menemukan jawaban. Tak ada memori bahkan kenangan tepat untuk mengingatnya.

Aku hanya ingin kamu tahu, sejak saat itulah aku mulai kagum akan keindahan mu.

Namun tak cukup buatku untuk menikmati rasa yang begitu dalam.

Belum menjadi satu alasan untuk menyampaikan apa yang aku rasakan saat itu.

Aku pun berjalan menelusuri setiap jalan dan berhenti di setiap persimpangan.

Terus mencoba mencari kedamaian hati yang tak kunjung mendapat pencerahan.

Berhenti dan putus asa akan suatu rasa. Rasa yang tak dapat aku gambarkan. Rasa yang tak pernah dapat aku deskripsikan.

Kamu selalu ada dalam hati dan pikiran aku. Tak ada keberanian untuk mengutarakan maksud.

Tak pernah ada keinginan untuk menyampaikan ego.

Ego untuk memilikimu dan menunjukan seberapa besar sayangnya aku padamu.

Aku berhenti.

Meminta pada sang pencipta untuk menghentikan rasa. Memohon untuk menghapus dan menghilangkan ego.

Buku catatan tentang mu telah aku tutup. Pena yang kugunakan untuk menggambarkan harapan saat itu telah ku buang.

Aku tak pernah menyadari apa yang telah terjadi. Aku tak pernah mengakui bahkan membohongi kata hati terdalam.

Hati kecilku berbisik, apakah ini langkah yang terbaik? Apakah ini cara yang tepat untuk mengatasi rasaku?

Iyah. Logika ku berkata aku harus berhenti.

Sampai pada suatu waktu aku kembali mendapat kesempatan untuk mengenalmu. Namun kali ini berbeda.

Aku merasakan keintiman antara kita. Hatiku berbisik dan mataku mengatakan kamu semakin nyata.

Lagi, hati dan logika berbisik tentang perjuangan. Kembali merasakan dan membuka kebohongan selalu aku tutupin sejak 4 atau 5 tahun yang lalu itu.

Perjuangan ini bukanlah atas pencapaianmu yang gemilang ini. Bukan pula karena kesendirianku.

Ketahuilah aku tak pernah peduli dengan seberapa besar pencapaianmu dan sebarapa sunyi kesendirianku.

Adalah takdir Allah SWT untuk berada pada keadaan dan kondisi saat ini.

Allah menyadarkan keindahan yang kamu miliki tidak seberapa, dibanding kelembutan dan kebaikan hati yang kau simpan rapat.

Lagi aku menyadari keindahan akan hilan dan terhapus masa. Kelembutan dan kebaikan tak akan pernah terhapus oleh apapun.

Kala itu aku telah melakukan kesalahan besar. Mataku dibutakan akan keindahanmu.

Hatiku tak pernah terbuka untuk merasakan hatimu yang lembut.

Harapku adalah saling menjaga. Inginku adalah saling menyayangi.

Aku memiliki hak untuk mencintai dan menyayangimu. Kamu memiliki hak untuk mencintai dan menyayangi orang lain.

Aku memiliki hak untuk mengejar dan menunggumu. Kamu memiliki hak untuk lari dan meninggalkanku.

Sebuah pengakuan hanya dapat dijawab dengan pengakuan juga.

Aku bukanlah orang yang bisa menyampaikan dengan baik. Aku memiliki banyak kekurangan untuk mengucapkan.

Bukan seberapa romantis untuk mengucapkannya, bukan seberapa keras berjuang untuk memberikan rasa.

Tapi seberapa komitmen dan seberapa keras bertahannya rasa dan hati.

Adakah niat untuk membuat kesepakatan dengan ku?

Kesepakatan yang ingin aku ajukan sederhana saja.

Sama — sama nyaman? Ayo sama — sama berjuang dan bertahan.

Memperjuangkan masa depan bersama. Mempertahankan rasa dan hati bersama.

Penawaranku tidak sampai sini. Tidak sampai waktu tertentu.

Permintaanku sampai cita — cita tercapai. Menjadi suami istri dunia dan akhirat.

Bolehkah aku mengulang pertanyaanku?

Apakah kamu merasakan kenyamanan? Seperti kenyamanan yang aku rasakan padamu.

Sederhana saja inginku.

Seandainya kamu merasakan kenyamanan yang sama denganku. Seandainya kamu merasakan kerinduan yang sama denganku.

Aku menawarkan komitmen dunia akhirat berjuang untuk masa depan lebih baik penuh ridho.

Percayalah aku tak seperti yang lain. ✍

--

--

Mr. I
kasta
Editor for

Code using various programming language commonly based on JVM (Java, Scala, Groovy) with DBMS (Oracle, PostgreSQL & MySQL)